2009/5/20 Fajran Iman Rusadi <faj...@regex.com>: > 2009/5/20 azuwir <azu...@gmail.com>: >> > mengapa tidak menggunakan Linux (dan keluarga) selalu diasosiasikan dg > pembajakan?
Wah, bingung juga ngejawabnya hehehe ..maaf jika OOT :) Dari sudut pandang saya, kita bisa asosiasikan dengan hal lainnya. Masalahnya, ada moral atau etika yang harus mulai dibiasakan disini, dan pembajakan s/w bisa jadi kondisi normal masyarakat sekitar kita. Walau membajak adalah bagian dari pilihan yang kita harus hormati karena mungkin itu versi kebebasan yang mereka punya, tetap ada tanggungjawab kolektif yang harus kita perhatikan. Karena kesalahan individu atau oknum, tanpa ada kontrol sosial untuk mengingatkan atau membenahinya, kelak akan menghasilkan efek yang sayangnya itu terjadi dan "dinikmati" oleh masyarakat kolektif. > mengapa Linux (dan keluarga) seolah2 menjadi satu-satunya solusi? Kalau soal solusi, saya setuju GNU/Linux tidak selalu jadi solusi, bahkan untuk pembajakan pun ada solusi dengan membeli lisensinya. Bahkan banyak juga yang terganggu dengan perubahan, apalagi mendadak jadi bodoh hanya gara-gara gak bisa ngetik mulus di OpenOffice :) Kesan seolah2 satu-satunya solusi bisa jadi muncul dari euforia pendukung FOSS yang terlena dengan solusi kebebasan tapi melupakan aspek kebutuhan end-user. Masalahnya, ini pun masih bisa diperdebatkan, bahwa menjadi bangga pada pilihan masing-masing pun sangat diperbolehkan dalam konsep kebebasan :D jadi kesan itu bisa jadi salah dalam memilih kosa kata dan penyampaian :) Mohon koreksinya hehehe -- Azuwir Azzurri http://azuwir.web.id -- Berhenti langganan: linux-aktivis-unsubscr...@linux.or.id Arsip dan info: http://linux.or.id/milis