Dear pak Kevin,

Tetap semangat  yah pak juga team di FABB. Maju terus,mudah-mudahan nanti kan 
berakhir dengan indah.

Thank's
Mei Cu


--- On Tue, 2/23/10, kevin wu <kevinw...@yahoo.co.id> wrote:

From: kevin wu <kevinw...@yahoo.co.id>
Subject: [MABINDO] 1 tahun "bermitra" dengan Buddha-Bar
To: "relexjap milis" <relex...@yahoogroups.com>, "milis business" 
<business-managem...@yahoogroups.com>, "budayationghua milis" 
<budaya_tiong...@yahoogroups.com>, "buddhisindonesia milis" 
<buddhist-indone...@yahoogroups.com>, "dharmajala milis" 
<dharmaj...@yahoogroups.com>, "mabindo milis" <MABINDO@yahoogroups.com>, "mubi 
milis" <m...@yahoogroups.com>, "persindonesia milis" 
<persindone...@yahoogroups.com>, "sahabatkristen milis" 
<sahabat_seiman_kris...@yahoogroups.com>, "samaggiphala milis" 
<samaggiph...@yahoogroups.com>, "spiritualindonesia milis" 
<spiritual-indone...@yahoogroups.com>, "sufiislam milis" 
<sufi-is...@yahoogroups.com>, "sukasukamu milis" <sukasuk...@yahoogroups.com>
Date: Tuesday, February 23, 2010, 10:21 AM







 



  


    
      
      
      



1 Tahun “bermitra” dengan Buddha-Bar



Persis 1 tahun sudah Forum Anti

Buddha-Bar (FABB) bermitra dengan Buddha-Bar. Forum yang dibentuk pada tanggal 
23

February 2009 di Menara Cakrawala, Jakarta oleh tokoh-tokoh umat Buddha yang

mewakili 85 organisasi yang hadir pada sore hari itu guna menjawab keresahan

umat Buddha yang resah atas berdirinya tempat hiburan malam Buddha-Bar di

Jakarta.



Namanya juga “bermitra”, hubungan

ini diwarnai dengan penuh dinamika selama ini. Kadang suka, kadang duka; kadang

seru, tidak jarang juga membosankan; kadang sepi, tetapi tiba-tiba bisa ramai

lagi. Demikianlah dinamika hubungan kami, akan tetapi sampai hari ini kami

tetap bertahan dengan hubungan ini karena Buddha-Bar masih belum merelakan

tuntutan kami yang sebenarnya sederhana, yaitu; Ganti Nama Agama dan keluarkan

semua symbol Agama dalam bisnis Hiburan Malamnya.



Namanya juga “bermitra”, kadang

mereka benar dan kami salah, kadang-kadang malah sebaliknya. Mereka benar bahwa

ini adalah franchise dari Prancis, tetapi mereka salah bahwa tidak semua yang

ada di Luar bisa berlaku di Indonesia yang dikenal taat dan menghormati ajaran 
agama.

Kita mungkin masih ingat bagaimana tersinggungnya rakyat Indonesia ketika figure

Nabi dijadikan “karya seni” kartun oleh bangsa lain, kita juga tersinggung

ketika symbol agama dijadikan bahan video klip, dan masih banyak contoh-contoh 
lain.

Atas dasar “budaya timur” inilah sampai hari ini, belum ada satu pun Buddha-Bar 
lain di ASIA selain di Jakarta.



Mereka “benar” bahwa ini adalah hanyalah

Bisnis sehingga tidak bertujuan untuk menyinggung agama apapun. Apakah 
pernyataan

ini berlaku juga jika yang terjadi adalah Nabi dan Simbol-simbol atas agama

yang dianut dan dicintai pemilik atau pengelola hiburan malam ini? Oleh karena

itu, apa yang FABB perjuangankan tidak semata-mata demi membela satu agama,

akan tetapi demi kepentingan semua agama terlebih lagi para founding father

kita memperjuangkan negara ini dengan dasar ke-bhineka-an serta menjadikan sila

KETUHANAN YANG MAHA ESA menjadi Sila Pertama sebagai landasan Negara Indonesia,

atau apakah dasar dan landasan negara

kita ini sudah tidak berlaku lagi?



Oleh karena inilah, dalam satu

tahun “kemitraan” ini, Forum Anti Buddha-Bar mendapatkan banyak dukungan dari 
Tokoh

Nasional dan Tokoh Lintas Agama yang antara lain oleh; Alm KH Abdurahman Wahid

(Presiden Ke-4 Republik Indonesia), Ahmad Syafii Ma’arif (mantan Ketua Umum

Muhammadiyah) , Abdul Hakim (Director Nur Cholis Madjid Society), Ahman Syafii

Mufid, Prof. Din Samsudin (ketua umum Muhammadiyah) , Romo Frans Magnis Suseno

(tokoh Khatolik), J. Kristiadi (Direktur CSIS), Prof. Jimly Ashidiqqie (Mantan

Ketua Mahkamah Konstitusi), Prof. Komaruddin Hidayat (rector UIN Jakarta), KH

Masdar Mas’udi (PBNU), Prof. Musdah Mulia (ketua ICRP), Muslim Abdurrahman

(ICRP), M. Syafii Anwar (Director ICIP), Bhante Nyana Suryanadi (Ketum SAGIN),

Bhante Jotidhammo (ketum STI), Bhiksu Dharmasaggaro (Ketum SMI), Oka Diputhera

(ketua WALUBI), Romo Ratna Surya Widya (Ketum Magabudhi), Sudhamek AWS (ketum

MBI), Budiono Tantrayoga (ketum Tridharma), Omi Komaria Madjid (istri Alm. Nur

cholis madjid), KH. Said Agil Siradj (PBNU), Ulil Abshar A (NU), Yudi latif

(Reform Institute), KH Nuril Arifin (NU), I Made Gde Erata (ketua umum Parisada

Hindu), Johnson Panjaitan (ketua LBHI), A.A Yewangoe (ketua PGI),  Adnan Buyung 
Nasution (mantan Wantimpres),  dll



Sedangkan keberhasilan- keberhasilan

yang telah dicapai oleh FABB antara lain;



1.      Dicabutnya sertifikat

merek hiburan malam “Buddha-Bar” pada tanggal 15 April 2009 oleh Direktur Merek

HAKI.



2.      “Plang Nama”

hiburan malam Buddha-Bar diturunkan oleh Pemilik pada tanggal 21 April 2009

disaksikan oleh Dirjen Agama Buddha dan media massa, aktifitas ini adalah 
kebohongan

public dan penghinaan terhadap Menteri Agama (Bpk Mahtuf Basyumi), hal ini

semata-mata hanyalah lips service semata untuk meredam aksi protes krn sampai

hari ini masih beroperasi dengan nama dan simbol-simbol agama di dalamnya.



3.      Dikeluarkannya

Surat Dinas pariwisata per tanggal 22 April 2009 kepada pengelola Buddha-Bar, 
terkait

dengan tuntutan FABB agar Nama diganti dan Simbol-simbol agama tidak

diperbolehkan di dalam hiburan malam tersebut.



4.      September 2009,

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) MEMENANGKAN pihak FABB atas sengketa

melawan pengelola hiburan malam Buddha-Bar (PT. Nireta).



5.      Oktober

2009, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) juga MEMENANGKAN pihak FABB atas

tuntutan pemilik hiburan malam Buddha-Bar (George V-Paris).



6.      8 Februari

2010, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, Kembali MEMENAGKAN pihak FABB atas

upaya banding PT Nireta atas keputusan terdahulu.



Kondisi hingga saat ini, adalah;



1.      Atas keputusan

pengadilan tinggi, sepertinya pihak Buddha-Bar akan mengajukan Kasasi di 
Mahkamah

Agung (MA), kita tunggu saja.



2.      Proses

Pidana atas laporan yang kami lakukan sejak tanggal 11 Maret 2009, masih

berlangsung. Memang terkesan sangat lambat, tetapi setelah kami mengirimkan

surat kepada SATGAS MAFIA HUKUM yang dibentuk oleh Presiden sepertinya kasus

ini mulai kembali dikerjakan. Beberapa hari terakhir kami berkomunikasi secara

intent dan mendapatkan kabar terakhir dari pihak penyidik POLDA bahwa seluruh

berkas sudah lengkap sehingga tinggal menuju ke proses berikutnya yaitu gelar

perkara.



3.      Tuntutan Perdata

kepada Pihak Buddha-Bar (selaku pengelola), Gubernur & Dinas Pariwisata DKI

(selaku pemberi ijin) oleh FABB juga sedang berlangsung. Saat surat ini

diketik, persis besok (24feb10) adalah sidang ke-2 di PN jakpus yang materinya

mendengarkan kemungkinan berdamai oleh semua pihak.



4.      Jika benar alasan

pembukaan hiburan malam Buddha-Bar adalah MURNI BISNIS, maka melihat

perkembangan beberapa bulan terakhir ini hendaknya tidak perlu lagi dilanjutkan

(alias DITUTUP), dikarenakan fakta-fakta yang terjadi antara lain;



a.      Dalam 3

bulan terakhir jumlah pengunjung di waktu weekend (kamis-sabtu malam) terpantau

hanya 20-30% pada jam 23.00 s/d 00.30. sebagai catatan, diawal peluncurannya

pada weekend bisa 200-300 mobil yang terparkir di bawah rel kereta api (jalur

hijau), sekarang kurang lebih hanya 50 mobil saja.



b.      Dalam 2

bulan terakhir, hiburan malam Buddha-Bar mulai mengurangi waktu operasionalnya.

Sebagai catatan, awalnya Buddha-Bar meng-klaim juga membuka “resto”nya di siang

hari senin-minggu. Kenyataan saat ini baru mulai buka jam20.00, itu pun hanya

hari kamis-sabtu (hasil pantauan kami, hari senin-rabu tutup).



c.       Dalam 3

bulan terakhir, hiburan malam Buddha-Bar sangat agresif beriklan baik di

majalah maupun di televisi. Disisi lain TIDAK ADA SATUPUN usaha sejenis yang

melakukan hal serupa, fakta ini mencerminkan 2 kemungkinan, pertama adalah tim

marketing dan PR Buddha-Bar tidak menganggur alias “benar-benar bekerja” atau 
kemungkinan

yang Kedua mereka sedang mengatakan “bisnis kami sedang sepi makanya kami

beriklan”, karena bisnis yang sudah ramai tidak perlu lagi berpromosi. 



d.      Sudah terlalu

banyak biaya-biaya yang tidak perlu yang harus mereka keluarkan untuk tetap

mempertahankan egonya. Tentu saja biaya-biaya tersebut tidak perlu kami rinci

disini.



Demikian tulisan

ini dibuat untuk melaporkan perkembangan hubungan FABB dengan hiburan malam

Buddha-Bar selama 1 (satu) tahun terakhir ini. Semoga tulisan singkat ini bisa 
memberikan warning kepada siapa saja

yang berniat membuka usaha sejenis (HIBURAN MALAM YANG MENGGUNAKAN NABI DAN 
SIMBOL-SIMBOL

AGAMA DI DALAMNYA) untuk mengurungkan niat tersebut karena disamping banyak

pihak yang menolak juga bisnis ini tidaklah menjanjikan di tanah air tercinta

ini.



 



Jakarta, 23

Februari 2010



Semoga semua

mahkluk berbahagia,



Kevin Wu



Koordinator

Forum Anti Buddha-Bar (FABB)



Pemerintahan yang jujur & bersih? Mungkin nggak ya? Temukan jawabannya di 
Yahoo! Answers! http://id.answers. yahoo.com



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  






      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke