Kalau sudah seperti ini, saya bertanya-tanya, kemana perginya Tzu Chi
yang selalu penuh dengan cerita dramatis seperti kisah kecelakaan
pesawat di taiwan dimana yang pertama sampai di lokasi adalah relawan
tzu chi.
Sejak gempa di Nias, kian hari, kebanggaan saya akan Tzu Chi makin
terkikis, dan kini kebanggaan itu nyaris habis....
Tinggal satu dua hari lagi... mungkin kebanggaan itu harus saya biarkan
pupus.



harpin70 wrote:

>
> Cerita dari Nias
>
> Mungkin nias adalah cermin daerah tertinggal di Indonesia. Rata-rata
> dari penduduk aslinya tak mengenal bangku sekolah, sehingga usia
> perkawinan dini menjadi hal biasa. Akibatnya tingkat pertumbuhan
> penduduk cukup tinggi.
>
> Saat kami membuka posko kesehatan di daerah pengungsi, seorang ayah
> muda mondar-mandir selama empat kali, setiap kali muncul dia membawa
> 2 anak. Saat kemunculannya yang keempat Dr. Mahendra penasaran
> bertanya, Bapak tadi sudah ke sini kan? Ini siapa? Dia
> berkata, `Anak saya'. Lalu yang tadi? `Anak saya juga', katanya.
> Selama 7 tahun berumahtangga, dia sudah punya 7 anak. Biasanya 2
> bulan setelah melahirkan, istrinya  hamil lagi. Mengapa ini bisa
> terjadi?  Kemiskinan, keterbelakangan, tak berpendidikan, mungkin
> ini alasan yang paling tepat. Tapi ada juga yang berseloroh, habis
> tak ada hiburan lain, selain membuat anak, hehe.
>
> Untuk mencari penghidupan yang baik, banyak diantara mereka merantau
> ke kota besar di daerah sekitarnya, seperti Gunung Sitoli, Sibolga,
> Padang Sidempuan, atau Medan. Karena tak memiliki pendidikan, mereka
> hanya bisa memasuki sector PBB (Persatuan Babu Babu, istilah keren
> dari pembantu rumah tangga untuk wanitanya, dan menjadi tukang becak
> untuk lelakinya). Saat ini katanya 90% pembantu rumah tangga dan
> tukang becak yang ada di Sumatra Utara adalah orang Nias. Mereka
> berhasil mengantikan rekor pembantu rumah tangga yang dulu disandang
> orang Jawa.
>
> Hasil bumi yang paling menonjol dari Pulau Nias adalah Nilam. Saat
> masa panem tiba, banyak abang becak dan pembantu rumah tangga ini
> pulang kampung. Hasil panem dibelikan untuk hal-hal yang konsumtif
> dan baru kembali ke kota saat persediaan uang mereka menipis.
>
> Ada 3 daerah yang rusak parah akibat gempa di Pulau Nias. Yakni
> Gunung Sitoli yang mana merupakan tempat perputaran uang paling
> kencang, tempat dimana masyarakat menjual hasil bumi dan di sini
> masyarakat Tionghoa adalah mayority. Di gunung Sitoli inilah gempa
> paling parah terjadi. Di sini juga vihara Vimala Dharma berada,
> diperkirakan 50% umat Buddha di sini meninggal akibat gempa ini.
>
> Tempat ke dua adalah Lahewah, sekitar 3 jam perjalanan dari mobil
> dari Gunung Sitoli, dan Teluk Dalam (4 jam perjalanan dengan mobil
> dari Gunung Sitoli. Tetapi sejak gempa, jalur penghubung darat
> tempat2 ini terputus.
>
> Saat ini pusat ekonomi di Gunung Sitoli lumpuh total. Semua bangunan
> yang dulu berdiri kokoh kini tinggal onggokan batu. Di malam hari
> gelap gulita dan menjadi kota mati. Umumnya di malam hari inilah
> para penjarah berkeliaran menjarah barang apa saja yang bisa mereka
> jarah. Satu dua pemilik rumah yang di siang hari sibuk membongkar
> reruntuhan rumahnya mencari surat dan barang berharga dengan was-was
> terjadi gempa lagi, saat malam memilih menginap di gunung (dataran
> yang lebih tinggi).
>
> Jalan-jalan penghubung antara Gunung Sitoli ke daerah sekitar juga
> rusak total dan hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor dengan
> resiko tak ada yang menjamin keselamatan Anda.
>
> Akibat lumpuhnya pusat ekonomi di gunung sitoli juga berakibat fatah
> bagi daerah sekitarnya. Tidak ada lagi yang membeli hasil bumi dari
> penduduk, akibatnya hasil alam seperti karet jatuh total.
> Transportasi yang terputus juga menyebabkan pasokan sembako
> terputus, kalau ada harganya pun selangit. Harga sembako yang
> selangit, penduduk yang tak memiliki uang lagi karena tak ada yang
> membeli hasil bumi, menyebabkan banyak yang kelaparan. Hasilnya
> terjadi  eksodus menyeberang ke Sibolga.
>
> Bagaimana dengan bantuan pemerintah? Seorang tokoh masyarakat
> setempat dengan lantang berkata: Tidak ada pemerintah RI di sini!
> Yang ada semua adalah bantuan Asing. Untuk mendapatkan bantuan dari
> pemerintah birokrasinya berbelat-belit. Kalaupun ada bantuan dari
> pemerintah itu hanya sampai di lingkungan keluarga pejabat-pejabat
> pemerintah. Dalam hal bantuan dari pemerintah ini banyak pihak
> sepakat, pemerintah RI sangat lamban dalam bertindak! Mungkin karena
> di sini kami orang Kristen, katanya (maksudnya P. Nias adalah
> daerahnya orang Kristen, berbeda dengan Aceh).
>
> Secara fisik kadang agak sudah membedahkan orang Nias dan orang
> Tionghoa. Karena banyak juga diantara mereka bermata sipit dan
> berkulit putih. Ada yang mengatakan mereka satu ras dengan orang
> filiphina. Saat kami mendata pasien yang lewat posko kesehatan untuk
> pengungsi di daerah Pandan, Sibolga kebanyakan bermarga Zeboa dan
> Harefa.
>
> Karena tak mengenyam bangku sekolah, banyak diantara penduduk nias
> tidak bisa berbahasa Indonesia. Sehingga seperti di luar negeri
> saja, saat memberi pengobatan untuk mereka kita membutuhkan
> penerjemah.
>
> Satu hal negative yang sangat terkenal oleh masyarakat Sumatra dari
> orang Nias adalah kekejaman mereka. Di Nias (Teluk Dalam) perang
> suku masih sering terjadi. Mereka tidak segan-segan untuk menggorok
> dan menggantung leher musuhnya. Cerita penggunanan teluh/guna-guna
> untuk membunuh musuhnya juga masih sering terdengar. Ada yang
> mengatakan kejamnya lebih kejam dari orang Batak. Kesenggol mobil
> sedikit satu kampung muncul.
>
> Saat ini mungkin sembako yang paling dibutuhkan di Nias. Tetapi
> dalam hal pendistribusian sembako ini kacau berat. Seorang bule
> mengatakan orang barat umumnya tidak tahu Nias itu dimana, dicari di
> peta tidak ada, tapi lambat laun mereka tahu juga katanya. Artinya
> adalah, Nias merupakan daerah yang terisolasi. Satu-satunya jalan
> yang bisa ditempuh saat ini menuju Nias dengan biaya murah adalah 
> melalui laut. Itupun hanya bisa sampai di Gunung Sitoli. Nah, dari
> Gunung Sitoli menuju daerah sekitarnya inilah yang susah, padahal
> daerah sekitar ini yang paling membutuhkan bantuan. Umumnya tim
> medis asing dan sembako hanya bisa mencapai Gunung Sitoli. Tidak
> memahami lokasi mana yang memerlukan bantuan, jalan yang terputus,
> resiko keamanan itu adalah sedikit dari alasan susahnya
> mendistribusikan sembako di P. Nias.
>
> Tentang masyarakat Tionghoa di Nias, sebagian besar telah mengungsi,
> dan banyak diantaranya sudah mati. Gunung Sitoli dimana gempa paling
> besar terjadi merupakan tempat kediaman orang-orang Tionghoa. Korban
> paling banyak di sini adalah orang Tionghoa.
>
> Saat di Gunung Sitoli saya menemui seorang ibu yang sedang duduk
> menatap traktor yang sedang membongkar gundukan batu yang dulunya
> ruko. Saya bertanya pada ibu itu bagaimana keadaan keluarganya,
> tanpa basa-basi dia menjawab, `mati semua!', lalu dia memperlihat
> foto keluarga anaknya. Sebuah foto keluarga yang lengkap, terdiri
> ayah-ibu yang dikelilingi anak-anaknya yang ceriah. "Yang ada di
> foto ini mati semua," katanya dengan kering dan datar. Mungkin ia
> sudah terlalu capek untuk meratap.
>
> Ada juga dua kakak beradik yang saking stressnya mendapati kedua
> orang tuanya meninggal,menggunting2 rambutnya sendiri. Kalau malam
> dia berkeliaran dan tidur seadanya di tempat-tempat terbuka.
>
> Saat ini posko dapur umum di Gunung Sitoli dikelola oleh Romo Tapak
> Wong yang merupakan salah satu aktivis vihara. Kakak perempuan dari
> Romo Tapak Wong dan keponakannya juga sudah meninggal akibat gempa
> ini. Saat kami berada di sana jenasahnya baru ditemukan. Anak dan
> istri Romo Tapak Wong sendiri tidak ada yang menjadi korban. Tetapi
> banyak juga pengurus vihara yang kini sudah tiada akibat gempa yang
> terjadi. "Kalau mau sedih, terlalu banyak yang harus disedihkan,"
> kata Romo Tapak Wong. Istri dan anaknya sudah meminta dia
> meninggalkan Nias, tetapi ia masih tetap bertahan untuk mengurus
> dapur umum.
>
> Apabila Anda ada di sini saat ini, tertalu banyak cerita yang
> terdengar tentang keluarga si anu dan si anu yang meninggal, atau
> keluarga si anu yang harus kehilangan beberapa orang dalam waktu
> bersamaan. Juga tentang si anu lain yang harus terbaring luka parah
> di rumah sakit. Selain tubuhnya yang sakit, sangat sulit
> membayangkan bagaimana dia harus menghadapi kenyataan kehilangan
> banyak anggota keluarga dan hartanya dalam sekejap.
>
> Maafkan saya, terlalu banyak cerita sedih dari sini yang harus
> diceritakan sehingga saya tak mampu bercerita lagi.
>
> Ini hanya sebuah mimpi atau hidup memang hanya sekedar mimpi? Dalam
> kondisi seperti ini, tentu banyak yang berharap hidup hanyalah
> sebuah mimpi, dan semoga ini hanyalah sebuah mimpi sedih.
>
> Sibolga, 11 April 2005
>
> Harpin R
>
>
>
>
>
>
>
> ** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org **
>
>
> *Yahoo! Groups Sponsor*
> ADVERTISEMENT
> *Children International*
>
> Would you give Hope to a Child in need?
>   
> <http://us.ard.yahoo.com/SIG=129mrddgt/M=332618.5923858.6999527.2152211/D=groups/S=1705073947:HM/EXP=1113217309/A=2535374/R=0/SIG=142trf8s4/*http://children.780net.com/qry/CICHildselect.taf?_function=childSearch&ETTFMRS_BHST_ID=872&s=f&hostName=Children%20International>
>  
>       
>
> ·     Click Here to meet a Girl 
> <http://us.ard.yahoo.com/SIG=129mrddgt/M=332618.5923858.6999527.2152211/D=groups/S=1705073947:HM/EXP=1113217309/A=2535374/R=1/SIG=142trf8s4/*http://children.780net.com/qry/CICHildselect.taf?_function=childSearch&ETTFMRS_BHST_ID=872&s=f&hostName=Children%20International>
> And Give Her Hope
>
>       
> ·     Click Here to meet a Boy 
> <http://us.ard.yahoo.com/SIG=129mrddgt/M=332618.5923858.6999527.2152211/D=groups/S=1705073947:HM/EXP=1113217309/A=2535374/R=2/SIG=1424c63em/*http://children.780net.com/qry/CICHildselect.taf?_function=childSearch&ETTFMRS_BHST_ID=871&s=m&hostName=Children%20International>
> And Change His Life
>
> *Learn More* 
> <http://us.ard.yahoo.com/SIG=129mrddgt/M=332618.5923858.6999527.2152211/D=groups/S=1705073947:HM/EXP=1113217309/A=2535374/R=3/SIG=1424c63em/*http://children.780net.com/qry/CICHildselect.taf?_function=childSearch&ETTFMRS_BHST_ID=871&s=m&hostName=Children%20International>
>  
>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------
> *Yahoo! Groups Links*
>
>     * To visit your group on the web, go to:
>       http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/
>        
>     * To unsubscribe from this group, send an email to:
>       [EMAIL PROTECTED]
>       <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
>        
>     * Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of
>       Service <http://docs.yahoo.com/info/terms/>.
>
>







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Would you Help a Child in need?
It is easier than you think.
Click Here to meet a Child you can help.
http://us.click.yahoo.com/0Z9NuA/I_qJAA/i1hLAA/b0VolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

** Kunjungi juga website global Mabindo di www.mabindo.org ** 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke