Eyang Wal,
Kalau di Eropa ada bangsa yang kurang sumber hidupnya seperti Inggris, mereka  
naik kapal dan berlayar mencari jajahan.Belanda membendung tanahnya dari laut 
supaya bisa ditanami gandum.Bangsa Spanyol naik kapal bersama para pastor untuk 
merampok  emas dan membunuhi bangsa Inca,Arsthec dan Maya.Kalau Arab mencari 
BATU METEOR hitam lalu dikudungi kain dan dibilang ini rumah  Allah.Sehingga 
juta2an peziarah datang dari seluruh dunia dan setor uang ( sebelum diketemukan 
minyak) kepada orang Arab .Memang sungguh kreatif karena itu saya usulkan nabi 
Mohammad diangkat menjadi BAPAK AGUNG PARIWISATA. 
Selama zaman Jepang, dimana naik Haji tidak mungkin, ada pendapat bahwa sebagai 
pengganti naik haji ke Mekah boleh  pergi mengunjungi mesjid Demak sampai 
sampai  7 kali. Mungkin ini  diambil dari ajaran Syech Siti Jenarn yang Islam 
Kejawen. Dari siapapun ajaran ini, sangat baik ketimbang membuang deviza jutaan 
dolar setiap tahun dan membuat kaya orang Arab.
Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Ming, 20/6/10, Sony Waluyo <ason...@gmail.com> menulis:


Dari: Sony Waluyo <ason...@gmail.com>
Judul: Re: [Mayapada Prana] Korupsi Tetap Saja Berjaya
Kepada: mayapadaprana@yahoogroups.com
Tanggal: Minggu, 20 Juni, 2010, 3:36 PM


  




Mbah Wal,
 
Ooooo duwit eeee... fulus dana haji itu gede to Mbah?..
halah di rumah sendiri saja banyak situs2 suci yg belum pernah dikunjungi kok 
ya mau-maunya buang2 duwit ke luar negeri ya? ampun deh... lah klo yg di mekkah 
itu bekas punya pagan... lalu apa bedanya setelah dan sebelum pagan... klo yg 
di rumah sendiri dikatakan bekas pagan... lalu juga apa bedanya ... lah emang 
tuhannya pagan sama tuhan islam. tuhannya kristen dll itu beda apa ya? 
memang susah deh...klo tuhannya saja yg disembah tdk ngajari utk akur 
dan damai... patut dipertanyakan itu... apakah tuhannya benar2 tuhan yang 
disebut2 maha kasih/rohim dan maha pengampun itu... lah mosok tuhan maha rohin 
kok ngajari perang... wkwkwwk...
 
[mbah kita ngoceh aja solae katanya dah diblokir gak masuk ke inbox dia... tapi 
tetep saja masuk ke milis... hihihi...]
 
salam,
sonyhw  

 
On 6/20/10, Wal Suparmo <wal.suparmo@ yahoo.com> wrote: 

  








Salam, 
Dalam bidang korupsi orang agama Mohamadan itu memang top. Bahkan orang 
seimannya saja diperas dan dikorupsi  oleh  saudara seagamanya sendiri seperti  
orang bermaksud naik haji. Kok sampai hatinya berbuat begitu? Itu rahasia 
Mohamadan dalam mencari fulus Saya pernah menjadi anggota negosiasi , bagaimana 
para pejabat Saudi memeras para calon haji dari suluruh dunia. dan teritimewa 
dari Indonesia..
Pernah Kementerian Agama seksi Mohamadan PALING KORUP di negara ini. Bahkan 
Menteri Agamanya yang memberi contoh dan panutan yang gemilang memeras calon 
haji dengan Dana Abadinya.Juga dengan ILMU KLENIKNYA UNTUK MEMBONGKAR SITUS 
Tarumanegara di Bogor dalam mencari HARTA KARUN alias FULUS( sebagai orang 
keturunan Arab yang disanjung oleh antek2nya  yang mengaku bangsa Indoneia)).

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Ming, 20/6/10, H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id> 
menulis:
 

Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id>
Judul: Re: [Mayapada Prana] Korupsi Tetap Saja Berjaya
Kepada: mayapadaprana@ yahoogroups. com
Tanggal: Minggu, 20 Juni, 2010, 10:05 AM


  


 

----- Original Message ----- 
From: Sony Waluyo 
To: mayapadaprana@ yahoogroups. com 
Sent: Sunday, June 20, 2010 09:34
Subject: Re: [Mayapada Prana] Korupsi Tetap Saja Berjaya

 
Mas Wal,
 
jadi sekalipun Indonesia ini 100% islam atau 100% kristen tetap akan sama saja 
memegang rekor dlam bidang korupsi getu ya?... wkwkwwk... 
############ ######### ######### ######### ######### ######### ######### 
######### ######### ######### ######
HMNA:
Piuh, piuh, dialog di anatara penganut KEJAWEN. Tidak lengkap lho kalau 
tidak pakai dasar PRIMBON gotoloyo go to loyo !!!
############ ######### ######### ######### ######### ######### ######### 
######### #
 
sonyhw
 
On 6/20/10, Wal Suparmo <wal.suparmo@ yahoo.com> wrote: 

  








Salam, 
Bangsa Indonesia sangat terkenal sebagai bangsa yang sangat agamis.
Bangsa yang mayoritas beragama Islam   yang negaranya adalah terkorup di 
Asia.Dan Kupang yang penduduknya mayortitas beragama Kristen adalah kota yang 
paling korup di Indonesia.Sungguh indah bukan?

Wasalam,
Wal Suparmo

--- Pada Sab, 19/6/10, H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id> 
menulis:
 

Dari: H. M. Nur Abdurahman <mnur.abdurrahman@ yahoo.co. id>
Judul: [Mayapada Prana] Korupsi Tetap Saja Berjaya
Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. com, mayapadaprana@ yahoogroups. com
Tanggal: Sabtu, 19 Juni, 2010, 10:57 PM


  


Korupsi Tetap Saja Berjaya
oleh Ishak Ngeljaratan
 
Si vis pacem, para bellum! Ya, jika ingin damai bersiaplah untuk berperang. 
Ungkapan ini dapat dikenakan pada pernyataan, jika ingin hancurkan kejahatan 
korupsi siaplah memerangi korupsi, terutama siaplah memerangi para pelaku 
korupsi dengan menyeret mereka ke sidang peradilan hukum yang benar-benar 
berkeadilan dan yang benar-benar berkepastian hukum. Berkeadilan hukum dan 
berkepastian hukum dalam proses peradilan tecermin pada pemenuhan rasa
adil masyarakat yang terkena dampak buruk luar biasa dari kejahatan korupsi.
 
Tingginya frekuensi pembahasan, diskusi, dan perdebatan tentang korupsi sebagai 
topik rutin mungkin sudah lama mencapai puncaknya sehingga saat ini kita berada 
dalam suasana anti-klimaks. Suasana demikian melelahkan dan bahkan menjenuhkan 
atau membosankan ketika kita ingin melakukan kajian-kajian
tentang korupsi sebagai sebuah isu topikal. Namun, topik bahasan tentang 
korupsi tetaplah penting karena jenis kejahatan ini dapat melumpuhkan 
eksistensi negara sebagai jenis kejahatan yang diberi stigma sebagai 
extraordinary crime atau kejahatan luar biasa.
 
Sebagai kejahatan luar biasa, korupsi harus diberantas pula secara luar biasa. 
Cara luar biasa yang selama ini ditempuh ialah adanya KPK, Pengadilan Tipikor, 
dan terutama peran SBY, Presiden RI, sebagai panglima tertinggi yang memegang 
komando langsung di dalam perang (bellum) melawan korupsi dan para
koruptor. Namun, selama dua masa pemerintahan SBY, yaitu masa pemerintahan 
SBY-JK plus masa awal pemerintahan SBYBoediono 2009-2014, terkesan kuat bahwa 
hidup para pelaku kejahatan korupsi masih merasa aman atau habitatnya belum
terusik. Padahal, seharusnya penjara sudah dipenuhi para koruptor dan 
habitatnya sudah terobrak-abrik.
 
Kegagalan pemerintahan di bawah kepemimpinan SBY sebagai Presiden RI dalam hal 
pemberantasan korupsi tidak semata-mata kegagalan pemerintahan eksekutif, 
melainkan juga pemerintahan dalam institusi legislatif dan yudikatif. Tidaklah 
berlebihan jika dinyatakan bahwa sejauh ini korupsi masih tetap
berjaya bersama para pelakuknya. Pertanyaan mencurigakan ialah, apakah para 
koruptor masih berada dalam hubungan yang aman dengan para elite yang menempati 
berbagai posisi di dalam ketiga institusi pemerintahan, eksekutif, legislatif, 
dan yudikatif.
 
Bagaimana mungkin habitat para penjahat ini aman-aman saja andaikata para elite 
dalam segenap jajaran pemerintahan sudah berfungsi secara maksimal dan optimal 
sesuai perbedaan perannya masing-masing.
 
Belum tuntasnya pemberantasan korupsi dalam bingkai suap-menyuap atau dalam 
berbagai kasus markus (makelar kasus), termasuk pelelangan keadilan (justice 
for sale), yang melibatkan kejaksaan, kepolisian, kehakiman/peradilan , dan 
kepengacaraan sebagaimana ramai diberitakan selama ini adalah bukti nyata
tentang masih berjayanya kaum koruptor di negeri ini. Sudah seharusnya kasus 
korupsi perpajakan, perbankan, khususnya skandal Bank Century, dan kejahatan 
lain sebagai top-hits issues yang melibatkan tokoh-tokoh pemerintahan dalam 
kasus korupsi ditelanjangkan di depan rakyat sebagai publik yang dambakan 
pemenuhan rasa adil melalui proses peradilan yang adil dan terbuka.
 
Selama timbul kesan adanya persekongkongkolan kepentingan antara para koruptor 
dan pejabat, maka selama itu perang melawan korupsi hanyalah suatu idealisasi 
citra dalam idiom politik pejabat yang sama dengan political nonsense (dusta 
politik) yang akhirnya hanya menyakitkan hati masyarakat dan
melindungi keberjayaan korupsi. Ada baiknya, kita memperbarui niat dan tekad 
kita untuk kembali berusaha memerangi korupsi secara sungguh-sungguh tanpa 
berkedok harimau atau serigala yang berbulu domba yang akan selalu memakan 
domba sebagai mangsanya.
 
 
 


 









Kirim email ke