"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Kis 13:26-33; Yoh 14:1-6) "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut: · Berbagai masalah dan tantangan hidup masa kini, seperti kenaikan harga bahan pokok, pemanasan global, perbedaan pendapat dst.. telah membuat banyak orang menjadi gelisah dan kemudian juga ada yang ngawur dan amburadul cara hidup dan cara bertindaknya sehingga merusak diri sendiri, sesama maupun lingkungan hidupnya. Hal itu terjadi karena orang hanya mengikuti keinginan dan nafsu pribadi alias tidak beriman atau tidak percaya kepada Tuhan, yang menganugerahkan hidup serta segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka marilah kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus menghayati sabdaNya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Kita dipanggil untuk meneladan cara hidup Yesus maupun menghayati sabda-sabdaNya jika menghendaki hidup benar dan kelak menikmati hidup mulia di sorga ketika dipanggil Tuhan. Kita meneladan cara bertindakNya antara lain ketika ada orang lapar diberi makan, ada orang haus diberi minuman, orang telanjang diberi pakaian, orang asing diberi tumpangan, yang sakit dikunjungi, yang miskin dan berkekurangan dibantu dan ditemani dst…” Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”(Mat 7:21), demikian sabda Yesus. Maka Gereja berani menyatakan bahwa “mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta GerejaNya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendakNya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal” (Vatikan II: LG no 16) · “Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita” (Kis 13:26), demikian kata-kata Paulus yang penuh hiburan dan harapan. Apa yang dikatakan oleh Paulus ini hendaknya menjadi pedoman atau tuntunan hidup kita. Kabar keselamatan telah disampaikan kepada semua orang, seluruh bangsa , baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah. Pesan ini kiranya merupakan ajakan dan panggilan bagi kita untuk senantiasa mengusahakan dialog: dialog iman, dialog teologis, dialog agama atau dialog budaya dan dialog karya. Yang mendesak di Indonesia saat ini kiranya dialog budaya, yang kurang memperoleh perhatian dalam berbagai macam kegiatan dialog atau hidup bersama. Budaya yang saya maksudkan adalah cara melihat, cara merasa, cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kita terdiri begitu banyak suku dan masing-masing suku memiliki budayanya sendiri, karena masalah budaya kurang memperoleh perhatian maka di sana-sini masih terjadi ketegangan, tawuran dan pembunuhan. Dialog harus dijiwai dengan keutamaan kerendahan hati, dimana masing-masing pihak yang sedang berdialog membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh/tenaga serta siap sedia dan rela untuk diberitahu, ditegor, dipuji, disakiti dst.. Di dalam dialog hendaknya terjadi saling belajar, dan untuk itu memang pertama-tama kita harus berani melihat dan mengakui apa yang baik, indah, luhur dan mulia yang ada dalam lawan dialog kita. Kami percaya bahwa di dalam diri kita masing-masing lebih banyak apa yang baik, indah, luhur dan mulia daripada apa yang buruk, amburadul, jorok dan rendah. Marilah kita hayati motto ‘berpikir positif’ atau ‘positive thinking’ selama berdialog, saling menyampaikan pengalaman hidup atau budaya. "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu.Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk." Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia! Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar” (Mzm 2:7-11) Jakarta, 18 April 2008
____________________________________________________________________________________ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ