Moderator: Ya, dalam hal agama, Nabi Muhammad bisa marah jika melihat kemungkaran. Ini pernah terjadi ketika ada seorang sahabat yang membunuh musuh dalam perang meski musuhnya mengucapkan kalimah syahadat.
Tapi dalam hal dunia, kita harus bersabar. === Menambahkan sedikit, mohon maaf jika tidak berkenan; Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Qs Al-Fath: 28) Jangan lupakan bahwa dalam menghadapi musuh Islam kita harus keras dalam menghadapi kekuatan mereka bahkan Alloh pun memerintahkan untuk mempersiapkan semua kekuatan yang ada dalam menghadapi musuh musuh Islam; Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS Al Anfaal: 60) Jadi berlemah lembut untuk berinteraksi dengan sesama saudara muslim dan keraslah dalam menghadapi musuh. Salam Ari At 03:42 PM 1/13/2006, you wrote: >Lemah lembut dan menahan amarah > > >Kelemahlembutan adalah akhlak mulia. Ia berada >diantara dua akhlak yang rendah dan jelek, yaitu >kemarahan dan kebodohan. Bila seorang hamba menghadapi >masalah hidupnya dega kemarahan dan emosional, akan >tertutuplah akal dan pikirannya yang akhirnya >menimbulkan perkara-perkara yang tidak diridhoi Allah >ta'ala dan rasul-Nya. Dan jika hamba tersebut >menyelesaikan masalahnya dengan kebodohan dirinya, >niscaya ia akan dihinakan manusia. Namun jika dihadapi >dengan ilmu dan kelemahlembutan, ia akan mulia di sisi >Allah ta'ala dan makhluk-makhluknya. >Orang yang memiliki akhlak lemah lembut, insya Allah >akan dapat menyelesaikan problema hidupnya tanpa harus >merugikan orang lain dan dirinya sendiri. > >Melatih diri untuk dapat memiliki akhlak mulia ini >dapat dimulai dengan menahan diri ketika marah dan >mempertimbangkan baik buruknya suatu perkara sebelum >bertindak. Karena setiap manusia tidk pernah >terpisahkan dari problema hidup, jika ia tidak >membekali dirinya dengan akhlak ini, niscaya ia gagal >untuk menyelesaikan problemanya. > >Demikian agungnya akhlak ini sehingga rasullah memuji >sahabatnya Asyaj Abdul Qais dengan sabdanya : >"Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang >dicintai Allah yakni sifat lemah lembut (sabar) dan >ketenangan (tidak tergesa-gesa)". (HR. Muslim) > >Akhlak mulia ini terjadang diabaikan oleh manusia >ketika amarah telah menguasai diri mereka, sehingga >tindakannya pun berdampak negatif bagi dirinya ataupun >orang lain. >Padahal rasulullah sudah mengingatkan dari sifat marah >yang tidak pada tempatnya, sebagaimana beliau bersabda >kepada seorang sahabat yang meminta nasehat : >" Janganlah kamu marah." Dan beliau mengulanginya >berkali-kali dengan bersabda : "Janganlah kamu marah". >(HR. Bukhari). dari hadits ini diambil faedah bahwa >marah adalah pintu kejelekan, yang penuh dengan >kesalahan dan kejahatan, sehingga rasulullah >mewasiatkan kepada sahabatnya itu agar tidak marah. >Tidak berarti manusia dilarang marah secara mutlak. >Namun marah yang dilarang adalah marah yang disebabkan >oleh hawa nafsu yang memancing pelakunya bersikap >melampaui batas dalam berbicara, mencela, mencerca, >dan menyakiti saudaranya dengan kata-kata yang tidak >terpuji, yang mana sikap ini menjauhkannya dati >kelemahlembutan. > >Didalam hadits yang shahih Rasulullah shalallahu >'alahi wa sallam bersabda : " Bukanlah dikatakan >seorang yang kuat itu dengan bergulat, akan tetapi >orang yang kuat dalam menahan dirinya dari marah". >(Muttafaqqun'alahi). > >Ulama telah menjelaskan berbagai cara menyembuhkan >penyakit marah yang tercelah yang ada pada seorang >hamba, yaitu : > >1. Berdoa kepada Allah, yang membimbing dan menunjuki >hamba-hambaNya ke jalan yang lurus dan menghilangkan >sifat-sifat jelek dan hina dari diri manusia. Allah >ta'alah berfirman : " Berdoalah kalian kepadaku >niscaya akan aku kabulkan." (Ghafir: 60) > >2. Terus-menerus berdzikir pada Allah seperti membaca >Al-Quran, bertasbih, bertahlil, dan istigfar, karena >Allah telah menjelaskan bahwa hati manusia akan tenang >dan tenteram dengan mengingat Allah. Allah berfirman : >"Ingatlah dengan mengingat Allah hati menjadi >tenteram" ( Ar-Ra'd : 28) > >3. Mengingat nash-nash yang menganjurkan untuk menahan >marah dan balasan bagi orang-orang yang mampu manahan >amarahnya sebagaimana sabda nabi shalallahu 'alaihi >wasallam : " Barangsiapa yang menahan amarahnya >sedangkan ia sanggup untuk melampiaskannya, (kelak di >hari kiamat) Allah akan memanggilnya di hadapan para >makhluq-Nya hingga menyuruhnya memilih salah satu dari >bidadari surga, dan menikahkannya dengan hamba >tersebut sesuai dengan kemaunnya " (HR. Tirmidzi, Ibnu >Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani, lihat >shahihul jami' No. 6398). > >4. Merubah posisi ketika marah, seperti jika ia marah >dalam keadaan berdiri maka hendaklah ia duduk, dan >jikalau ia sedang duduk maka hendaklah ia berbaring, >sebagaimana sabda rasulullah shalallahu alaihi wa >sallam : >" Apabila salah seorang diantara kalian marah >sedangkan ia dalam posisi berdiri, maka hendaklah ia >duduk. Kalau telah reda/hilang marahnya (maka cukup >dengan duduk saja), dan jika belum hendaklah ia >berbaring." (Al-Misykat 5114). > >5. Berlindung dari setan dan menghindar dari >sebab-sebab yang akan membangkitkan kemarahannya. >Demikianlah jalan keluar untuk selamat dari marah yang >tercela. Dan betapa indahnya perilaku seorang muslim >jika dihiasi dengan kelemahlembutan dan kasih sayang, >karena tidaklah kelemahlembutan berada pada suatu >perkara melainkan akan membuatnya indah. Sebaliknya >bila kebengisan dan kemarahan ada pada suatu urusan >niscaya akan menjelekkannya. Rasulullah shalallahu >alaihi wa sallam bersabda : " Tidaklah kelemahlembutan >itu berada pada sesuatu kecuali akan membuatnya indah, >dan tidaklah kelembutan itu dicabut kecuali akan >menjadikannya jelek." (HR. Muslim). > >[Kontributor : Atho ibnu Sanady, 02 Desember 2001 ] >http://www.perpustakaan-islam.com/artikel/detail.php?kategori=&id_artikel=12 > >Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional >Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] > >__________________________________________________ >Do You Yahoo!? >Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around >http://mail.yahoo.com > > > >Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. >Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] >Yahoo! Groups Links > > > > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah. Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/