Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, 
meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan 
nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang 
bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter 
perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah 
non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, 
administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban 
warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang 
teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, 
damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi 
hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua 
substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman 
dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu. 

one liner Seri 601
insya-Allah akan diposting hingga no.800 
no.terakhir 1007
*******************************************************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
601. Badai Matahari, Hujan Meteor dan Dua Gerhana, Gerhana Matahari Disusul 1 
Syawwal 1424 H

Fenomena badai matahari terjadi pada permulaan pekan bulan Ramadhan 1424 yang 
baru lalu. Kantor Antariksa Jepang melaporkan mereka kehilangan kontak dengan 
satelit pemantau lingkungan saat badai itu terjadi. Sebelumnya, aktifitas 
matahari ini memang disebut-sebut akan berpengaruh pada kerja satelit dan radio 
komunikasi frekuensi tinggi. Aktifitas matahari ini juga mengirimkan 
pemandangan indah berupa aurora yang sangat spektakuler bentuknya. Semburan 
cahaya merah, hijau dan jingga terlihat jelas di langit selatan Texas, Arizona, 
dan Alabama, Amerika Serikat.

Gerhana bulan telah berlalu, yaitu pada bulan purnama 14 Ramadhan 1424 H yang 
baru lalu. Bumi mulai berenang menerobos hamparan debu angkasa pada 13 November 
2003 pukul 17.17 GMT (14 November 2003, pukul 01.17 Wita), malam Jum'at 19 
Ramadhan 1424. Debu angkasa tersebut dihasilkan oleh komet Tempel-Tuttle tahun 
1499 sejauh 393 ribu kilometer. Debu angkasa itu terbakar setelah bergesek 
dengan atmosfer bumi. Lintasan bunga api di angkasa tersebut dikenal dengan 
meteor atau bintang beralih. Meteor dari debu angkasa yang dihasilkan oleh 
komet Tempel-Tuttle mendapat predikat meteor Leonid karena tampak pada peta 
fiktif bola langit di lokasi rasi bintang Leo. Puncak hujan meteor itu, yang 
kecepatannya sekitar 71 kilometer per detik, insya Allah akan terjadi 17 hingga 
19 November 2003, 22 hingga 24 Ramadhan 1424 dalam dua gelombang. 

Gerhana matahari insya Allah akan terjadi pada hari Ahad 23 November 2003 jam 
22.51 TD, yaitu pada jam (22.51 + 8 + 0.01.09 = 06.52.09) Wita, tgl 24 November 
2003 atau hari Senin 29 Ramadhan 1424 H. Sayang sekali di Indonesia gerhana 
matahari itu tidak dapat disaksikan, hanya dapat disaksikan gerhana matahari 
total di Antartika, sedangkan penduduk Australia dan Selandia Baru akan melihat 
fenomena alam itu sebagai gerhana matahari sebagian.

Gerhana matahari itu disusul oleh peralihan bulan Ramadhan ke bulan Syawwal. 
Pada malam Selasa (Senin malam) tgl 24 November 2003 di Makassar setelah 
matahari terbenam jam 17 59' 42", disusul oleh bulan terbenam jam 18 23' 42", 
tinggi al Hilal di ufuk barat 4 derajat 37 menit busur 31 detik busur, sehingga 
insya Allah al Hilal dapat diru'yah, artinya pada malam Selasa itu 1 Syawwal 
1424 H sudah berwujud, artinya hari Selasa 25 November 2003 ummat Islam insya 
Allah akan Shalat 'IydulFithri. 

***

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Azzyumardi Azra kuatir 
munculnya sekte sesat seperi di Bandung. Dia menyarankan agar lembaga-lembaga 
keagamaan seperti PGI dan MUI mengantisipasi gejala-gelaja seperti yang terjadi 
di Kota Kembang itu. Sebab, tak tertutup kemungkinan, masalah tersebut akan 
terus berkelanjutan, baik di kalangan agama Kristen maupun di kalangan agama 
Islam. Menurut Azzyumardi gejala-gejala seperti sekte Jemaat Sibuea sebenarnya 
berasal dari Amerika Serikat, kemudian menggelobal dan sampai ke Indonesia. 
Mereka mengkultuskan orang-orang tertentu yang dipandang kharismatik yang 
dianggap bisa meramalkan masa depan, menyebut kapan kiamat dan lain seagainya. 

Apa yang dikuatirkan oleh Azzyumardi Azra itu benar perlu mendapat perhatian 
dari MUI sehubungan terjadinya fenoma gerhana bulan yang disusul oleh gerhana 
matahari dalam bulan suci Ramadhan ini. Karena diantara tanda-tanda kiamat 
kubra (besar) dijelaskan dalam banyak Nash yaitu Hadits Shahih, memang kita 
mendapatkan adanya fenomema gerhana. Dari Huzaifah Ibnu Usaid RA bahwa 
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi hingga kamu 
melihat 10 tanda-tandanya . . . . (diantaranya disebutkan): tiga buah khusuf 
yaitu khusuf di timur, khusuf di barat dan khusuf di jazirah Arabia" (HR. 
Muslim). 

Khusuf sendiri dalam istilah bahasa arab adalah gerhana bulan, sedangkan 
gerhana matahari diistilahkan dengan kusuf. Dalam Al Qur^an khusuf berarti 
gelap: YSaL AYAN YWM ALQIYMt * FAdzA BRQ ALBShR * WKhSF ALQMR (S. ALQYAMt, 
6-8), dibaca: Yas.alu ayya-na yawmul qiya-mati * faidza- bariqal basharu * Wa 
khasafal qamaru (s. alqiya-mah), artinya: (orang) bertanya apabila kiamat? * 
Apabila pandangan telah tercengang * Dan bulan telah gelap (75:6-8).

Diriwayatkan oleh Imam Ja'afar Sadiq : "Kehadiran Imam Mahadi dikalangan umat 
manusia dibuktikan dgn berlakunya gerhana bulan dan matahari dalam satu bulan 
yg suci, yg tidak pernah  terjadi sebelumnya sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW" 
(Ikmal Al-Din). Bahwa Al Mahdi akan turun sebagai salah satu pertanda akhir 
zaman nanti, memang jelas disebutkan dalam banyak Hadits Shahih, namun dalam 
Hadits Shahih tersebut tidak ada yang menyebutkan bahwa pertanda turunnya Al 
Mahdi pada bulan Ramadhan yang di dalamnya gerhana dua kali, seperti yang 
diriwayatkan oleh Imam Ja'afar Sadiq tersebut.

Akhirulkalam, menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Observatorium Bosscha 
ITB, Moedji Raharto: "pernah terjadi sebelumnya pada 1982, di mana terjadi dua 
gerhana dalam satu bulan Ramadhan," ujarnya kepada wartawan, di Labtek III ITB. 
Keterangan Moedji Raharto tersebut menggelitik saya untuk melacak data 
falakiyah mengenai gerhana yang terjadi dalam tahun 1982, seperti yang 
dikemukakan Raharto. Dan inilah hasilnya:

Gerhana Matahari  1982
25 Januari 1982 - 29 RabiulAwwal 1402
21 Juni 1982 - 28 Sya'ban 1402
20 Juli 1982 - 28 Ramadhan 1402
15 Desember 1982 - 29 Safar 1403

Gerhana Bulan 1982
9 Januari 1982 - 13 RabiulAwwal 1402
6 Juli 1982 - 14 Ramadhan 1402
30 Desember 1982 - 14 RabulAwwal 1403

Jadi memang betul pada 14 Ramadhan 1402 terjadi gerhana bulan dan pada 28 
Ramadhan 1402 terjadi gerhana matahari. Alhasil, kiamat adalah rahasia Allah 
SWT. WaLlahu a'lamu bisshawab.

*** Makassar, 16 November 2003
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2003/11/601-badai-matahari-hujan-meteor-dan-dua.html
 

Kirim email ke