Di milis ini saya selama ini adalah anggota yang pasif, artinya saya hanya 
sebagai pembaca saja, walau beberapa kali saya menulis replay dari beberapa 
tulisan yang menurt saya menarik. Saya menyadari saya hanyalah orang yang tidak 
punya “ilmu” sama sekali, kalau toh punya mungkin masih dalam taraf mengenal 
huruf, sekali lagi itu juga kalo punya.
   
  Akhir-2 ini saya ikut tegang juga membaca tulisan Bung Rudi P. Bahkan saya 
ikut juga menanggapi tulisan Bung Rudi. Begitu juga tulisan Bung Dablex (betul 
nggak yah tulis namanya?), juga mas Puthut dll.
   
  Tambah tegang lagi membaca tulisan Bu Dr Tatik, weh jan menghangatkan udara 
Bandung yang lagi rajin hujan. Membuat saya jadi “greng!”
   
  Saya hanya ingin mengomentari debat (soal agama?) antara Bung Rudi dan 
anggota milis yang lain. 
   
  Saya salut ternyata pengetahuan agama dan kitab kalian memang hebat, dan saya 
banyak memperoleh pelajaran berharga.
   
  Kalian sering mengatakan mengatakan bahwa ajaran agama yang kalian anut 
sama-sama mengajarkan kasih (kalo tidak salah itu ada dalam tulisan kalian 
lho?), tapi saya ingin menanyakan, apakah ketika kalian menulis suatu tulisan, 
atau mereplay tulisan yang lain anda memeriksa kedalam diri kalian, kedalam 
hati kalian, perasaan apa yang tersirat saat itu dalam hati kalian, 
mengasihikah, jengkelkah, atau bencikah? (Setiap orang yang membaca tulisan2 
yang ada di milis ini mungkin bisa menebaknya.).
   
  Bagi saya agama itu sesuatu yang sangat…gimana yah?!, sesuatu yang seharusnya 
menghasilkan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi manusia. Tetapi karena 
manusia juga, agama menjadi sesuatu yang melegalisir kekerasan dan hal yang 
tidak baik (saya katakan karena manusia lho, bukan karena agama itu sendiri )
   
  Tentu saja dengan banyaknya kepercayaan (agama) didunia ini, akan timbul 
gesekan-gesekan, tetapi bukankah manusia diberi akal untuk melihat yang pantas 
dan tidak pantas untuk dilakukan, walaupun seandainya hal itu (menurut saya 
pribadi) di titahkan oleh agama yang aku anut.
   
  Kita mempunyai kepercayaan dan iman masing-masing, tentu juga berbeda-beda 
pengajaran yang kita terima, yang membuat kita tentu akan sulit menerima ajaran 
dari agama atau kepercayaan orang lain. Tapi hal itu tidak melegalkan kita 
untuk menghina atau merendahkan orang yang berseberangan iman dengan kita.
   
  Kita boleh saja tidak percaya atau menganggap lucu kepercayaan orang lain, 
sama halnya  dengan membiarkan orang lain tidak percaya dan menganggap lucu 
kepercayaan yang kita anut.
  Hal itu dikarenakan, bisa saja karena kita kurang bahkan ketidak tahuan kita 
akan ajaran kepercayaan oranglain atau karena “doktrin” yang sudah begitu 
tertanam dalam hati dan pikiran kita. Namun sekali lagi, hal itu tidak membuat 
kita berhak merendahkan kepercayaan orang lain.
   
  Biarlah waktu yang akan membuktikan (jika kiamat datang) agama siapa yang 
benar, sebab saya berpikir jika kita yang mengaku beragama dan menyembah Tuhan, 
saling menjatuhkan, siapakah yang akan bertepuk tangan? Iblis!. Kenapa saya 
katakana iblis, karena saya tidak bisa membayangkan, Tuhan yang bagaimana yang 
akan bertepuk tangan kegirangan melihat umat yang Dia ciptakan, mahkluk yang 
paling mulia, saling memaki, berkelahi atau bahkan saling membunuh? Jika ada 
Tuhan yang seperti itu, jujur saja saya tidak akan menyembahnya!
   
  Jadi tidak usahlah kita berdebat atau menonjolkan kehebatan agama kita, jika 
kita sendiri tidak pernah memberikan percikan rasa sejahtera dari agama yang 
kita percayai itu kepada orang lain (walaupun beda kepercayaan).
   
  Akhirnya, saya mohon maaf jika tulisan saya menyakiti hati teman2, saudara2 
di milis ini. Sejujurnya saya menulis ini dengan hati yang berdebar kencang, 
bukan karena saya tidak mau mempertanggung jawabkan tulisan ini. Tetapi karena 
saya takut tulisan saya ini menyakiti atau menyinggung hati teman2 atau 
saudara2. dan juga karena melalui tulisan ini, saya menyingkapkan betapa 
bodohnya diri saya ini. Saya yang cekak pengetahuan dan spiritual, yang sedang 
belajar menyusun huruf 2 “kebajikan” agar bisa menerangi jalan saya yang masih 
remang-remang lha kok berani menulis kayak gini, menggurui lagi. Sekali lagi 
maafkan saya yang “pandir” ini.
   
  God Bless All

                
---------------------------------
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/

Reply via email to