Propaganda Tajdid [Pembaruan Agama], Menganggap Remeh Usaha Memerangi Bid'ah

 

Oleh
Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-'Aql
Bagian Terakhir dari Lima Tulisan [5/5]




AL-IFTIRAAQ MAFHUMUHU ASBABUHU SUBULUL WIQAYATU MINHU Perpecahan Umat ! 
Etiologi & Solusinya]



[11]. Propaganda Tajdid [Pembaharuan Agama]

Di antara sebab perpecahan yang terjadi setelah tiga kurun utama ialah 
propaganda-propaganda tajdid (pembaharuan agama). Memang benar Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits.

"Artinya : Sesungguhnya Allah akan mengutus kepada umat ini pada tiap-tiap 
seratus tahun orang yang memperbaharui agama mereka" [1]

Pengertian yang benar tentang tajdid adalah menghidupkan kembali ajaran agama, 
baik dalam ruang lingkup aqidah, amalan ataupun menghidupkan kembali 
sunnah-sunnah nabi yang terhapus, menghentikan perbuatan-perbuatan bid'ah dan 
perkara-perkara baru, sebagaimana yang dilakukan oleh para mujaddid dari 
kalangan imam-imam agama sepanjang sejarah kaum muslimin hingga hari ini. 
Merekalah yang memperbaharui kembali amalan-amalan sunnah dan petunjuk-petujuk 
Salafus Shalih dalam bidang ilmu dan amal. Seperti yang dilakukan oleh Khalifah 
Umar bin Abdul Aziz, Imam Ahmad, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Syaikh Muhammad 
bin Abdul Wahhab dan lain-lain.

Tajdid bukanlah berarti membuat-buat landasan, kaidah dan prinsip-prinsip baru. 
Sebagaimana yang dikira sebagian pemikir dan penulis. Dari waktu ke waktu 
selalu saja muncul musibah yang dipropagandakan beberapa orang dari kalangan 
kaum muslimin sebagai tajdid dalam agama. Bahkan bisa jadi mujaddid seperti ini 
merobohkan kaidah-kaidah ahli ilmu dan prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah 
dengan propaganda tajdidnya itu!

Akhir-akhir ini, propaganda-propaganda yang dapat bermuara kepada perpecahan 
tersebut banyak menyebar di arena dakwah. Banyak sekali kita dapati orang-orang 
yang mengaku mujaddid. Andai kata yang mereka maksud adalah pembaharuan dalam 
bidang-bidang kehidupan, sarana-sarana, sistem-sistem dan faktor-faktor yang 
bisa meningkatkan taraf hidup, tentu saja hal itu wajar dan sudah menjadi 
sunatullah atas para makhluk. Akan tetapi yang mereka maksud adalah pembaharuan 
kaidah-kaidah dasar dan prinsip-prinsip agama! Pembaharuan kaidah-kaidah ilmu 
syar'i, dan ketetapan-ketetapan yang sudah disepakati oleh para imam dan alim 
ulama. Pembaharuan metodologi memahami fiqh dalam agama dan metodologi 
pengambilan hukum dari nash-nash dan lain sebagainya yang termasuk prinsip 
dasar Sabilul Mukminin (Ahlus Sunnah wal Jama'ah), yang mana tidak seorangpun 
boleh menyimpang darinya ! Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya 
dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min. Kami biarkan ia 
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke 
dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali" [An-Nisaa : 115]

Sudah barang tentu hal ini sangat berbahaya, karena dapat menghapus 
kaidah-kaidah dasar Ahlus Sunnah wal Jama'ah, kaidah yang menjamin keberadaan 
mereka berada di atas petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan sahabat 
dan para tabi'in.

Jadi jelaslah bahwa tajdid model begitu identik dengan mengikuti selain Sabilul 
Mukminin yang telah diperingatkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

[12]. Menganggap Remeh Usaha Memerangi Bid'ah

Meremehkan upaya melawan dan memerangai bid'ah di tengah-tengah kaum muslimin. 
Maksudnya kadang kala muncul sejumlah bid'ah yang tidak diketahui oleh sebagian 
manusia. Akibatnya mereka meremehkan bid'ah-bid'ah tersebut yang akhirnya 
menyebabkan bid'ah tersebut makin lama makin subur dan berkembang.

Pada mulanya barangkali sebuah bid'ah muncul dalam bentuk yang samar. Muncul 
dalam bentuk adat dan kondisi tertentu. Lalu adat-adat tersebut mencatut bentuk 
dan nama lain selain nama bid'ah hingga dapat diterima. Setelah berlalu 
beberapa waktu berubah menjadi bid'ah. Setelah itu para penganut bid'ah 
tersebut terseret kepada perpecahan atau memisahkan diri dari Islam dan kaum 
muslimin. Pada umumnya, benih-benih bid'ah dan perpecahan tumbuh melalui 
tahapan tersebut. Dan hal itu merupakan tipu daya setan terhadap umat manusia.

[13]. Meninggalkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

Salah satu faktor yang menggiring umat ke dalam jurang perpecahan adalah 
meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar. Meninggalkan budaya memberi nasihat 
kepada para penguasa yang mengatur urusan umat dan para imam yang berkompeten 
di tengah-tengah umat. Dan mewabahnya sifat hipokrit dalam agama, atau berputus 
asa dan pesimis terhadap usaha-usaha perbaikan umat, atau sengaja tidak 
menasihati para penguasa dan menjadikan hal itu sebagai ibadah. Sebagaimana 
yang dilakukan oleh sebagian kelompok pengikut hawa nafsu dan kaum hizbiyah. 
Tidak adanya satu kelompok umat yang menunaikan tugas memberi nasihat, mencegah 
kerusakan dan perpecahan menyebabkan umat ini terpuruk dalam kehinaan, 
pertikaian dan perpecahan. Saling menasihati merupakan perkara agung yang 
termasuk salah satu bentuk amar ma'ruf nahi mungkar dan jihad. Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mewasiatkan hal itu dalam sebuah hadits 
beliau.

"Artinya : Dan agar kalian saling memberi nasihat kepada orang-orang yang Allah 
beri kekuasaan atasnya untuk mengatur urusan kamu" [2] 

Nasihat akan menghilangkan dengki dalam hati. Nasihat juga merupakan kekuatan 
untuk menegakkan kebaikan dan dapat menjadi hujjah di hadapan Allah, atau dapat 
mencegah turunnya bala' dan murka atas umat.


[Disalin dari kitab Al-Iftiraaq Mafhumuhu ashabuhu subulul wiqayatu minhu, 
edisi Indonesia Perpecahan Umat ! Etiologi & Solusinya, oleh Dr. Nashir bin 
Abdul Karim Al-'Aql, terbitan Darul Haq, penerjemah Abu Ihsan Al-Atsari]
_________
Foote Note
[1]. Hadits Riwayat Abu Daud, Al-Hakim dalam Mustadrak, Al-Baihaqi dalam buku 
Ma'rifah dari Abu Haurairah Radhiyallahu 'anhu dan hadits itu shahih. Silakan 
lihat Shahih Jami' Shagir no. 1870.
[2]. Hadits Riwayat Malik dalam kitab Al-Muwaththa' no. 20, Ahmad dalam kitab 
Al-Musnad II/327 dan 360 Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengingatkan 
: 'Memberi nasihat kepada penguasa yang mengatur urusan umat termasuk satu dari 
tiga perkara yang tidak akan menjadi dengki hati seorang muslim dengannya" 
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab Shahih beliau dan dinyatakan shahih 
oleh Al-Albani dalam shahih At-Targhib wat Tarhib I/40


                
---------------------------------
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke