Dear all,

akhirnya .... akhirnya.... ada juga yang menulis
seperti Pak Nicholas Dwi... Sedikit banyak, sebagian,
sepotong, atau seluruhnya, pasti ada isi tulisan itu
yang mewakili perasaan saudara-saudara kita yg lain
dalam milis ini. Pasti pula ada juga yang "panas"
hatinya membaca tulisan Pak Nicholas, karena sama
sekali tidak mewakili pendapatnya. Itu hak
masing-masing kan? Karena persepsi masing-masing kan
juga beda? (maaf, kalo ada yg tersinggung karena salah
asumsi saya). 

Capek deh....


in solidarity,

ika

--- nicholas dwi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Di milis ini saya selama ini adalah anggota yang
> pasif, artinya saya hanya sebagai pembaca saja,
> walau beberapa kali saya menulis replay dari
> beberapa tulisan yang menurt saya menarik. Saya
> menyadari saya hanyalah orang yang tidak punya
> “ilmu” sama sekali, kalau toh punya mungkin
> masih dalam taraf mengenal huruf, sekali lagi itu
> juga kalo punya.
>    
>   Akhir-2 ini saya ikut tegang juga membaca tulisan
> Bung Rudi P. Bahkan saya ikut juga menanggapi
> tulisan Bung Rudi. Begitu juga tulisan Bung Dablex
> (betul nggak yah tulis namanya?), juga mas Puthut
> dll.
>    
>   Tambah tegang lagi membaca tulisan Bu Dr Tatik,
> weh jan menghangatkan udara Bandung yang lagi rajin
> hujan. Membuat saya jadi “greng!”
>    
>   Saya hanya ingin mengomentari debat (soal agama?)
> antara Bung Rudi dan anggota milis yang lain. 
>    
>   Saya salut ternyata pengetahuan agama dan kitab
> kalian memang hebat, dan saya banyak memperoleh
> pelajaran berharga.
>    
>   Kalian sering mengatakan mengatakan bahwa ajaran
> agama yang kalian anut sama-sama mengajarkan kasih
> (kalo tidak salah itu ada dalam tulisan kalian
> lho?), tapi saya ingin menanyakan, apakah ketika
> kalian menulis suatu tulisan, atau mereplay tulisan
> yang lain anda memeriksa kedalam diri kalian,
> kedalam hati kalian, perasaan apa yang tersirat saat
> itu dalam hati kalian, mengasihikah, jengkelkah,
> atau bencikah? (Setiap orang yang membaca tulisan2
> yang ada di milis ini mungkin bisa menebaknya.).
>    
>   Bagi saya agama itu sesuatu yang sangat…gimana
> yah?!, sesuatu yang seharusnya menghasilkan hal-hal
> yang baik dan bermanfaat bagi manusia. Tetapi karena
> manusia juga, agama menjadi sesuatu yang melegalisir
> kekerasan dan hal yang tidak baik (saya katakan
> karena manusia lho, bukan karena agama itu sendiri )
>    
>   Tentu saja dengan banyaknya kepercayaan (agama)
> didunia ini, akan timbul gesekan-gesekan, tetapi
> bukankah manusia diberi akal untuk melihat yang
> pantas dan tidak pantas untuk dilakukan, walaupun
> seandainya hal itu (menurut saya pribadi) di
> titahkan oleh agama yang aku anut.
>    
>   Kita mempunyai kepercayaan dan iman masing-masing,
> tentu juga berbeda-beda pengajaran yang kita terima,
> yang membuat kita tentu akan sulit menerima ajaran
> dari agama atau kepercayaan orang lain. Tapi hal itu
> tidak melegalkan kita untuk menghina atau
> merendahkan orang yang berseberangan iman dengan
> kita.
>    
>   Kita boleh saja tidak percaya atau menganggap lucu
> kepercayaan orang lain, sama halnya  dengan
> membiarkan orang lain tidak percaya dan menganggap
> lucu kepercayaan yang kita anut.
>   Hal itu dikarenakan, bisa saja karena kita kurang
> bahkan ketidak tahuan kita akan ajaran kepercayaan
> oranglain atau karena “doktrin” yang sudah
> begitu tertanam dalam hati dan pikiran kita. Namun
> sekali lagi, hal itu tidak membuat kita berhak
> merendahkan kepercayaan orang lain.
>    
>   Biarlah waktu yang akan membuktikan (jika kiamat
> datang) agama siapa yang benar, sebab saya berpikir
> jika kita yang mengaku beragama dan menyembah Tuhan,
> saling menjatuhkan, siapakah yang akan bertepuk
> tangan? Iblis!. Kenapa saya katakana iblis, karena
> saya tidak bisa membayangkan, Tuhan yang bagaimana
> yang akan bertepuk tangan kegirangan melihat umat
> yang Dia ciptakan, mahkluk yang paling mulia, saling
> memaki, berkelahi atau bahkan saling membunuh? Jika
> ada Tuhan yang seperti itu, jujur saja saya tidak
> akan menyembahnya!
>    
>   Jadi tidak usahlah kita berdebat atau menonjolkan
> kehebatan agama kita, jika kita sendiri tidak pernah
> memberikan percikan rasa sejahtera dari agama yang
> kita percayai itu kepada orang lain (walaupun beda
> kepercayaan).
>    
>   Akhirnya, saya mohon maaf jika tulisan saya
> menyakiti hati teman2, saudara2 di milis ini.
> Sejujurnya saya menulis ini dengan hati yang
> berdebar kencang, bukan karena saya tidak mau
> mempertanggung jawabkan tulisan ini. Tetapi karena
> saya takut tulisan saya ini menyakiti atau
> menyinggung hati teman2 atau saudara2. dan juga
> karena melalui tulisan ini, saya menyingkapkan
> betapa bodohnya diri saya ini. Saya yang cekak
> pengetahuan dan spiritual, yang sedang belajar
> menyusun huruf 2 “kebajikan” agar bisa menerangi
> jalan saya yang masih remang-remang lha kok berani
> menulis kayak gini, menggurui lagi. Sekali lagi
> maafkan saya yang “pandir” ini.
>    
>   God Bless All
> 
>               
> ---------------------------------
> Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai
> perlindungan terbaik terhadap spam. 
>  http://id.mail.yahoo.com/



 
____________________________________________________________________________________
Don't get soaked.  Take a quick peak at the forecast
with the Yahoo! Search weather shortcut.
http://tools.search.yahoo.com/shortcuts/#loc_weather

Reply via email to