Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, 
meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan 
nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang 
bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter 
perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah 
non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, 
administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban 
warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang 
teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, 
damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi 
hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua 
substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman 
dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu. 

one liner Seri 513
insya-Allah akan diposting hingga no.800 
no.terakhir 982
*******************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
513 Illustrasi Ilmu Menurut Syari'at Islam di Bidang Kosmologi 

Kosmologi berasal dari kata-kata cosmos (alam syahadah) dan logos (ilmu). 
Artinya secara ma'nawi ialah cabang ilmu falak (astronomy) yang menyangkut 
asal-usul alam syahadah (ayat Kawniyah yang nyata) dikaitkan dengan materi, 
ruang dan waktu serta kausalitas.

Berdasar atas kenyataan hasil intizhar (observasi), alam syahadah ini sedang 
dalam keadan berexpansi, yaitu semua galaxy yang jumlahnya jutaan sedang 
bergerak saling menjauhi. Maka timbullah hingga dewasa ini dua madzhab yang 
saling bertentangan dalam memberikan tafsiran atas obsevasi tersebut, yaitu 
madzhab Alpher-Gamow yang bertitik tolak dari asas penciptaan sekali jadi, dan 
madzhab Bondi-Gold-Hoyle yang bertitik tolak dari asas penciptaan terus-menerus.

Menurut teori madzhab Alpher-Gamow alam shahadah tercipta dari zarrah-zarrah 
(partikel-partikel) sub-atom seperti proton, neutron, elektron dan zarah-zarrah 
sub-atom yang lain (jadi atom belum terbentuk), dalam keadaan kerapatan dan 
suhu yang tinggi. Kemudian terjadi peledakan dahsyat (big bang) sehingga secara 
bergumpal-gumpal zarrah-zarrah sub-atom itu terlempar saling menjauhi. 
Sementara itu gumpalan-gumpalan tersebut terpecah-pecah pula menjadi jutaan 
gumpalan kecil-kecil. Kemudian setiap gumpalan kecil itu "mengembun" menjadi 
plasma. Dari setiap gumpalan kecil plasma itu terbentuklah gugusan 
bintang-bintang yang disebut galaxy. (Plasma adalah phase keempat dari materi, 
phase pertama padat, kedua cair dan ketiga gas). Hasil intizhar bahwa alam 
syahadah ini sedang dalam keadaan berexpansi, disebabkan oleh peledakan dahsyat 
itu.

Teori Bondi-Gold-Hoyle berasumsikan bahwa alam syahadah ini homogen dalam ruang 
dan waktu, tetapi tidak statis. Setiap saat muncul materi berasal dari 
ketiadaan, kemudian materi yang baru muncul itu membentuk galaxy baru, yang 
menggeser tempat galaxy yang sudah ada. Jadi gerak galaxy yang saling menjauhi 
menurut teori ini disebabkan oleh terciptanya materi secara sinambung.

Menurut pendekatan ilmiyah yang bertumpu di atas paradigma filsafat positivisme 
tidaklah mungkin menyatakan yang manakah dari kedua madzhab itu yang benar, 
oleh karena menurut prosedur ilmiyah, ialah observasi, kemudian penafsiran dan 
terakhir uji-coba penafsiran secara experimen. Alam syahadah hanya dapat 
diobservasi, ditafsirkan, tetapi tidak dapat diuji-coba, oleh karena manusia 
yang umurnya pendek walaupun dengan bantuan instrumennya tidak dapat menjangkau 
alam syahadah yang sangat luas ini. Maka pendekatan ilmiyah yang bertumpu pada 
paradigma filsafat positivisme tidaklah mungkin dapat menghakimi kedua madzhab 
itu, mana yang benar mana yang salah. 

Maka untuk mengetahui yang mana di antara kedua madzhab itu yang benar, 
haruslah teori yang bertentangan dari kedua madzhab itu diuji-coba menurut ilmu 
yang Islami yang pertumpu pada Tawhid, dengan merujukkannya pada ayat Qawliyah. 
Allah berfirman:
-- AN RBKM ALLH ALDZY KHLQ ALSMWT WALARDH FY STT AYAMN TSM ASTWY ALY AL'ARSY 
YDBR ALAMR (S. YWNS, 3), dibaca: Inna rabbkumuLlaahul ladzii khalaqas 
samaawaati wal ardha fii  sittati ayyaamin tsummas tawaa 'alal 'arsyi 
yudabbirul amra (s. yu-nus), artinya: 
-- Sesungguhnya Maha Pemeliharamu Allah yang telah menciptakan (benda-benda) 
langit dan bumi dalam enam masa, kemudian ia menyengaja atas 'Arasy mengatur 
urusan (10:3). 
IStaway 'alay l'Arsyi terdapat dalam 7 ayat, yaitu: (7:53), (10:3), (13:2), 
(20:5), (25:59), (32:4) dan (57:4). Dalam ke-7 ayat tersebut dijelaskan setelah 
Allah SWT mencipta benda-benda langit dan bumi, Allah SWT menyengaja atas 
'Arasy, Ia merajai atas daerah kekuasaanNya. Termasuk dalam daerah kekuasaanNya 
adalah 'Arasy itu sendiri, 
-- WHW RB AL'ARSY AL'AZHYM (S. AL TWBT, 129), dibaca: wahuwa rabbul 'arsyil 
'azhiim (s. at tawbah, 129), artinya: 
-- Dan Dia Maha Pemelihara 'Arasy Yang Maha Agung (9:129). 

Salah satu urusan Allah SWT di atas 'Arasy adalah mengurus langit yang 
dipenuhinya dengan dukhan. 
-- TSM ASTWY ALY ALSMAa WHY DKHAN (S. FSHLT, 11), dibaca: Tsummas tawaa ilas 
Samaai wahiya dukhaan (s. fushshilat), artinya: 
-- Kemudian Ia menyengaja kepada langit dan dia dukhan (41-11). 
Dalam ayat ini langit dinyatakan dalam bentuk mufrad (tunggal, singular) 
asSamaau, ini bermakna bukan benda-benda langit asSamaawaat yang jama', 
melainkan bermakna ruang antar bintang-bintang (nujuwmun). Ruang inilah yang 
dipenuhi oleh Allah SWT dengan dukhan(*) dengan proses yang dinyatakan oleh 
ayat: 
ANMA AMRH ADZA ARAD SyaA AN YKWLH KN FYKWN (S. YS, 82), dibaca: Innamaa amruhuu 
idzaa araada syaian ay yaquula lahuu kun fayakuun (s. ya-sin, 82), artinya:
--  Sesungguhnya urusanNya apabila Ia menghendaki sesuatu Ia berkata baginya: 
jadi, maka jadilah  (36:82). 

Ada perbedaan antara penciptaan benda-benda langit dengan pengurusan dukhan. 
Dalam penciptaan benda-benda langit dipakai kata Khalaqa, yaitu dalam bentuk 
Fi'il alMaadhiy (past tense), sedangkan dalam pengurusan dari atas 'Arasy, 
termasuk mengurus dukhan, dipakai kata Yakuwna, yaitu Fi'il alMudhaari' 
(present and future tenses). Jadi Allah telah mencipta benda-benda langit dari 
tidak ada menjadi ada pada titik waktu permulaan, sekali jadi, sedangkan 
setelah mencipta benda-benda langit, Allah SWT mengurus dukhan menjadikan 
dukhan secara terus-menerus (becoming), artinya setiap saat Allah SWT 
menjadikan dukhan dari tidak ada menjadi ada.

Dengan merujukkan teori kedua madzhab itu kepada ayat Qawliyah, alhasil kedua 
madzhab itu masing-masing mengandung separuh dari kebenaran. Menurut Al Quran 
benda-benda langit diciptakan Allah SWT pada titik waktu permulaan (beginning), 
sedangkan dukhan diurus Allah SWT dari tidak ada menjadi ada secara 
terus-menerus, setelah Dia menciptakan benda-benda langit dan bumi. WaLlahu 
A'lamu bi shShawab.

*** Makassar, 14 Februari 2002
    [H.Muh.Abdurrahman]
-----------------
(*)
Dukhan sudah dapat difoto. Allah menetapkan kecepatan tangensial bulan pada 
orbitnya dan kecepatan tangensial bumi pada orbitnya. Kecepatan tangensial 
bulan menentukan jarak antara bulan dengan bumi dan kecepatan tangensial bumi 
menentukan jarak antara bumi dengan matahari. Dengan kedua jarak yang tertentu 
itu, terjadilah hal yang unik, yaitu jika terjadi gerhana matahari penuh, maka 
bulan tepat-tepat menutup matahari. Keadaan bulan yang tepat-tepat dapat 
menutup matahari memungkinkan orang dapat menfoto bagian luar matahari. Dari 
hasil foto itu dapat dilihat bahwa matahari dibungkus oleh lapisan yang disebut 
corona. Pada lapisan terluar dari corona itu terdiri atas dukhan (debu 
interstellair) yang disedot oleh matahari. 
http://waii-hmna.blogspot.com/2002/02/513-illustrasi-ilmu-menurut-syariat.html

Reply via email to