Pada tanggal Monday 17 February 2003 09:43 am, Dekel Tsur menulis:
> On Mon, Feb 17, 2003 at 09:23:44PM -0500, Adinda Praditya wrote:
> > Have look the file and convert it to DVI or PDF
> >
> > Do you guys know what's wrong with the file?
>
> You inserted non-breakable-space chars (i.e., chr(0xa0)) instead of normal
> spaces. Try running 'lyx -dbg key' and see what happens when you press the
> space key.
> To fix existing documents, you need to replace chr(0xa0) by chr(0x20).
> This can be done with sed or perl.

I've moved the double space using "replace" editor, and then copy-paste again 
into lyx. It's beter than before, but i still get (lesser) sentence who are 
out of paragraph. What's wrong?

Thanks,

Dida
#LyX 1.3 created this file. For more info see http://www.lyx.org/
\lyxformat 221
\textclass book
\language bahasa
\inputencoding auto
\fontscheme default
\graphics default
\paperfontsize default
\spacing onehalf 
\papersize Default
\paperpackage a4
\use_geometry 0
\use_amsmath 0
\use_natbib 0
\use_numerical_citations 0
\paperorientation portrait
\secnumdepth 3
\tocdepth 3
\paragraph_separation indent
\defskip medskip
\quotes_language english
\quotes_times 2
\papercolumns 1
\papersides 1
\paperpagestyle default

\layout Chapter

Titik Bertolak - Awal Berkait
\layout Section

Agama Kristen Nyaris Roboh
\layout Standard

7 April tahun 30 A.D.
 (Anno Domini)
\begin_inset Foot
collapsed true

\layout Standard

Tahun A.D.
 (Anno Domini) = Tahun-tahun Tuhan masehi.
\end_inset 

 bertepatan dengan hari Jum'at, YESUS KRISTUS putera Tuhan yang diutus pada
 domba-domba Israel telah dijatuhi hukuman mati, disalib! Demikianlah cerita
 yang tersurat dalam kitab suci ummat Kristen, Perjanjian Baru.
\layout Standard

Di lembah GOLGOTTA Bethlehem Yerusalem, kira-kira pukul 3 sore pada Jum'at
 yang na'as itu, dalam keadaan hampir telanjang, Yesus sang Putera telah
 menjalani hukuman matinya.
 Itulah klimaks dari kegagalan missinya.
 Ia gagal total menanam benih di atas ketandusan bangsanya.
 James M.
 Stalker berkata dalam bukunya:
\layout Quote

"Belum pernah di dunia ini sesuatu kegagalan begitu mutlak nampaknya seperti
 kegagalan Tuhan Yesus.
 Tubuhnya terkapar dalam kubur.
 Musuh-musuhnya sudah menang.
 Kematian mengakhiri segala pertentangan dan dari kedua yang bertentangan
 itu, kemenangan adalah pada pihak pemimpin-pemimpin Yahudi.
 Tuhan Yesus sudah tampak dan menyatakan diri sebagai Messias.
 Tetapi Ia bukanlah jenis Messias yang mereka idam-idamkan.
 Pengikut-pengikutnya sedikit saja jumlahnya dan tidak berpengaruh.
 Masa kerjanya singkat sekali.
 Sekarang Ia sudah mati dan tamatlah riwayatnya."
\begin_inset Foot
collapsed true

\layout Standard

James M.
 Stalker, SENGSARA TUHAN YESUS, terjemahan T.F.
 Foedioka, Jakarta, B.P.
 Keristen, tiada tahun, hal.
 120.
\end_inset 


\layout Standard

Alangkah ironisnya peristiwa itu.
 Betapa tidak, sang BAPAK di sorga seolah-olah tidak mengenal watak hakiki
 bangsa Israel "selalu berkhianat" terutama terhadap Utusan-utusan yang
 datang.
 Ah, lagi-lagi Tuhan Bapak itu telah lalai mempersiapkan keamanan menjelang
 Sang Putera datang ketengah domba-domba Israel.
 Ataukah ada unsur kesengajaan sang BAPAK membunuh PUTERANYA sendiri?
\layout Standard

Cobalah lihat peristiwa yang menimpa diri Yesus ini.
 Bahkan pengikut-pengikutnya yang sedikit itupun mengingkari dia.
 SIMON PETRUS murid yang dicinta dan menyintai juga meninggalkannya.
 Bukan itu saja, ia banyak menyaksikan adegan-adegan hina atas Gurunya.
 Ia menyaksikan Gurunya dituntut di depan pengadilan, tapi ia diam saja.
 Ia menyaksikan pukulan-pukulan tinju menjatuhi tubuh Gurunya, ia diam saja.
 Saat Gurunya diludahi, ia diam saja.
 Ketika orang bertanya apakah ia kenal Yesus, ia menjawab: "Aku tidak kenal
 orang itu." Sampai tiga kali orang bertanya padanya, Simon Petrus murid
 yang terdekat itu tetap menyangkal.
 Padahal ia pernah bersumpah di hadapan Gurunya:
\layout Quote

"Biarpun hamba mati bersama-sama TUHAN tiada hamba akan menyangkali Tuhan."
\begin_inset Foot
collapsed true

\layout Standard

Matius 26: 35.
 (3
\end_inset 


\layout Standard

Takutkah ia? Ataukah ia sehaluan dengan Judas Iskariot si pengkhianat?!!
\layout Standard

Cobalah lihat yang lain, seluruh lapisan masrakat, orang-orang Yahudi, orang
 tua ahli-ahli Taurat, seluruhnya ikut melibatkan diri mereka atas pembunuhan
 yang keji.
 Bahkan yang memilih vonis salib adalah mereka.
\begin_inset Foot
collapsed true

\layout Standard

Yahya 18: 35;-Mattius 27: 23.
 5 Samuel Zwemer, Kemuliaan Salib, te
\end_inset 


\layout Standard

Tatkala kematian di salib berakhir dengan jeritan putus harap: "Ya Tuhan!
 Ya Tuhan, mengapa Engkau tinggalkan Aku" (Eli Eli Lama Sabakhtani), sedangkan
 dari sang BAPAK di sorga tiada juga datang jawaban atas panggilan putera
 yang menyayat pilu, maka berakhirlah sudah kisah dramatis di lembah Golgotta.
 Sebaliknya dari kisah yang tamat, dimulailah awal persengketaan religius
 di kalangan theoloog-theoloog Kristen terhadap diri Yesus.
 Figur siapa "YESUS KRISTUS" menjadi pokok fundamentil dari kekacauan iman
 yang tak habis-habisnya.
\layout Standard

Siapakah sebenarnya ia itu? Seorang manusia, Superman, Juru Selamat yang
 celaka, SEMI (setengah) GOD, ataukah ia PUTERA Tuhan atau TUHAN itu sendiri?
 Itulah soal-soal yang memusingkan akal, mengacaukan keyakinan kaum kristen.
 Missinya yang singkat dan gagal total, kematiannya yang hina di palang
 kayu, membuktikan secara nyata betapa mati gersang rohani bangsa Yahudi
 dan betapa sia-sia serta konyol setiap Utusan Tuhan yang datang pada mereka.
\layout Standard

Adalah satu hal yang wajar bila sejarah Yesus berakhir pada kematiannya:
 Sebagaimana yang dikatakan James Stalker: "Sekarang ia sudah mati dan tamatlah
 riwayatnya."
\layout Standard

Akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian; Sejarah Kristen mulai menampilkan
 lembaran-lembaran babak baru tentang Yesus.
 Justru dengan kisah "SESUDAH MATINYA" itulah, jalan baru telah terbuka
 lempang bagi kelangsungan iman kristiani.
 Kematian Yesus bukan penutup dari kegagalannya, demikian theolog-theolog
 Kristen berbicara.
 Dari kematian timbul masa cerah.
 Samuel Zwemer berkata:
\layout Quote

"Syukur kepada Allah bahwa berita Injil tidak berakhir dengan kematian Kristus.
 Cerita itu tidak tammat dengan jeritan kemenangannya "sudah selesai." Demikian
 juga amanat kerasulan.
 Kematian Kristus disusul oleh kebangkitannya."
\begin_inset Foot
collapsed true

\layout Standard

Samuel Zwemer, Kemuliaan Salib, terjemah Gajus Siagian, BPK.
 Jakarta, 1970, hal.
 70.
\end_inset 


\layout Standard

Orang-orang yang menjadi saksi mata kisah kebangkitan dari maut tersebut,
 termasuk murid-muridnya yang ingkar, konon memperoleh kembali keyakinan
 mereka akan Tuhannya Yesus.
 Kebangkitan dari maut memancarkan cahaya baru, kata Samuel.
\begin_inset Foot
collapsed true

\layout Standard

idem, hal 72.
\end_inset 

 Karenanya kegagalan missi beralih success, yang ingkar balik percaya, yang
 berdosa putih kembali, dan tammatnya kisah Kristus karena kematiannya menjadi
 berlanjut.
\layout Standard

James Stalker berkata:
\layout Quote

"Karena kebangkitannya dari maut maka kebangkitan itu sendiri adalah MUJIZAT
 terbesar, sehingga karenanya SELURUH KEHIDUPANNYA YANG AJAIB menjadi dapat
 dipercaya."
\begin_inset Foot
collapsed true

\layout Standard

James Stalker, Sengsara Tuhan Yesus, hal.
 121.
\end_inset 


\layout Standard

Rasul Paulus juga berkata:
\layout Quote

"Jika Kristus tidak dibangkitkan maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu
 masih hidup dalam dosamu."
\begin_inset Foot
collapsed true

\layout Standard

Korintus 15: 11.
\end_inset 


\the_end

Reply via email to