--- On Thu, 4/23/09, Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id> wrote:
From: Agus Hamonangan <agushamonan...@yahoo.co.id> Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Prabowo Subianto: Siapa yang Galak? To: forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com Date: Thursday, April 23, 2009, 2:43 PM http://cetak. kompas.com/ read/xml/ 2009/04/23/ 03385855/ prabowo.subianto ..siapa.yang. galak Jakarta, Kompas - Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto mengaku tak mengerti dengan pernyataan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yang meminta elite politik tidak bicara galak. Ia justru balik bertanya kepada Yudhoyono. "Siapa yang galak?" kata Prabowo, didampingi sejumlah purnawirawan TNI seusai menghadiri undangan makan siang dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri di Jakarta, Rabu (22/4). Purnawirawan TNI yang hadir, antara lain mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto dan Jenderal (Purn) Subagyo HS, Letjen (Purn) Suaidi Marasabessyi, serta Mayjen (Purn) Theo Syafei. Sebelumnya, Yudhoyono meminta elite politik tak bicara galak. "Hati-hati, jangan terlalu galak mengatakan curang, curang. Belum lama Pemilu 2004 berlangsung. Saya mempunyai memori yang banyak," ujarnya, Selasa (Kompas, 22/4). Secara terpisah, dosen Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Jakarta, Haryatmoko menilai, dari pernyataannya, Yudhoyono terlihat mulai menggunakan argumentasi otoritas. Sikap itu menunjukkan kecenderungan sebagaimana dulu kerap terjadi pada masa Orde Baru. "Kekuasaan yang menentukan benar-salah, " tutur Haryatmoko. Hal itu menunjukkan kemunduran dalam berdemokrasi. Nilai demokrasi Menurut Prabowo, yang dipersoalkannya bersama sejumlah tokoh lain adalah pelaksanaan pemilu yang masih jauh dari nilai demokrasi. Misalnya, mengapa sampai sekarang daftar pemilih tetap (DPT) dirahasiakan. "Kami warga negara, pemimpin politik. Kami punya pengikut. Kami hanya mohon DPT disebarluaskan. Apa itu tidak boleh?" tuturnya. Menurut Prabowo, DPT adalah persoalan prinsip. Oleh karena itu, ia mengimbau dan memohon kearifan serta jiwa besar dari pihak yang bertanggung jawab untuk menyebarluaskan DPT. "Sampai sekarang kami belum menerima DPT," katanya. Menurut Prabowo, ia dan sejumlah tokoh tidak pernah mengatakan akan memboikot pemilu. "Kami mau menyelamatkan proses demokrasi," katanya lebih lanjut. Secara terpisah, Ketua Umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) Agum Gumelar yakin tak ada kecurangan sistematis dalam Pemilu Legislatif 9 April 2009. (sut/jos/dwa)