On Tue, Mar 3, 2009 at 2:04 PM, Bayu Mahendra <bayu_...@hotmail.com> wrote: > Saya ingin menanggapi message dari mas Setiajie. Negara Indonesia ini > merupakan negara berkembang dimana pendapatan perkapita nya tidak tinggi,atau > hny dikota2 besar saja yg sudah bs dibilang lumayan. Andaikata orang > indonesia ingin eksplor apa pun,tentu membutuhkan dana banyak. Kemudian > bagaimana mrk menghidupi keluarga mrk? > Mrk lebih memprioritaskan untuk mencari uang agar dapat hidup layak. jika > indonesia sudah sampai tahap dimana semua sudah berkecukupan,saya yakin > banyak org2 yang kreatif. > > Terimakasih.
Kalau dibandingin dengan India dan China gimana? Jangan ngebayangin Hong Kong, Shanghai atau Beijing yang relatif modern, tapi China secara umum. Juga India jangan ngebayangin Mumbai, tapi India secara umum. Rasanya nggak beda-beda jauh, CMIIW. Mereka kreatif banget ;-) Orang-orang India dan China lebih dihargai oleh orang Eropa dan Amerika, saya ngerasain sendiri waktu sempet dikontrak oleh salah satu perusahaan di Eropa. Dari info yang penah saya dengar China pernah mencederai perjanjian kerjasama kereta cepat dengan Jerman (Marleev, (?)). Janji mau pesan 50, baru 6 loko kerjasama diputus oleh pemerintah China. Dan China membuat sendiri kereta cepatnya dengan cetak biru yang "dicuri" dari Jerman :-) Cerita Huwaei gimana? Kenyataannya China gak diembargo pesawatnya ke Eropa tuh :-) Indonesia? Saya pikir ada yang salah dengan bagaimana bangsa ini melihat dirinya sendiri. Juga pemerintahnya. Contoh: masa' untuk meningkatkan awareness akan hak dan kekayaan intelektual aja perlu di buat tim yang diendorse (CMIIW) oleh vendor-vendor software, khan bisa menimbulkan persepsi yang macam-macam. Padahal itu khan ya emang kerjaan pemerintah tanpa perlu sponsor dari mana-mana. Mohon maaf kalau melebar dan jadi OOT. salam, medwinz -- Berhenti langganan: linux-aktivis-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info: http://linux.or.id/milis