Bajawa, Kompas - Untuk mendapatkan pertolongan medis, warga Desa Benteng Tawa, 
Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, harus ke 
Rumah Sakit Umum Daerah Bajawa yang berjarak 67 kilometer. Biaya angkutan umum 
pergi pulang Rp 40.000 per orang.

Alternatif lain, warga berobat ke Puskesmas Marunggela di pusat kota Kecamatan 
Riung Barat. Namun, jaraknya lebih jauh karena melewati tiga kecamatan, yaitu 
Bajawa Utara, Soa, dan Wolomeze. Biayanya juga lebih besar, dengan ojek pergi 
pulang Rp 150.000 per orang. Jika menggunakan angkutan umum, biayanya Rp 70.000 
per orang.

Kondisi memprihatinkan ini terjadi karena sejak 6 bulan lalu tidak ada perawat 
yang bertugas di Puskesmas Pembantu (Pustu) Lindi yang berjarak sekitar 7 km 
dari desa itu. Warga mengeluhkan kondisi itu, Kamis (29/4), saat Kompas 
berkunjung ke desa itu.

”Warga susah kalau sakit. Kami hanya mengandalkan pengobatan tradisional. Bagi 
ibu yang melahirkan, ya pasrah saja. Kalau bayi dan ibu selamat, bersyukur. 
Kalau tak tertolong, ya terima saja kenyataan,” kata Kepala Dusun Lewur Mok, 
Stanis Lausambi.

Menurut Stanis, sejak dua tahun lalu, aparat desa mengajukan ke Dinas Kesehatan 
Kabupaten Ngada agar ada penempatan bidan di pondok bersalin desa (polindes). 
Akan tetapi, sampai saat ini, usulan itu belum direspons. Akibatnya, polindes 
yang dibangun tahun 2008 sampai saat ini belum digunakan.

Selama ini, ibu bersalin hanya ditolong para ibu sekitarnya. ”Kami bersyukur, 
tidak ada ibu melahirkan atau bayi yang meninggal akibat proses persalinan 
tanpa bidan,” katanya.

Warga yang sakit juga terpaksa mengandalkan obat tradisional. Jika terkena 
malaria, misalnya, mereka mengonsumsi akar atau daun pepaya. Kalau sakit perut, 
diobati dengan meminum air rebusan daun pucuk jambu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada Hildagardis Bhoko membenarkan adanya 
kekosongan perawat di Pustu Lindi. Menurut dia, perawat yang bertugas di sana 
sedang mengikuti pendidikan diploma tiga.

”Kami sudah menempatkan perawat pengganti, tapi yang bersangkutan berhalangan 
masuk karena cuti melahirkan. Kami juga pernah menempatkan petugas puskesmas 
sukarela, tapi jarang masuk. Sejak Senin lalu, kami menugaskan seorang bidan 
pegawai tidak tetap. Namun, selama 10 hari, bidan itu mengikuti orientasi di 
RSUD,” katanya.

Kebutuhan perawat di Kabupaten Ngada sangat besar. Selain dibutuhkan di RSUD, 
perawat juga diperlukan di 10 puskesmas, 33 pustu, dan 10 pos kesehatan desa. 
(SEM)
®

------------------------------------

** MABINDO - Forum Diskusi Masyarakat Buddhis Indonesia **

** Kunjungi juga website global Mabindo di http://www.mabindo.org **Yahoo! 
Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/MABINDO/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mabindo-dig...@yahoogroups.com 
    mabindo-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    mabindo-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke