Sebuah pendapat kalau masih dipendam, tidak prlu referens, tetapi kalau sudah 
dipubliksikan, tenatu tidak valid jika tanpa referens yang absah
Salam
HMNA

  ----- Original Message ----- 
  From: mang dipo 
  To: mayapadaprana@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, August 30, 2008 11:36 PM
  Subject: Re: Balasan: Re: [Mayapada Prana] TIPS MENCARI TUHAN YANG BENAR-2 
TUHAN


  Apakah segala sesuatu harus pakai referens?
  Klo saya jawab dari nafs saya sendiri bagaimana? Apa gak valid?
  Saya lebih percaya kepada nafs saya sendiri, dari pada katanya....
  Hadis telah mengatakan : "Barang siapa ingin mengenal Tuhannya, maka 
kenalilah dirimu sendiri"
  Jika saya sudah menjawab seperti itu apakah masih ada pertanyaan lagi..
  Saya sudah menjawab, bagaimana dengan jawaban pertanyaan saya kepada pak Haji?
  Salam, dipo



  ----- Original Message ----
  From: H. M. Nur Abdurrahman <[EMAIL PROTECTED]>



  Referensnya diambil dari mana?
  Salam
  HMNA

    ----- Original Message ----- 
    From: mang dipo 
    To: mayapadaprana@ yahoogroups. com 
    Sent: Saturday, August 30, 2008 10:40 PM
    Subject: Re: Balasan: Re: [Mayapada Prana] TIPS MENCARI TUHAN YANG BENAR-2 
TUHAN


    Tuhannya Adam, tho....

    Menurut sampeyan?

    Salam, dipo





    ----- Original Message ----
    From: H. M. Nur Abdurrahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id>
    To: mayapadaprana@ yahoogroups. com
    Sent: Saturday, August 30, 2008 11:31:43 PM
    Subject: Re: Balasan: Re: [Mayapada Prana] TIPS MENCARI TUHAN YANG BENAR-2 
TUHAN



    Menurut mang dipo siapa yang mengajar Adam berbahasa ?
    Salam
    HMNA

      ----- Original Message ----- 
      From: mang dipo 
      To: mayapadaprana@ yahoogroups. com 
      Sent: Saturday, August 30, 2008 6:48 PM
      Subject: Re: Balasan: Re: [Mayapada Prana] TIPS MENCARI TUHAN YANG 
BENAR-2 TUHAN


      Mas/mba Indi,
      Maklum saya belum mengetahui apakah sampeyan lelaki atow perempuan...
      Pertanyaan saya tersebut melihat sejarah waktu zaman Al Hallaj dan SSJ 
dan berupa pertanyaan:

      "Untuk itulah jika ada manusia yang berani memperbincangkan soal Roh maka 
dibunuhlah manusia tersebut dengan dalih apapun akan dihalalkan juga?"
      Jadi justru saya bertanya bukan menvonis atow menentukan.
      Bagi saya bahasa arab atow bahasa lainnya tidak apa-apa, Siapa yseh yang 
sebenar yang menciptakan berbagai bahas itu? manusia atow Tuhan? Kalau Tuhan 
berfirman dengan memakai bahasa indonesia atow bahasa lainnya sah atow tidak? 
Menurut sampeyan siapa yang menciptakan bahasa itu?
      Pertanyaan sampeyan: Kalau ternyata ada seseorang yang dikehendaki Allah 
mengetahui tentang ruh walau hanya sedikit (sedikit menurut pengertian Allah), 
apakah anda akan membunuhnya? 
      Justru saya malah akan belajar, dunk...

      Salam sejahtera kembali, dipo

Kirim email ke