Profile Purwadi, Ketua KPW PRD JatimApa dosa orang menyebarkan pemikirannya dengan tulisan dan memberikannya kepada rakyat. Apa bedanya dengan teror bom yang terjadi di Jakarta dan apa pula bedanya dengan selebaran yang dikeluarakan oleh POLDA Jakarta dari atas helikopter untuk mencari gembong teror Tommy Suharto. Sandiwara macam apa lagi ini, selamat datang orde baru jilid dua. MYP ----- Original Message ----- From: Red Man To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] Sent: 09 September 2001 16:10 Subject: [INDO-MARXIST] Profile Purwadi Sdr/Bpk/Ibu, dan Kawan-Kawan yang terhormat! Berikut ini kami kirimkan Profile Eusebius Purwadi, Ketua Komite Pimpinan Wilayah-Partai Rakyat Demokratik (KPW-PRD) Jatim yagn sampai sekarang masih ditahan di Polda Jatim, sejak 9 Agustus 2001 dengan tuduhan penghasutan. Berdasarkan penyelidikan yang ada, Purwadi ditangkap sehubungan dengan Kasus penangkapan 8 orang aktivis yang sedang menyebarkan selebaran Anti Orde Baru. Dari perkembangan penyidikan tampaknya Polda berusaha untuk mengembangkannya ke struktur organisasi partai, bukan materi selebaran an sich. Muncul pertanyaan dalam BAP Purwadi tentang sirkulasi distribusi materi-materi dari KPP hingga KPK-KPK, pendanaan partai, mekanisme organisasi (tugas2 di struktur PRD), sistem komunikasi PRD, siapa yang membuat selebaran di KPP, dll. Dari pertanyaan2 itu tampaknya ada usaha dari Polri untuk menyeret KPP-PRD dalam kasus ini. Hal ini juga didasarkan pada pengakuan bahwa yang membuat selebaran tersebut adalah dari KPP yang diturunkan ke daerah-daerah. Profile Purwadi, Ketua KPW PRD Jatim Eusebius Purwadi begitulah orang tuanya memberi nama. Dia anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Emmanuel Suatno dan Elisabeth Kustiyah Wardhani. Adiknya yang pertama bernama Fransiskus Xaverius Supiarso, "Arso" -begitu panggilannya- menamatkan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Kini ia bergabung dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). Dan adiknya yang terakhir, Anastasia Retno Hastuti masih duduk bangku di SMA kelas dua. Eusebius Purwadi, kelahiran Jakarta, 14 Agustus 2001 oleh kawan-kawannya sering dipanggil "Pur" saja, beberapa kawan memanggilnya "Sriti". Tidak jelas alasannya kenapa mereka memanggil "Sriti". Hingga saat ini ia masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Unair, dan sepertinya ia akan terancam drop out karena sering meninggalkan kuliah. "Kuliahku bersama kaum buruh dan tani, aku bersama mereka untuk menuju pada pembebasannya", begitu katanya, ketika kawan-kawannya mengingatkan. Sewaktu kecil Purwadi tidak pernah berpikir menjadi aktivis apalagi bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik. Sejak duduk di bangku SD hingga SMA, Pur dekat dengan kegiatan rohani. Ia menjadi aktivis gereja Katolik di Depok. Selain itu aktif di Kaum Muda Katolik dan koor gereja, bahkan ia menjadi putra Altar ( pelayan misa) di gerejanya. Dari aktivitas gereja inilah, sejak kecil ia bercita-cita menjadi seorang pastor (pemimpin umat gereja Katolik) dan masuk Kongresi Serikat Yesuit (SJ). Karena keaktifannya itulah, ia dipercaya menjadi Ketua Muda-Mudi Katolik Paroki Depok, Ketua Paduan Suara Santa Maria dan Koordinator Misdinar. Latar belakang religuitasnya tersebut mendorongnya menjadi sosok pendiam dan selalu berhati-hati dalam bertindak. Setamat SMA ia melanjutkan kuliah di Universitas Airlangga. "Aku merantau, menimba ilmu di Surabaya", kisahnya ketika itu. Kemudian ia bergabung dengan KMK (Keluarga Mahasiswa Katolik) Aloysius Gonzaga Unair. Di KMK inilah ia mulai bersentuhan "Teologi Pembebasan" yang kontroversial itu. Pur mendapatkan Teologi Pembebasan dari Romo Kurdo. Ia begitu getol mempelajari teologi tersebut dan untuk memanifestasikan idenya, akhirnya ia terlibat gerakan mahasiswa di Unair. Organisasi mahasiswa pertama yang diikuti adalah Komite Solidaritas Mahasiswa (KSM) Unair. Selama di KSM Unair ia juga membantu pengorganisiran kaum tani di Lamongan dan Gresik. Ia juga ikut membantu persiapan aksi buruh di kawasan Tandes pada bulan Maret 1996. Setelah itu ia mulai masuk SMID (Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi) Komisariat Unair. Peristiwa 27 Juli 1996 meletus. Akibat peristiwa yang direkayasa oleh militer ini, kawan-kawan Purwadi di SMID dan PRD ditangkapi oleh Bakorstanasda Jawa Timur. Tak hanya itu, mereka juga disiksa, distroom, ditelanjangi, lalu dikirim ke penjara oleh tentara. Beruntung saat itu Pur tidak ikut tertangkap. Setelah peristiwa "27 JULI" (Tragedi KUDATULI), Purwadi aktif membangun gerakan mahasiswa '98 di Surabaya dan membangun APR (Arek Pro Reformasi) yang diawali dengan aksi mogok makan di Unair. Setelah melakukan aksi-aksi dan pengorganisiran mahasiswa di kampus Unair, APR berhasil membangun basisnya di 16 kampus. Namun di akhir 98 APR mengalami perpecahan dan Purwadi bersama dengan kawan-kawan lain dari 8 kampus mendirikan FPR (Font Pembebasan Rakyat). FPR kemudian melakukan advokasi kasus tanah di Lakarsantri Surabaya, kemudian membangun gerakan mahasiswa yang lebih luas lagi. Berdasarkan hasil konsolidasi di basis-basis kampus, FPR diganti menjadi "AbrI" (Aksi Bersama Rakyat Indonesia). AbrI inilah yang menjadi embrio LMND di Surabaya. Karena keaktifannya dalam membangun perlawanan terhadap rejim militeris-kapitalis Orde Baru itulah, pada tahun 1999 Purwadi mulai dilantik menjadi anggota Partai Rakyat Demokratik. "Aku merasa benar-benar diuji untuk masuk menjadi anggota PRD. Masuk PRD butuh militansi tanpa batas, aku bangga menjadi kader PRD", katanya setelah dilantik. Melalui Konferensi Wilayah I Partai Rakyat Demokratik Jawa Timur Purwadi dipilih menjadi Sekretaris KPW PRD Jatim dan pada tahun 2000 melalui Konferensi Luar Biasa PRD Jawa Timur ia diangkat menjadi Ketua PRD Jatim. Sebagai Ketua, Purwadi aktif membangun front maupun aliansi dengan organisasi-organisasi lain. Front yang berhasil digalangnya dimulai dari "GAM" (Gerakan Anti Militerisme), kemudian ikut membangun "FRT" (Front Reformasi Total). Di FRT ini Purwadi ditunjuk sebagai koordinator. Aksi monumental FRT terjadi pada tanggal 7 Februari 2001. Aksi ini melibatkan 1 juta massa dengan membawa tuntutan Pembubaran Parlemen, Pengadilan dan Pembubaran Partai Golkar, Pencabutan Dwi Fungsi TNI/Polri serta program-program anti Orde Baru lainnya. Aksi FRT ini sering diplesetkan menjadi "Aksi Sejuta Umat", dengan korlapnya Wiwin, Sekretaris PRD Jawa Timur. Dan, front yang terbangun terakhir adalah "DERAS" (Dewan Rakyat Surabaya). Deras berisikan 42 organisasi di Surabaya. Pur, juga sempat beberapa kali pacaran. Namun selalu kandas ditengah jalan. "Sebelas kali pacaran, tapi ngga' bertahan lama. Mereka umumnya takut, karena PRD dituduh komunis oleh rejim. Mungkin sang waktu yang belum berpihak padaku!", demikian penuturannya ketika diwawancari Surya, harian pagi terbitan Surabaya. Purwadi juga pernah ditinggal kawin pacarnya. Dari balik terali besi kini Pur dekat lagi dengan Kathrin mantan pacarnya. Kini Purwadi dan 8 orang aktivis pro-demokrasi Bondowoso masih dipenjarakan oleh Polda Jatim karena melakukan kritik terhadap pemerintahan Megawati-Hamzah Haz yang bersekutu dengan Sisa-sisa Orba (TNI/Polri - Golkar) dan Kaum Reformis Gadungan untuk menuju kekuasaannya yang ada saat ini. Purwadi dan yang lainnya dikenai pasal 160 KUHP, pasal 155 KUHP, pasal 55 KUHP dan pasal 56 KUHP. Pasal-pasal yang digunakan untuk menjerat Purwadi dan 8 aktivis lainnya tersebut adalah pasal-pasal warisan kolonial Belanda. Mereka dituduh menghasut, menyebarkan rasa permusuhan, kebencian, dan menghina pemerintahan yang sah. Walaupun berada di dalam penjara, Purwadi juga banyak menulis tentang fenomena yang ada di dalam penjara dan menulis surat kepada kawan-kawannya di luar penjara. Dari sinilah semangat perjuangan untuk pembebasan rakyat tertindas semakin teguh dipegangnya. "Penjara tidak membuat kami jera" "Penculik tidak membuat kami panik" "Peluru tidak membuat kami ragu" "Perjuangan membutuhkan militansi tanpa batas" Begitulah pesan yang disampaikan Purwadi dan 8 aktivis Bondowoso lainnya dari balik terali besi. Ditulis oleh : Winurantho Adhi (Sekretaris KPW-PRD Jatim) Yahoo! Groups Sponsor Start here... Height: 345678 ft 01234567891011in Weight: lbs. kg. Hancurkan Kapitalisme,Imperialisme,Neo-Liberalisme, Bangun Sosialisme ! ******Ajak lainnya bergabung ! Kirimkan e-mail kosong (isi to...saja)ke: [EMAIL PROTECTED] (langganan) [EMAIL PROTECTED] (keluar) Site: http://come.to/indomarxist Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.