Eko Didik Widianto wrote:
Nggak usah dibesar2kan dengan melihat defisiensinya (yang kebanyakan nggak
terlalu penting) dibandingkan keunggulannya. Keunggulannya seabreg.
Ngapain harus beli Windows? sangat mahal, rentan virus, ribet,
resource-hungry, suka mbikin teler dan menjerat (update sini, update sana,
bayar lagi, dll).
Sayangilah generasi penerus Anda. Hindari dari jeratan Windows.
Perkenalkan Linux OS sejak dini... Agar tidak menjadi penerus yang
ketagihan... repot kita.
-eko didik widianto
http://edwidianto.wordpress.com
Pagi ini baca osnews, dapet link ini
http://linuxfonts.narod.ru/why.linux.is.not.ready.for.the.desktop.html
http://www.osnews.com/comments/21510
http://www.osnews.com/story/21510/_Why_Linux_Is_Not_Yet_Ready_for_the_Desktop_
Udah baca kemaren. Memang bikin panas kuping sih bacanya, tapi memang
beberapa hal saya rasakan sendiri, terutama masalah sound. Memang reseh
nih Intel HDA.
Saya menganggap tulisan tersebut sebagai kritik, agar Linux bisa
berkembang lebih baik. Karena sifat Linux yang bebas, setiap orang bisa
langsung berkontribusi. Kritik-kritik pedas seperti ini saya rasa akan
membawa dampak positif.
Berbeda dengan OS tertutup seperti Windows, mau dikritik sepedas apapun,
ga akan berubah jadi lebih baik. Mereka punya agenda dan tujuan sendiri,
salah satunya agar perusahaan tetap menghasilkan keuntungan. Jangankan
pengguna biasa, perusahaan yang beli lisensi banyak pun ketika meminta
suati fitur ke Microsoft, ga dipenuhi.
Linux, sebagai OS yang berasal dari pengguna, akan bisa berkembang jauh
lebih hebat ketimbang OS tertutup. Pengguna yang ga puas, dan punya
sumberdaya cukup (waktu, uang, atau pikiran) bisa menyumbangkannya
dengan mudah.
Semoga kita semua bisa turut serta terlibat di dalam perkembangan Linux,
tidak hanya berdiri di pinggir dan hanya OMDO aja :)
--
Donny Kurnia
http://blog.abifathir.com
http://hantulab.blogspot.com
http://www.plurk.com/user/donnykurnia
--
Berhenti langganan: linux-aktivis-unsubscr...@linux.or.id
Arsip dan info: http://linux.or.id/milis