---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Rabu 01 Agustus 2001 15:00 UTC


* LAMBATNYA PENYUSUNAN KABINET MENYBABKAN KUALITAS MEGAWATI
DIPERTANYAKAN

Kabinet yang tidak kunjung juga terbentuk merupakan awal yang tidak
terlalu baik bagi Presiden Megawati Soekarnoputri. Dia memang layak
untuk mendengar suara partai, terutama untuk memastikan dukungan
mereka, tetapi sebagai presiden Megawati jelas memiliki hak
prerogatif. Masih sadarkah Megawati akan haknya ini? Koresponden
Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta:

Mungkinkah Megawati akan mengumumkan kabinetnya setelah bertemu
dengan para pemimpin partai? Banyak pengamat yang meragukan hal ini.
Bahkan ada yang menduga para pemimpin partai itu akan bertengkar
mengenai kursi-kursi kabinet. Yang menarik adalah sikap Ketua PAN
Amien Rais. Ia menegaskan bahwa Megawati wajib menerima usulan
personalia partai-partai.

Sehubungan dengan itu kalangan LSM mempertanyakan mengapa partai bisa
mengancam Megawati? Apakah ini berarti bahwa Megawati sudah
"disandera" partai-partai Orde Baru? Dikemukakan pula bahwa ketika
Gus Dur memerintah, partai-partai juga menyodorkan calon-calon
mereka. Tetapi mereka tidak berani mengancam seolah-olah Gus Dur
wajib menerima calon-calon menteri mereka. Sekarang Mega sudah
diancam-ancam.

Tetapi harian Sinar harapan dengan mengutip orang-orang yang dekat
Megawati menulis, Mega menghindari kaki tangan Soeharto masuk
kabinet. Seorang pengamat mengatakan, kalau Mega sudah terima orang
Golkar di kabinet berarti ia sudah menerima orang Soeharto.
Dikatakannya juga mulai hari Kamis pada pertemuan para pemimpin
partai sudah pasti akan terjadi "perkelahian" di antara mereka.

Golkar misalnya sudah menyiapkan 10 nama. Akbar Tandjung tentu
bingung menanggapi permintaan sekian banyak orang Golkar yang ingin
menjadi menteri. Akbar yang sangat lihai tentu tahu bahwa Mega hanya
akan menerima lima atau tujuh nama. Tetapi untuk menghindari
bentrokan maka Akbar menyodorkan 10 nama sekaligus. Amien sebaliknya
hanya masukan dua nama tetapi ia paksakan agar mereka itu duduk di
kursi-kursi yang strategis dan banyak dananya. Karena itu ia
mewajibkan Mega untuk menerima usulan-usulannya.

Ini menunjukkan bahwa penunjukkan menteri sudah bukan hak prerogatif
Presiden lagi. Padahal pada saat sistem kabinet parlementer di
tahun-tahun 50an saja. Perdana Menteri atau formatur tidak pernah
diancam harus menerima calon-calon partai-partai. Formatur yang
duitunjuk Bung Karno misalnya bebas menentukan mau berkoalisi dengan
parpol mana. Perdana menteri Natsir, Wilopo, dan Burhanuddin Harahap
boleh berkoalisi dengan siapa saja. Personalia pun bebas ditentukan
oleh formatur tersebut.

Di Belanda misalnya ada yang disebut sebagai regeer-accoord yaitu
kesepakatan memerintah antara partai-partai yang membentuk koalisi.
Pembagian kursi berlangsung di antara mereka sendiri sesuai dengan
jumlah kursi parlemen dan kesepakatan memerintah itu.

Sekarang Mega kena. Amien memang sudah dapat dianggap orang Orde
Baru. Dia baru menentang Soeharto tinggal satu dua tahun sebelum
Soeharto jatuh. Kalau dia bukan orang Orde Baru tidak mungkin dia
bisa menjadui Ketua Dewan Pakar ICMI. Dan tidak mungkin dia bisa
berkawan dengan Prabowo dan Susilo Bambang Yudhoyono saat itu. Karena
mereka saat itu dekat dengan Soeharto.

Perhatian orang sekarang memang terpusat pada ke tim ekonomi. Tapi
bidang-bidang lain yang juga sangat penting seperti pendidikan. Kalau
menterinya salah maka jiwa bangsa ini akan lebih rusak. Karena
kerusakan jiwa bangsa yang paling fatal kersusakannya. Jadi yang
paling untung menteri pendidikan dan kebudayaan adalah Muchtar
Buchori. Dia adalah teknokrat di bidang pendidikan yang punya
integritas. Paling kabinet perlu uga orang-orang semacam dia agar ada
yang menjadi hati nurani kabinet, seperti Lopa dan Kwik di
pemerintahan Gus Dur dahulu. Kwik juga dahulu ketika digeser Gus Dur
mendapat persetujuan dari Megawati.

Waktu Bung Karno jatuh moral bangsa belum sejelek sekarang. Masih ada
rasa bersalah, rasa kepatutan dsbnya. Deliar Noeer pernah mengatakan
pribadi-pribadi PKI sekalipun dahulu jauh lebih jujur dan sederhana
dari pada pemimpin Orde Baru. Tetapi Sabam Sirait berkata, itu
disebabkan mereka tidak mendapat kesempatan untuk korupsi. Sedangkan
Arnold Barmuli dari Golkar mengatakan hal yang sama. Kebetulan saja
tidak ketahuan, katanya. Seorang aktivis Kelompok Petisi 50
mengatakan PKI pun punya menteri-menteri dan anggota DPR saat itu.
Tetapi mereka tidak korup.

Sekarang perlu kita lihat sampai di mana jiwa kerakyatan Megawati,
katanya. Adakah ia mengikuti ajaran-ajaran marhaenisme bapaknya?
Kalau mau lebih mendalam lagi apakah Mega masih menyadari akan
peringatan bapaknya Bung Karno tentang bahaya dari the life line of
imperialism yang sekarang bermanifestasi melalui globalisasi dengan
IMF dan World Bank.



---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------


...........Menuju Indonesia yang Demokratis dan Berkeadilan............
Untuk bergabung atau keluar dari Milis, silakan anda lakukan sendiri
Bergabung: [EMAIL PROTECTED]
Keluar: [EMAIL PROTECTED]

->Cake, parcel lebaran & bunga2 natal? Di sini, http://www.indokado.com<- 
->  FREE email !! [EMAIL PROTECTED] ... http://www.kulitinta.com  <-

Reply via email to