Syekh Siti Jenar adalah orang Islam. Itu berarti umat Nabi Muhammad saw.
Jikalau apa yang beliau capai adalah benar di mata Allah SWT, maka beliau
sudah pasti lebih jenius dibanding Wali-wali yang lain. Ini terbukti di saat
akhir2 hidupnya ketika para Wali bersepakat untuk menghukum mati beliau.
ketika darahnya mengalir keluar dari badannya, darahnya dapat berzikir.. .
Barulah pada saat itu para wali menyesal.

Beliau mampu mencapai maqam yang tinggi seperti itu dengan cara tidak
menduakan atau mentigakan Allah SWT. Dan sudah pasti itu hanya bisa dicapai
dengan mendekat langsung dengan Maha Pencipta, tanpa perantara.

Saya kira, setiap muslimpun tahu, harus dimana mengambil posisi.
Tentu saja, pada kisah ini terdapat banyak pelajaran..

Sehingga terbukanya pikiran.. mana yang benar dan mana yang salah..

Misalkan ada orang di luar Islam yang coba menkritik akidah Islam..
Atau Islam sendiri mengkritik akidah agama lain, dan mengatakan itu salah
dan itu tidak logis..

Itu adalah percobaan memulai peperangan..
Silahkan saja melakukan pembenaran, atau tidak merasa salah, dan terus
melakukan itu..
Tapi itu pasti akan menimbulkan perlawanan..

Umat Islam sendiri diajarkan untuk tidak pernah memulai itu, saya harap
setiap umat beragama lain juga...

Gani K

On 5/23/06, Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Apa yang Mas Bagus TL ungkapan itu sungguh berisi, bagus dan menarik, pada
> umumnya saya setuju artinya 90 % saya setuju, dan soal Syekh Siti Jenar itu
> juga saya ada baca, itu buku bagus dan bermutu tinggi (soal spiritual), tapi
> sayang tidak dikembangkan (mungkin ada friksi dg Wali Songo
> dulunya).  Beliaulah Pelopor Islam-Jawa (assimilasi) yang sungguh Luar Biasa
> :))) Ajaran Syekh Siti Jenar ada kemiripan dengan ajaran Yesus Kristus soal
> spiritual yakni Manunggaling Kawula Gusti, beda mungkin di "Otoritas" yang
> diberikan oleh Allah, yang satu bakat dan tekun belajar, yang lain memang
> langsung dari Kalimah Allah & Roh Allah.
>
>   Terima Kasih masukkannya, bagus, berisi dan menarik :)))
>
>   Salam kembali,
>
>   Rudy Prabowo.
>
> Bagus-Taruno Legowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Tidak ada masalah dengan ungkapan Yesus : "Aku ini satu
> dengan Bapa, Bapa didalam Aku, Aku didalam Bapa." Karena
> ini adalah sebuah ungkapan dari seseorang (yang kebetulan
> diucapkan oleh Nabi Isa As (Yesus)) yang telah mengalami
> transformasi diri ke suatu tingkatan (maqom) ruhaniah yang
> sangat tinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Dan siapapun
> bisa mencapainya. Sekali lagi siapapun bisa mencapainya!
> Persoalannya bagaimana mencapainya itu, ya nggak. Dan saya
> tidak akan membahas metodologi mencapainya itu.
>
> ....
>
> Dan ini perlu dipahami dan dihormati..................tq.
> Saya rasa itu, dari saya.
>
> Salaam,
>
> Bagus TL
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Quotes :
" Spirituality is essentially a journey within. You need no preparations, no luggage to carry - nothing absolutely. What you need is just : LOVE ! And this Love, can only come as an after effect of self-actualization, achieved though the practice of meditative way of life."
- Anand Krishna -





Yahoo! Groups Links

Kirim email ke