++ ada yg melihat dirinya dan alam semesta itu diciptakan (jadi ada
relasi
tuan-hamba) dan ada yg melihat bahwa dirinya adalah bagian tak
terpisahkan dari alam semesta dan alam semesta adalah 'si pencipta'
itu sendiri. Dalam kaitan dengan 'lampu' dan 'sinar lampu' maka golongan
kedua yg saya sebut tadi tidak melihat adanya pemisahan. ini sama dengan
istilah sufi yg menggambarkan bahwa Tuhan itu adalah matahari dan
manusia2 adalah percikan cahaya dari matahari ketuhanan tersebut atau
tuhan adalah samudera dan manusia adalah setetes air yg mengisi lautan
keilahian tersebut.

Apapun yg kita yakini, semoga membawa kebahagiaan bagi
masing2 dari kita. Keyakinan bukan untuk diperdebatkan, tapi untuk
diyakini sepuas-puasnya agar membawa kebahagian pribadi.  Amin.

--- In mayapadaprana@yahoogroups.com, Ojo Kenthir <jokent...@...> wrote:
>
> ...  "Nur Muhammad".. Nur itu artinya cahaya, sinar yg menerangi....  
mosok klo sinar lampu brarti sinar itu sendiri sama dg lampu...?   wong
lampu yg menghasilkan sinar....  dari mana bisa menterjemahkan "Nur
berarti percikan"...?!...dari hongkong..?!!.... menterjemahkan aja kagak
bisa....  huuuu ..payaaah..!!
>
>
>
>
> ________________________________
> From: leonardo rimba leonardo_ri...@...
> To: spiritual-indone...@yahoogroups.com
> Sent: Sunday, February 22, 2009 10:57:02 AM
> Subject: [Mayapada Prana] Saya bingung apa masalahnya sehingga saya
bingung
>
>
> T = Mas Leo,
>
> Saya baru nemu cara berkomunikasi dengan banyak orang di sini. Setelah
apa yang diajarkan Mas Leo, banyak sudah yang saya baca dan saya
terjemahkan dalam benak saya (tapi benak itu apa ya, dan di mana). Ah...
ternyata hanya sebutan saja.
>
> Kata-kata Mas Leo "jalani saja" sungguh luar biasa, akhirnya saya
rada-rada mudeng dengan apa yang disampaikan dan juga gambar yang
disuguhkan di e-mail saya lewat telkomnet.
>
> J = Well, benak is mind, pikiran, adanya di alam astral alias non
fisik. Otak hanyalah counterpart fisik dari mind atau pikiran.
>
> Pikiran kita bukan berada di dalam otak tetapi di alam astral, yg lalu
diterjemahkan oleh otak fisik kita ke terminologi inderawi sehingga kita
dapat mengerti, blip blip blip, blip blip blip...
>
> T = Manusia itu ada tiga wujud mungkin: jasad, sukma, jiwa, gitu ya
Mas Leo?
>
> J = Ada yg bilang seperti itu: jasad, sukma dan jiwa.
>
> Ada yg bilang tubuh, jiwa dan roh. Body, soul and spirit.
>
> Ini konsep dari Yunani Kuno yg digunakan oleh para penulis Perjanjian
Baru di dalam Alkitab sehingga akhirnya menjadi konsep baku di dalam
pemikiran metafisik Nasrani dan Dunia Barat.
>
> Islam juga mengambil alih konsep Yunani dan Nasrani, terutama
pengertian tentang "roh asal" yg di dalam Islam disebut sebagai "Nur
Muhammad", dan di dalam Nasrani disebut sebagai "Firman". Bahasa
Yunani-nya sendiri adalah "Logos".
>
> Jadi Logos itu memang ada dari semula, dan logos itu kemudian menjadi
manusia, tetapi logos itu tetap, dan ada hubungan antara logos yg kekal
itu dan si manusia yg memiliki batas-batas antara kelahiran dan
kematian.
>
> Manusia itu lahir dan mati, tetapi Logos yg meng-hidup-kan si manusia
itu tetap, memang ada dari semula dan akan tetap ada.
>
> Yohanes 1:1 menulis: "In the beginning was the Word, and the Word was
with God, and the Word was God."
>
> Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama Allah, dan Firman
itu Allah. And the word became flesh, dan Firman itu menjadi manusia.
>
> Di dalam Nasrani, Firman atau Allah yg menjadi manusia itu
di-dogma-kan sebagai Nabi Isa Al Masih alias Yesus Kristus.
>
> Di dalam Islam, yg di-percayai sebagai inkarnasi dari Logos itu
namanya Nabi Muhammad. Bahkan kata Yunani "Logos" sudah di-Islam-kan
dengan nama "Nur Muhammad" yg di-dogma-kan sebagai berasal dari Allah,
percikan dari Allah sendiri.
>
> Percikan dari Allah apa lagi namanya kalau bukan Allah sendiri?
Percikan dari air apa namanya kalau bukan air? Percikan api apa namanya
kalau bukan api?
>
> T = Lalu peran jasad, sukma, dan jiwa masing-masing berbeda.
>
> Jasad adalah mesin dengan berbagai organnya, sukma adalah energy /
tenaga yang diberikan yang kuasa, dan jiwa mungkin gabungan keduanya,
karena jiwa itu tempat tinggalnya sukma sedangkan jiwa menggerakkan
raga.
>
> Alhasil hidup itu hanya singgahnya sukma di kala nyasar masuk dalam
jasad bayi yang akan lahir, Allah masih mengawasi gerak-gerik bayi yang
lahir dengan terhubungnya jiwa ditandai dengan bergeraknya cakra mahkota
(ubun-ubun).
>
> Bayi berkembang dan jiwa merasuk menyatu dengan raga, jadilah mata
fisik pelan bisa melihat, telinga fisik pelan mendengar, bahkan rasa
sentuhan di pipi atau rasa hangat ompol dari pipis yang keluar dari
kemaluan, tapi fisik masih belum sepenuhnya bisa bergerak seperti
kemauan jiwa, bla... bla... bla...
>
> Jiwa semakin dalam merasuk dan semakin pintar mengolah raga, jadilah
manusia laki-laki dan perempuan, tetapi sukma itu apa jenis kelaminnya.
Duer.... bingung aku...
>
> J = Jenis kelaminnya maskulin DAN feminin sekaligus. Kalau maskulin
saja seperti tubuh kita secara fisik, maka itu jelas tidak mungkin.
Kalau feminin saja seperti tubuh fisik juga tidak mungkin.
>
> So, tubuh rohani kita bukan feminin maupun maskulin, melainkan
keduanya sekaligus. Saya secara fisik seorang pria, tetapi roh saya pria
DAN wanita sekaligus, maskulin dan feminin at the same time.
>
> Allah sendiri dibilang sebagai pencipta, dan menciptakan manusia
laki-laki dan perempuan. Tapi apa seksualitas dari Allah sendiri?
Menurut saya, karena Allah itu roh, dan bisa menciptakan manusia fisik
pria dan wanita, maka seharusnya Allah itu BISEKSUAL alias pria dan
wanita sekaligus, feminin dan maskulin.
>
> Secara logis seharusnya begitu, karena kalau Allah hanya maskulin saja
sehingga wanita harus tunduk pada pria, maka jenis Allah seperti itu
jelas sangat bias. Agama-agama yg bilang bahwa Allah itu maskulin
terbukti sangat menekan seksualitas, terutama seksualitas para wanita yg
dianggap sebagai ancaman.
>
> Masyarakat di mana Allah adalah pria harus bersifat patriarkal seperti
masyarakat Yahudi di masa lalu, masyarakat Nasrani di Eropa masa lalu,
dan bahkan masyarakat Islami di Timur Tengah sampai saat ini.
>
> Dan mereka bersifat patriarkal (sangat membela kaum pria dengan
mengorbankan kaum wanita) karena Allah itu di-konsepsikan sebagai Allah
yg maskulin, pedahal Allah itu keduanya sekaligus, maskulin dan feminin.
Karena maskulin dan feminin akhirnya menjadi netral.
>
> Masyarakat yg telah mencapai pengertian bahwa Allah itu maskulin DAN
feminin akhirnya bisa menjadi netral juga dengan cara menerima
kesetaraan gender, persamaan HAM antara wanita dan pria. Masyarakat
Barat di masa sekarang adalah masyarakat yg telah banyak membuang konsep
Allah yg patriarkal sehingga akhirnya masyarakatnya menjadi lebih
manusiawi, ada kesetaraan gender, ada penghargaan terhadap HAM, ada
penghapusan diskriminasi, ada kesetaraan status di depan hukum, ada
pemerintahan bersih. Sedikit demi sedikit mereka menjadi netral dan
tidak lagi patriarkal.
>
> Dan semuanya itu dibawa oleh berubahnya konsep tentang Allah, dari
Allah yg maskulin menjadi Allah yg maskulin DAN feminin sekaligus.
>
> T = Jadilah perkataan pada diriku seperti Mas Leo sampaikan "Jalani
Saja"....
>
> Betul jalani saja toh sukma tetap ada mengawasi dan membimbing. Hanya
jiwa dan raga terbengong bengong, setelah matinya raga dan jiwa tempat
bernaungnya sukma hanya tinggal membeku busuk dan menjadi tanah. Lalu
mau jadi apa lagi sukmaku ya, mau masuk ke jasad siapa atau apa lagi
ya...
>
> J = Ngapain dipikirin? Saya cuma bisa bilang bahwa basic-nya kita ini
roh dan BUKAN fisik. Yg fisik cuma sementara saja karena ada saat lahir
dan mati. Tetapi yg roh itu abadi, tidak diciptakan dan tidak akan
musnah. Kesadaran anda itu tetap ada walaupun fisik anda mati, anda ada
karena anda ada, selalu seperti itu.
>
> Kita bilang bahwa Allah ada karena ada, selalu ada. Apa bedanya anda
dengan Allah? Kesadaran anda itu adalah Allah yg melihat dari dalam mata
anda. Kesadaran saya adalah Allah yg melihat dari dalam mata saya.
Karena kita melihat dari dalam mata Allah, maka kemana pun kita mencari
Allah tidak akan bertemu.
>
> Kita hanya akan selalu bertemu dengan manifestasi dari Allah.
Manifestasi Allah bagi saya adalah anda, dia, mereka, tetapi saya
sendiri tidak akan pernah bertemu dengan Allah karena Allah melihat dari
dalam mata saya.
>
> Allah sadar bahwa diri-Nya itu Allah, dan sadarnya itu di dalam saya.
Allah sadar bahwa dirinya itu Allah, dan sadarnya itu di dalam anda.
>
> Kita diajarkan oleh agama-agama untuk mengetuk jalan masuk menuju
Allah, dan banyak orang seumur hidup bahkan sampai mati mengetuk terus
dan tidak dibukakan.
>
> Saat ini banyak orang sudah sadar bahwa kalaupun pintu itu terbuka
kita akan tahu bahwa kita mengetuk bukan dari luar, melainkan dari
dalam.
>
> T = Saya adalah manusia yang sedang menghadapi masalah, berhadapan
dengan masalah, menjalani masalah, menyelesaikan masalah, tapi saya
bingung apa masalahnya sehingga saya bingung. Mungkin bagi sebagian
orang ini bukan masalah karena dengan mudahnya menyelesaikannya.
>
> Saya teringat dengan masalah yang dihadapi anak saya ketika baru saja
belajar pake kaos kaki, baginya itu masalah besar karena saya
mengharuskan dia bisa dan dalam tempo sesingkat-singkatny a dia harus
bisa memakainya.
>
> Saya diam memperhatikan sembari senyum, dalam benak saya: "Gitu Aja
nggak bisa"... He.. he.. he... Manusianya saya meremehkan masalahnya,
tapi mungkin bagi anak saya itu sesuatu yang teramat besar dan berat.
>
> Dari situ saya mencerna dan mencoba berpikir: apa masalahnya sehingga
saya menganggap apapun yang tidak bisa saya kerjakan, selesaikan, takut
menghadapi, atau tidak sesuai dengan keadaan itu masalah, untuk
penghibur saya berkata dalam hati (emang hati bisa berkata) ah...
mungkin ini jalan hidup yang harus saya hadapi dan pasti Tuhan akan
memberikan hikmah dari peristiwa ini....
>
> Lagi-lagi mentok. Pasrah dan menunggu dulu untuk bisa melewati
peristiwa ini dan menemukan hikmahnya. Lalu saya mencoba cari jalan
keluarnya dengan berdo'a, memohon keringanan.
>
> Suatu saat saya terlepas dari masalah saya karena ternyata saya biasa
menghadapi itu, sama ya saat saya menyuruh anak saya pake kaos kaki,
karena saya biasa makanya saya bisa, anak saya nggak biasa makanya dia
tidak bisa, dan ujung-ujungnya menjadi masalah.
>
> He.. he.. he.. mungkin karena tidak biasa itu disebut masalah, kalau
biasa itu hikmah. Bisa karena biasa, makanya cari-cari masalah agar kita
terbiasa karena akan menjadi hikmah dan bukan lagi masalah. Salam semoga
damai karena ini hikmah jangan jadi masalah.
>
> J = Iyalah, kalau sudah biasa maka namanya bukan masalah melainkan
hikmah. Hikmah itu wisdom, kebijaksanaan, kemampuan untuk mengambil yg
pas.
>
> Leo
> Komunitas Spiritual Indonesia <http://groups. yahoo.com/
group/spiritual- indonesia>.
>
>
> Bunda Maria dan bayi Yesus yg di-dogma-kan sebagai inkarnasi dari
Logos, Firman, atau Allah. Berdasarkan dogma itu, dibuatlah turunan
bahwa kalau manusia percaya Yesus maka Yesus akan hidup di dalam manusia
itu, dan manusia itu tidak bisa mati. Pedahal, semua manusia itu memang
seperti Yesus, to begin with, memang berasal dari Logos, Firman, atau
Allah. Dari dahulu, sekarang, sampai kapan pun, manusia itu memang
selalu bersatu dengan Allah di dalam kesadarannya. So, that's how
religion works, membuat suatu dogma dari hal yg sudah jelas. Allah di
dalam kesadaran manusia, lebih dekat dari urat leher manusia, itu fakta
yg sangat basic, dan selalu berlaku tanpa manusia harus di-jejalkan
dengan segala macam syariat. So, kenapa bingung?
>
> ________________________________
> New Email names for you!
> Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and
@rocketmail.
> Hurry before someone else does!
>


Kirim email ke