Petruk Jadi Raja Kadang saya sedih melihat dan menilai para pejabat dan bangsa Indonesia ini, maka saya sering ingat cerita wayang golek berjudul PETRUK JADI RAJA, mungkin ada benarnya dengan situasi kondisi di Indonesia saat ini, yang namanya pelawak Petruk kok mau jadi Raja. Kesedihan saya baru bisa teratasi jika selalu ingat cerita wayang golek itu sebab saya ingin menyampaikannya kepada Anda sebagai obat mujarab ketika Anda seperti saya itu.
Mangan Ora Mangan kumpul (makan atau tidak makan asal kumpul) Motto orang Jawa (Indonesia) ini terkenal dari sejak dulu hingga kini yaitu Mangan Ora Mangan Kumpul artinya makan atau tidak makan asal kumpul entah siapa yang memulai, tapi kalau ditelusuri ada benarnya juga, buktinya biar hidup miskin, busung-lapar, gizi buruk, buta huruf, begitu pula ketika gempa bumi di Bantul Yogya ada seorang ibu yang rumahnya dekat dengan gunung Merapi yang sudah ngamuk bergolak menyemburkan awan dan debu panas, namun ibu itu meminta kepada anak-anaknya dengan mengatakan: Mangan Ora Mangan Ngumpul, walhasil apapun yang terjadi tapi asalkan ngumpul di negara Indonesia. Selalu Mengkambing Hitamkan Yang Maha Kuasa Manusia punya seribu satu macam akal bulus, licik, lihai, jahat, nyatanya sudah berbuat jahat tapi justru membantah dan balik menuding dengan berteriak bahwa semua itu adalah cobaan dan ujian dari yang mahakuasa. Coba saja anda tanyakan kepada umat beragama non Buddhis, Mengapa bisa sering terjadi bencana alam dan musibah menimpa manusia? Mereka pasti menjawabnya, oh..itu adalah cobaan dan ujian dari yang mahakuasa dan pasti ada hikmahnya agar manusia bisa sadar dan ingat kepadanya. Padahal bencana alam dan musibah di Indonesia saja yang terjadi di Aceh dan Nias, lalu di Yogya, belum di seluruh dunia, korbannya hingga ratusan ribu nyawa melayang-hilang, luka parah, cacat seumur hidup, tercerai-berai, banyak anak-anak yatim-piatu. Jika kita mau merenungkan dampaknya secara psikologi bagi korban yang trauma, ketakutan berlebih, shok, stres, depresi, bunuh diri, hilang ingatan dst, apakah benar semua itu adalah pekerjaan yang mahakuasa yang mencoba atau menguji manusia hingga sedemikian dahsyat beban penderitaannya sampai seumur hidup? Sungguh lucu dan amat konyol pendapat seperti itu, kalau sementara mereka sendiri memuja-memuji, menyembah dengan keagungan mengatakan bahwa ia mahakuasa, maha adil, penuh cinta-kasih-sayang terhadap umatnya, tapi justru yang mendapat bencana alam dan menjadi korbannya ialah mereka yang taat beragama, dari pagi buta, siang-malam selalu taat beribadah dengan meminta keselamatan, keamanan, kesejahteraan dan kebahagiaan. Mengapa malah yang diperoleh sebaliknya yakni penderitaan yang teramat berat? Andaikata mahakuasa, maha pengasih, maha penyayang, adil-bijaksana, yang menciptakan dan yang mengatur manusia dan seisi dunia dan alam semesta ini dst. Apakah tidak bisa memberikan sesuatu yang baik misalnya mencegah, membebaskan, melindungi umatnya dari bahaya bencana alam dan musibah itu? Pikirkan dan renungkanlah dengan akal sehat manusia. Manusia bebas beragama, bebas melakukan pemujaan atas dasar keyakinan dan kepercayaannya, namun harus diingat bahwa keyakinan dan kepercayaan yang membabi-buta tanpa menggunakan nalar sehat, akal pikiran yang sehat sebagaimana manusia, maka hal itu adalah Kebohohan Spiritual atau Kegelapan Batin yang disebut dalam bahasa pali MOHA. Moha inilah yang sebenarnya mengawali kehidupan manusia dan termasuk semua makhluk hidup di alam semesta ini. Alasannya karena dengan moha ini manusia selalu mau mengikuti keinginannya terus menerus tanpa merasa puas, dan apapun mau dia lakukan hanya karena ingin memuaskan keinginannya yang akhirnya menjadi kemelekatan, keterikatan, kenikmatan walaupun sejenak. Coba bayangkan sendiri bagi mereka yang telah berkeluarga, berapa lamanya suami istri berhubungan badan. Sangat singkat, tetapi kemudian cobalah renungkan bagaimanakah akibatnya? Hamil berbulan-bulan, sampai sembilan bulan menderita kurang istirahat. Lalu melahirkan dengan berjuang antara mati dan hidup penuh derita, ketika bisa lolos selamat untung tapi kadang ada yang menjadi korban waktu melahirkan anak. Pada saat kelahiran, penderitaan belum berakhir bahkan justru awal penderitaan panjang hingga seumur hidup selama Anda masih berkeluarga, kurang tidur, lelah, dst. Jadi, istilahnya dikatakan secara umum: Nikmat sekejap/sekilas, tapi penderitaannya seumur hidup, bahkan terus berlanjut kepada kehidupan yang akan datang. Sebab itu, Buddha hanya menunjukkan jalan untuk keluar dari lingkaran setan penderitaan hidup ini, dengan sabda Nya yang singkat: Jangan berbuat jahat baik melalui pikiran, ucapan dan tindakan, sebaliknya banyaklah berbuat baik hingga sempurna. Terakhir sucikan hati dan pikiran agar Anda bisa mencapai kesucian batin dan akhirnya meraih kebebasan abadi dari Loba, Dosa dan Moha (keserakahan, kebencian dan kegelapan batin) inilah ajaran Buddha dari zaman ke zaman yang akan datang tetap sama. Kesimpulan akhir Artikel ini bertujuan untuk membahas melalui perenungan yang dalam dan disertai pengertian agama yang benar (Dhamma), dalam mengupas secara terbuka dan bebas berdasarkan fakta yang ada pada potret kehidupan manusia. Bahwa sebenarnya bencana alam dan musibah, penderitaan, kemiskinan, kebahagiaan, dan kesuksesan setiap orang itu terpulang kepada perbuatannya sendiri. Diri sendirilah yang menciptakan keadaan hidup baginya dan sebaliknya tak ada makhluk agung apa pun namanya yang mampu mengubah nasib kehidupan mahluk lainnya selain dirinya sendiri. Semoga uraian Dhamma ini dapat menggugah batin kita semua, hingga bisa menimbulkan inspirasi yang amat berguna baik bagi diri kita sendiri maupun untuk semua makhluk. Sabbe satta bhawantu sukhitatta. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Seharusnya seseorang bertemu dengan orang bijaksana yang dapat menunjukkan kesalahan-kesalahannya dan memberikan peringatan, seperti orang yang menunjukkan tempat tersimpannya harta karun. Dengan orang seperti itulah seharusnya seseorang bergaul. Pergaulan yang demikian itu akan membawa kebaikan, bukan kemerosotan. Sabda Buddha: Dhammapada, babVI.76 : Orang Bijaksana. Jakarta, 15 Juni 2006 Salam damai, Bhikkhu Sudhammacaro (Rohaniwan Buddha) __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com ** MABINDO - Forum Diskusi Masyarakat Buddhis Indonesia ** ** Kunjungi juga website global Mabindo di http://www.mabindo.org ** Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/