ASAS KEBANGKITAN DUNIA ISLAM


Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani



Pertanyaan.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : "Asas-asas apakah yang dapat 
menyebabkan Dunia Islam bangkit kembali .?

Jawaban.
Yang saya yakini ialah apa yang terdapat dalam hadits shahih. Ia merupakan 
jawaban tegas terhadap pertanyaan semacam itu, yang mungkin di lontarkan pada 
masa sekarang ini. Hadits itu adalah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa 
sallam.

"Artinya : Apabila kamu melakukan jual beli dengan sistem 'iinah (seseorang 
menjual sesuatu kepada orang lain dengan pembayaran di belakang, tetapi sebelum 
si pembeli membayarnya si penjual telah membelinya kembali dengan harga murah 
-red), menjadikan dirimu berada di belakang ekor sapi, ridha dengan cocok tanam 
dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menjadikan kamu dikuasai oleh 
kehinaan, Allah tidak akan mencabut kehinaan itu dari dirimu sebelum kamu rujuk 
(kembali) kepada dien kamu". [Hadist Shahih riwayat Abu Dawud].

Jadi Asasnya ialah Rujuk (Kembali) Kepada Islam.

Persoalan ini, telah diisyaratkan oleh Imam Malik rahimahullah dalam sebuah 
kalimat ma'tsur yang ditulis dengan tinta emas : "Barangsiapa mengada-adakan 
bid'ah di dalam Islam kemudian menganggap bid'ah itu baik, berarti ia telah 
menganggap Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam menghianati risalah". Bacalah 
firman Allah Tabaraka wa Ta'ala.

"Artinya : Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah 
Ku-sempurnakan buatmu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama 
bagimu". [Al-Maaidah : 3].

"Oleh karenanya apa yang hari itu bukan agama, maka hari ini-pun bukan agama, 
dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik pada 
awal umat ini"

Kalimat terakhir (Imam Malik) di atas itulah yang berkaitan dengan jawaban dari 
pertanyaan ini, yaitu pernyataannya :

"Dan tidaklah akan baik umat akhir ini melainkan dengan apa yang telah baik 
pada awal umat ini".

Oleh sebab itu, sebagaimana halnya orang Arab Jahiliyah dahulu tidak menjadi 
baik keadaannya kecuali setelah datangnya Nabi mereka, Muhammad Shallallahu 
'alaihi wa sallam dengan membawa wahyu dari langit, yang telah menyebabkan 
kehidupan mereka di dunia berbahagia dan selamat dalam kehidupan akhirat. 
Demikian pula seyogyanya asas yang mesti dijadikan pijakan bagi kehidupan 
Islami nan membahagiakan di masa kini, yakni tiada lain hanyalah rujuk 
(kembali) kepada Al-Kitab wa Sunnah.

Hanya saja, masalahnya memerlukan sedikit penjelasan, sebab betapa banyak 
jama'ah serta golongan-golongan di "lapangan" mengaku bahwa mereka telah 
meletakkan sebuah manhaj yang memungkinkan dengannya terwujud masyarakat Islam 
dan terwujud pelaksanaan hukum berdasarkan Islam.

Sementara itu kita mengetahui dari Al-Kitab dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam, bahwa jalan bagi terwujudnya itu semua hanya ada satu jalan, 
yaitu sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Ta'ala dalam firmannya.

"Artinya : Dan sesungguhnya (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang 
lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) 
karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya". [Al-An'am : 153].

Dan sungguh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, telah menjelaskan makna 
ayat ini kepada para shahabatnya. Beliau pada suatu hari menggambarkan kepada 
para shahabat sebuah garis lurus di atas tanah, disusul dengan menggambar 
garis-garis pendek yang banyak di sisi-sisi garis lurus tadi.

Kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam membacakan ayat di atas ketika 
menudingkan jari tangannya yang mulia ke atas garis yang lurus dan kemudian 
menunjuk garis-garis yang terdapat pada sisi-sisinya, beliau bersabda:

"Artinya : Ini adalah jalan Allah, sedangkan jalan-jalan ini, pada setiap muara 
jalan-jalan tersebut ada syaithan yang menyeru kepadanya". [Shahih sebagaimana 
terdapat di dalam "Zhilalul Jannah fi takhrij As-Sunnah : 16-17].

Allah 'Azza wa Jalla-pun menguatkan ayat beserta penjelasannya dari Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits di atas, dengan ayat lain, yaitu 
firman-Nya.

"Artinya : Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas petunjuk 
(kebenaran) baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin. 
Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami 
masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-seburuk tempat kembali". 
[An-Nisaa : 115]

Dalam ayat ini terdapat sebuah hikmah yang tegas, yakni bahwa Allah Subhanahu 
wa Ta'ala mengikatkan "jalannya orang-orang mukmin" kepada apa yang telah di 
bawa oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal inilah yang telah 
diisyaratkan oleh Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits iftiraq 
(perpecahan) ketika beliau ditanya tentang Al-Firqah An Najiyah (golongan yang 
selamat), saat itu beliau menjawab :

"Artinya : (Yaitu) apa yang aku dan shahabatku hari ini ada di atasnya" [lihat 
As-Silsilah Ash-Shahihah : 203]

Apakah gerangan hikmah yang di maksud ketika Allah menyebutkan "Jalannya 
orang-orang mukmin (Sabiilul mukminim)" dalam ayat tersebut .? Dan apakah 
kiranya hal yang dimaksud ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
mengikatkan para shahabatnya kepada diri beliau sendiri dalam hadits di muka .? 
Jawabannya, bahwa para shahabat radliyallahu anhum itu adalah orang-orang yang 
telah menerima pelajaran dua wahyu (Al-Qur'an dan As-Sunnah) langsung dari 
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau telah menjelaskannya langsung 
kepada mereka tanpa perantara, tidak sebagaimana keadaan orang-orang yang 
sesudahnya.

Tentu saja hasilnya adalah seperti yang pernah dikatakan oleh Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya :

"Artinya : Sesungguhnya orang yang hadir akan dapat melihat sesuatu yang tidak 
bisa dilihat oleh orang yang tidak hadir" [Lihat Shahih Al-Jami' : 1641].

Oleh sebab itulah, iman para shahabat terdahulu lebih kuat daripada orang-orang 
yang datang sesudahnya. Ini pula telah diisyaratkan oleh Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam dalam hadits mutawatir :

"Artinya : Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang yang 
sesudahnya, kemudian orang-orang yang sesudahnya lagi " [Muttafaq 'alaihi].

Berdasarkan hal ini, seorang muslim tidak bisa berdiri sendiri dalam memahami 
Al-Kitab dan As-Sunnah, tetapi ia harus meminta bantuan dalam memahami keduanya 
dengan kembali kepada para shahabat Nabi yang Mulia, orang-orang yang telah 
menerima pelajaran tentang keduanya langsung dari Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam yang terkadang menjelaskannya dengan perkataan, terkadang 
dengan perbuatan dan terkadang dengan taqrir (persetujuan) beliau.

Jika demikian, adalah mendesak sekali dalam "mengajak orang kembali kepada 
Al-qur'an dan As-Sunnah" untuk menambahkan prinsip "berjalan di atas apa yang 
ditempuh oleh As-Salafu As-Shalih" dalam rangka mengamalkan ayat-ayat serta 
hadits-hadits yang telah disebutkan di muka, manakala Allah menyebutkan 
"Jalannya orang-orang mukmin (sabilul mu'minin)", dan menyebutkan Nabi-Nya yang 
mulia serta para shahabatnya dengan maksud supaya memahami Al-Kitab was Sunnah 
sesuai dengan apa yang dipahami oleh kaum salaf generasi pertama dari kalangan 
shahabat radliyallahu anhum dan orang-orang yang mengikuti mereka secara ihsan.

Kemudian, dalam hal ini ada satu persoalan yang teramat penting namun dilupakan 
oleh banyak kalangan jama'ah serta hizb-hizb Islam. Persoalan itu ialah : 
"Jalan mana gerangan yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang ditempuh 
oleh para shahabat dalam memahami dan melaksanakan sunnah ini ..?".

Jawabannya : "Tiada jalan lain untuk menuju pemahaman itu kecuali harus rujuk 
(kembali) kepada Ilmu Hadits, Ilmu Mushtalah Hadits, Ilmu Al-Jarh wa At-Ta'dil 
dan mengamalkan kaidah-kaidah serta musthalah-musthalah-nya tersebut, sehingga 
para ulama dapat dengan mantap mengetahui mana yang shahih dari Nabi 
Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mana yang tidak shahih".

Sebagai penutup jawaban, kami bisa mengatakan dengan bahasa yang lebih jelas 
kepada kaum muslimin yang betul-betul ingin kembali mendapatkan 'izzah 
(kehormatan), kejayaan dan hukum bagi Islam, yaitu anda harus bisa 
merealisasikan dua perkara :

Pertama :
Anda harus mengembalikan syari'at Islam ke dalam benak-benak kaum muslimin 
dalam keadaan bersih dari segenap unsur yang menyusup ke dalammnya, apa yang 
sebenarnya bukan berasal daripadanya, ketika Allah Tabaraka wa Ta'ala 
menurunkan firmannya :

"Artinya : Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah 
Ku-sempurnakan ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu menjadi agama bagimu" 
[Al-Maaidah : 3].

Mengembalikan persoalan hari ini menjadi seperti persoalan zaman pertama 
dahulu, membutuhkan perjuangan ekstra keras dari para ulama kaum muslimin di 
pelbagai penjuru dunia.

Kedua :
Kerja keras yang terus menerus tanpa henti ini harus dibarengi dengan ilmu yang 
telah terbersihkan itu.

Pada hari kaum muslimin telah kembali memahami dien mereka sebagai mana yang 
dipahami para shahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian 
melaksanakan pengamalan ajaran Islam yang telah terbersihkan ini secara benar 
dalam semua segi kehidupan, maka pada hari itulah kaum mu'minin dapat 
bergembira merasakan kemenangan yang datangnya dari Allah.

Inilah yang bisa saya katakan dalam ketergesa-gesaan ini, dengan memohon kepada 
Allah agar Dia memberikan pemahaman Islam secara benar kepada kita dan seluruh 
kaum muslimin, sesuai dengan tuntunan kitab-Nya dan Sunnah Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam yang shahih sebagaimana yang telah ditempuh oleh 
Salafuna Ash-Shalih.

Kita memohon kepada Allah agar Dia memberikan taufiq kepada kita supaya dapat 
mengamalkan yang demikian itu, sesungguhnya Dia sami' (Maha Mendengar) lagi 
mujib (Maha Mengabulkan Do'a).

Wallahu 'alam.

[Disalin dari Majalah Al-Ashalah, edisi 11, tgl. 15 Dzulhijjah 1414H, dan 
dimuat di majalah As-Sunnah edisi 13/II/1416 H]

                
---------------------------------
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to