Tentang al-Basyar dan an-Naas oleh HMNA Ayat-ayat yang mengandung kata basyar adalah seperti berikut: -1-Maryam berkata Ya Tuhanku,betapa mungkin aku mempunyai anak,padahal aku belum pernah disentuh basyar (3:47). -2-Tidak wajar bagi basyar yang Allah berikan kepadanya kitab hikmah dan kenabian (3:79). -3-Berkata orang-orang Yahudi dan Nasrani, kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya. Katakan: Mengapa Allah menyiksamu karena dosa-dosamu? Namun kamu adalah basyar di antara ciptaanNya (5:18). -4-Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya di kala mereka berkata: Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada basyar (6:91). -5-Berkata para pemimpin orang-orang kafir di antara kaumnya: Tidak kami lihat kau melainkan sebagai basyar seperti kami (11:27). -6-Tatkala (perempuan-perempuan) itu melihatnya, mereka mengaguminya dan mereka mengiris tangannya dan berkata: Maha Sempurna Allah, ini bukanlah basyar, ini tak lain dari malaikat yang mulia (12:31). -7-Mereka berkata: Kamu tidak lain dari basyar seperti kami(14:10). -8-Rasul-rasul mereka berkata: Kami tidak lain hanyalah basyar seperti kamu (14:11). -9-Dan ingatlah tatkala Tuhanmu berkata kepada malaikat: Sesungguhnya aku akan menciptakan basyar dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk (15:28). -10-Berkata (Iblis): Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada basyar dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk (15:33). -11-Dan sesungguhnya Kami mengetahui mereka berkata: Sesungguhnya (Al Quran) itu diajarkan oleh basyar kepadanya (16:103). -12-Katakanlah: Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya basyar yang menjadi Rasul (17:93). -13-Mereka berkata: Apakah Allah mengutus basyar menjadi Rasul (17:94). -14-Katakanlah: Sesungguhnya aku ini basyar yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa (18:110). -15-Dan Kami mengutus ruh Kami (Jibril) kepadanya, menjelma di hadapannya (dalam bentuk) basyar yang sempurna (19:17). -16-(Maryam) berkata: Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah ada basyar yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina(19:20). -17-Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat basyar (19:26). -18-Yaitu mereka yang zalim berkata: Apakah ini tidak lain dari basyar seperti kamu (21:3). -19-Dan Kami tidak jadikan abadi bagi basyar sebelum kamu (21:34). -20-Maka berkata para pemuka orang kafir di antara kaumnya: Tidaklah ini kecuali basyar seperti kamu (23:24). -21-Tidaklah ini melainkan basyar seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan minum dari apa yang kamu minum (23:33). -22-Dan sesungguhnya jika kamu taat kepada basyar yang seperti kamu, sesungguhnya bila demikian, kamu benar-benar akan rugi (23:34). -23-Maka kata mereka: Apakah (patut) kita percaya kepada dua basyar yang seperti kita, padahal kaum kedua mereka itu menghambakan diri kepada kita (23:47). -24-Dan Dialah Yang menciptakan basyar dari air dan dijadikanNya keturunan dan keluarga besar dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa (25:54). -25-Tidaklah kamu melainkan basyar seperti kami (26:154). -26-Tidaklah kamu melainkan basyar seperti kami. (26:186) -27-Dan di antara ayat-ayatNya: Yaitu diciptakanNya kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) basyar yang berkembang biak (30:20). -28-Mereka berkata: Kamu tidak lain dari basyar seperti kami (36:15). -29-Ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat: Sesung guhnya Aku akan menjadikan basyar dari tanah (38:71). -30-Katakanlah: Sesungguhnya saya hanyalah basyar seperti kamu diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu, Tuhan Yang Esa (41:6). -31-Dan tidaklah bagi basyar bahwa Allah berkata dengannya kecuali dengan perantaraan wahyu, atau di belakang tabir, atau dengan mengutus seorang utusan, lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinNya (42:51). -32-Maka mereka berkata: Apakah basyar di antara kita (54:24). -33-Maka mereka berkata: Apakah basyar yang memberi petunjuk kepada kami(64:6). -34-Ini tidak lain dari perkataan basyar (74:25). -35-Sengatan bagi basyar (74:29). -36-Dan tidaklah itu melainkan peringatan bagi basyar (74:31). -37-Peringatan bagi basyar (74:36). Dari ke-37 ayat yang mengandung kata basyar, 4 di antaranya dalam surah al-Muddatstsir. Alhasil kata basyar berarti makhluq ciptaan Allah yang masih hidup di atas muka bumi ini. Dari hasil observasi jelaslah bahwa menurut pengertian yang diberikan oleh Al Quran sendiri yang digunakan sebagai kamus (prinsip ayat menjelaskan ayat), kata basyar berarti makhluk manusia yang berdarah daging yang makan dan minum, berkembang biak, mempunyai keturunan dan berkeluarga yang masih hidup di atas muka. bumi ini.
Sedangkan kata an-Naas ditujukan baik kepada yang masih hidup di muka bumi ini: Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada an-Naas. Dari (golongan) jin dan an-Naas (S. An-Naas, 114:5,6) maupun yang sudah mati: peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya an-Naas dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir (S. al-Baqarah, 2:24). WaLlahu a'lamu bisshawab ----- Original Message ----- From: muhamad agus syafii To: agussya...@yahoo.com Sent: Sunday, March 21, 2010 11:46 Subject: [Mayapada Prana] Memahami Jiwa Memahami Jiwa By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA Al Qur'an maupun Hadis banyak sekali menyebut manusia, menyangkut status, hak dan kewajiban, sifat serta kecenderungannya. Dalam al Qur'an manusia disebut dengan nama (1) insan, ins, nas atau unas, (2) basyar, dan (3) bani Adam atau zurriyat Adam. Menurut kebanyakan tafsir, manusia sebagai basyar lebih menunjukkan sifat lahiriah serta persamaannya dengan manusia lain sebagai satu keseluruhan sehingga Nabipun seperti yang tersebut dalam (Q/18:110) disebut sebagai basyar seperti manusia yang lain, hanya saja kepada Nabi diberi wahyu yang membuatnya berbeda dengan basyar yang lain .Sedangkan nama insan yang berasal dari kata uns yang berarti jinak, harmoni dan tampak, atau dari kata nasiya yang artinya lupa, atau dari kata anasa yanusu yang artinya berguncang menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raganya.Manusia dalam pengertian sebagai insan inilah yang memiliki problem-problem kejiwaan, karena kapasitas dan kualitas jiwa tiap orang berbeda-beda. Perbedaan manusia antara yang satu dengan yang lainnya bisa merupakan perbedaan fisik, bisa juga perbedaan mental dan kecerdasan. Dalam konteks terapan (konseling misalnya), pembahasan yang relevan tentang manusia adalah sebagai insan, yakni pada sisi dalam (jiwa) yang ada pada setiap manusia yang mempengaruhi perilakunya, yang mempengaruhi cara berfikir dan cara merasanya. Ada dua status yang disandang manusia seperti yang disebut dalam al Qur'an, menggambarkan kebesaran sekaligus kelemahan manusia, yaitu status sebagai khalifah Allah (Q/2:30, Q/38:29) dan sebagai hamba Nya atau 'abd Allah (Q/2:221, Q/16:77). Dalam hubungannya dengan Sang Pencipta, manusia adalah kecil dan lemah, karena ia hanya sebagai hamba Nya atau 'abd Allah, sedangkan dalam hubungannya dengan sesama ciptaan Allah di muka bumi ini, manusia memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, yaitu sebagai KhalifahNya, sebagai wakilNya dimana ia diberi tanggung jawab untuk atas nama Tuhan menegakkan hukum-hukumNya di muka bumi ini, dan sebagai imbalannya, seluruh isi bumi ini diserahkan pengelolaan dan pemanfaatannya untuk manusia. Jadi manusia menurut al Qur'an adalah besar pada satu dimensi, dan kecil menurut dimensi yang lain. Dari dua dimensi yang kontras inilah maka manusia dalam merespond suatu masalah terkadang berjiwa besar, sportip, bertanggung jawab, siap memberi dan berani, tetapi di kala yang lain ia berjiwa kecil, penakut, curang, tidak bertangung jawab dan putus asa. Manusia memang unik, ia memiliki kecenderungan-kecenderungan tertentu, baik yang positip maupun yang negatip, dan diantara tarik menarik positip-negatip itulah sebenarnya hakikat kemanusiaan manusia diuji kualitasnya. Fungsi jiwa adalah untuk berfikir, merasa dan berkehendak. Bagaimana kualitas ataupun corak kejiwaan seseorang dapat dilihat dari cara berfikir dan cara merasanya. Dalam al Qur'an, aktifitas berfikir dan merasa dihubungkan dengan apa yang disebut dengan nafs (jiwa), qalb (hati), bashirah (hati nurani) dan 'aql (akal), syahwat dan hawa.. Jiwa manusia bekerjanya bersistem, dapat disebut sebagai sistem nafsani, dengan akal,hati,nurani,syahwat dan hawa sebagai sub sistemnya. sumber, http://Mubarok-institute.blogspot.com Wassalam, agussyafii --- Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Muhasabah Amalia (MUSA)' Hari Ahad, Tanggal 18 April 2010 Di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii2, atau http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431.