AS Enggan Minta Maaf, Aksi Unjuk Rasa Anti AS di Pakistan Meluas


17 Jan 2006 14:10 WIB

  <http://www.eramuslim.com/fckfiles/pic01(29).jpg> Meski sudah jelas-jelas 
menyerang dan membunuh warga sipil di Pakistan, AS nampaknya tidak mau mengakui 
kesalahannya itu. Bukannya minta maaf, Menteri Luar Negeri AS Condoleeza Rice 
malah menyatakan AS akan tetap menerapkan strategi yang keras untuk menumpas 
militan Al-Qaeda yang ada di perbatasan Afghanistan-Pakistan.

"Kami akan melanjutkan kerjasama dengan Pakistan dan kami akan berupaya 
memperhatikan apa yang menjadi kekhawatiran mereka," kata Rice pada para 
wartawan di sela-sela perjalanannya ke Liberia.

Ia juga mengatakan, Al-Qaeda dan sekutunya, pasukan Taliban bukanlah 
orang-orang yang harus diperlakukan dengan cara halus.

Sementara itu, salah seorang senator AS John McCain menyatakan mengecam 
terjadinya korban jiwa dari kalangan sipil dalam serangan itu. Namun ia 
mengatakan, korban semacam itu tidak bisa dihindarkan sementara AS masih 
melancarkan perang anti terorismenya.

"Kami minta maaf, tapi kami tidak bisa berjanji bahwa kami tidak akan melakukan 
tindakan serupa lagi," kata McCain yang juga veteran perang Vietnam ini pada 
acara 'Face the Nation' di stasiun televisi CBS.

Di mana sebenarnya Al-Zawahari?

  <http://www.eramuslim.com/fckfiles/pic02(21).jpg> Seperti diketahui, AS 
melakukan serangan membabi buta ke wilayah pedalaman Pakistan, Bajaur yang 
berbatasan dengan Afghanistan pada Sabtu (14/1) kemarin, dengan alasan 
mendapatkan informasi intelejen bahwa orang nomor dua Al-Qaida Ayman 
Al-Zawahiri sedang berada di wilayah itu untuk memenuhi undangan makan malam 
dalam perayaan Idul Adha. Belakangan diketahui bahwa informasi itu tidak benar, 
namun serangan misil AS terlanjur menewaskan 18 warga sipil di wilayah itu.

Al-Zawahari sendiri diperkirakan lolos dalam serangan itu, karena ia tidak jadi 
datang memenuhi undangan tersebut. Edisi online The Independent mengutip 
keterangan seorang anggota intelejen senior yang mengatakan, "Dia (Al-Zawahari 
diundang makam malam, tapi kami tidak punya bukti bahwa dia menghadiri undangan 
itu."

Jaringan televisi Al-Arabiya dalam tayangannya juga mengungkapkan telah 
mendapatkan informasi yang bisa dipercaya bahwa orang nomor dua di Al-Qaida itu 
masih hidup.

Namun, sumber-sumber AS tetap yakin bahwa serangan yang dilakukannya 
berdasarkan pada informasi intelejen yang valid. Mereka juga menyatakan terlalu 
dini untuk merasa yakin bahwa Al-Zawahari masih hidup.

Buat AS, jika Al-Zawahiri terbunuh, merupakan sukses besar dalam perburuannya 
terhadap anggota Al-Qaeda. AS menghargai kepala Al-Zawahiri sebesar 25 juta 
dollar AS.

Aksi Unjuk Rasa Anti Amerika Meluas di Pakistan 
  <http://www.eramuslim.com/fckfiles/pic02(22).jpg> Partai Liga Muslim Pakistan 
menyerukan rakyat Pakistan untuk menggelar aksi aksi unjuk rasa terhadap AS 
sebagai bentuk protes atas serangan pasukan AS ke wilayah Pakistan yang 
menyebabkan tewasnya warga sipil, anak-anak dan kaum perempuan.

Sejak hari Minggu (15/1) kemarin, harian-harian dan televisi di Pakistan 
memberitakan aksi protes di sejumlah kota-kota besar di Pakistan. Koran-koran 
juga menulis editorial yang mengkritik aksi brutal AS tersebut.

Harian berbahasa Inggris Daily Times dalam editorialnya berjudul 'Pantomime 
about Al-Zawahari' mempertanyakan, 'Jika pihak intelejen cacat, intelejen 
siapakah yang cacat itu?'

"Apa yang dihadapi pemerintahan Musharaf adalah tewasnya 18 warga Pakistan, 
yang kebanyakan anak-anak dan kaum perempuan. Pemerintahan Musharaf juga 
menghadapi pertikain akibat kinerja intelejen yang serampangan dan ini bukan 
yang pertama kalinya ketika persoalan itu menyangkut rakyat Pakistan dan campur 
tangan AS," tulis editorial tersebut.

Harian terkemuka lainnya, The News dalam editorialnya mengatakan, jika pasukan 
AS memiliki informasi tentang Al-Zawahri- yang dikenal sebagai salah satu 
pentolan Al-Qaeda dan sedang diburu AS-pasukan AS seharusnya menyerahkan tugas 
itu pada pasukan keamanan Pakistan.

Sementara itu, pemerintah Pakistan secara resmi sudah menyampaikan nota protes 
pada AS pada hari Sabtu (14/1) beberapa saat setelah kejadian dan memanggil 
duta besar AS ke kementerian luar negeri Pakistan.

Rakyat Pakistan yang marah sejak hari Minggu kemarin menggelar aksi unjuk rasa 
di kota Islamabad, Lahore, Multan dan Peshawar. Mereka bukan hanya 
mengungkapkan kemarahan pada AS tapi juga pada presiden mereka Musharaf yang 
dikenal 'dekat' dengan AS khususnya selama negara Paman Sam itu melancarkan 
perang anti terorisme. Islamist Muttahida Majlis -e-Amal (MMA), kelompok 
oposisi dan sekular di Pakistan, juga ikut serta dalam aksi protes tersebut. 
(ln/iol/theindependent)



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke