PERPECAHAN / PERSELISIHAN : Realita yang ( selalu ) disembunyikan

Apakah Perpecahan Benar-benar terjadi?

"Jikalau Rabbmu menghendaki tentu Dia menjadikan manusia umat  yang satu
tetapi mereka (akan) senantiasa berselisih, kecuali orang-orang yang
diberi Rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Dia (Allah) menciptakan
mereka" ( QS. Hud : 118-119)

Dari Ayat tersebut diatas terdapat Dua Golongan yaitu:
Pertama :
Golongan orang-orang yang berselisih

Kedua :
Golongan orang-orang yang meroleh Rahmat Allah.

Para ahli tafsir telah menukil dari Al Hasan Al Bashri, bahwa ia berkata
: "Adapun orang-orang yang memperoleh Rahmat Allah maka mereka itu tidak
akan berselisih pendapat dengan perselisihan yang memudharatkan (
memecah-belah) mereka"

Allah SWT mengabarkan bahwa manusia akan senantiasa  berselisih untuk
selamanya. Perselisihan yang dimaksud ialah perselisihan yang
menyebabkan Allah mengutus para NabiNya untuk menjadi hakim penengah
diantara mereka yang berselisih.

Allah SWT berfirman :
"Manusia adalah umat yang Satu (setelah timbul perselisihan) maka Allah
mengutus para Nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan
dan Allah menurunkan bersama Kitab dengan benar untuk memberi keputusan
diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan". ( QS.
Al-Baqarah : 213 )

Perselisihan yang dimaksud ayat diatas yaitu perselisihan pendapat,
ajaran, agama dan keyakinan yang dapat membahagiakan atau menyengsarakan
umat manusia di dunia dan di akhirat.

Dan Rasulullah  SAW juga telah mengabarkan bahwa umat ini pasti akan
berpecah-belah sebagaimana sabdanya:
"sesungguhnya para ahli kitab sebelummu telah terpecah menjadi 72
golongan dan umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, 72 golongan
masuk neraka dan satu golongan masuk surga, yaitu Al jama'ah" ( Hadits
hasan, diriwayatkan oleh Abu Dawud )

dalam riwayat lain :
"mereka (para sahabat) bertanya : Siapakah (Satu golongan) itu. Beliau
menjawab: Yang mengikuti jalanku dan para sahabatku" ( Hadits Riwayat At
Tirmidzi )

hadits diatas semestinya mendorong dan memberi semangat kepada kita
untuk mengamalkan agama islam dengan benar sesuai dengan ajaran
Rasulullah. Hanya dengan itu persatuan akan terwujud. Dan tidak
dibenarkan menyembunyikan Perselisihan; sebab kebenaran akan tampak dan
mengenal letak-letak kesalahan merupakan kewajiban setiap muslim.

Menyembunyikan Perselisihan merupakan tindakan yang membinasakan pribadi
maupun kelompok. Juga merupakan sebab kehancuran masyarakat dan
kemunduran budaya,

Menyembunyaikan perselisihan dan mendiamkannya dengan alasan dapat
mengganggu umat islam dan mengacau-balaukan barisan kaum mukminin
termasuk kekeliruan berpikir manusia dan tipu daya syetan.
Ditambah lagi bahwa menyembunyikan perselisihan dan menampakkan
persatuan semu merupakan tradisi orang-orang Yahudi dan orang-orang
Nasrani.
Perselisihan harus diselesaikan  dari akarnya dengan berusaha menemukan
kebenaran dan menemukan letak-letak kesalahan dan memperbaikinya.
Menegakkan agama islam secara ikhlas dan benar akan dapat menyelesaikan
segala macam bentuk perpecahan di antara manusia.

Realita yang kita temui bahwa umat islam berselisih dan berpecah-belah,
apakah yang menyebabkan perpecahan itu padahal Agamanya , Kitabnya dan
Nabi panutannya satu ?.
Jawabnya : Kebodohan dan Mengikuti hawa Nafsu.

Rasulullah SAW bersabda:
Dan sesungguhnya akan keluar diantara umatku beberapa kaum yang
dihinggapi oleh arus hawa nafsu, sebagaimana penyakit rabies mengalir
dalam tubuh seseorang (yang terkena olehnya) tidak tersisa satupun urat
maupun sendi kecuali dimasukinya. ( HHR. Abu Dawud )

Melihat keadaan kaum muslimin pada masa sekarang ini; jauhnya mereka
dari pengetahuan agama yang benar, yang merupakan jaminan kebahagiaan
kehidupan dunia dan akhirat. Terpukau dengan gemerlapnya dunia belum
lagi banyaknya perbuatan bid'ah dan syirik, hawa nafsu tidak terkendali,
maksiat tersebar dimana -mana. Semua ini menguasai sebagian kehidupan
manusia kecuali mereka yang mendapatkan Rahmat dan Hidayah dari Allah
SWT untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan amal yang shalih.

Allah SWT berfirman:
" Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka
itulah orang-orang yang mendapatkan siksa yang berat" ( QS Ali Imran :
105 )

Demikian juga Rasulullah SAW telah memberikan peringatan kepada umatnya,
untuk tidak jatuh pada kesalahan yang terjadi pada umat-umat sebelumnya,
berupa bid'ah dan perselisihan.

Sabda beliau SAW :
Diriwayatkan daripada Abu Said Al Khudri ra katanya, Rasulullah SAW
bersabda, "Kamu sungguh akan mengikuti  sunnah orang-orang sebelum kamu
sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga ( kalaupun )
mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka." Kami
bertanya, "Wahai Rasulullah, apaka yang engkau maksudkan itu ialah
orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani?" Beliau SAW bersabda, :
"Kalau bukan mereka, siapa lagi?"

Dalam hadits ini Nabi SAW mengabarkan dalam rangka memberi peringatan
bahwa umat ini pasti akan terpecah, sebagai perkara yang benar-benar
terjadi. Merupakan kabar yang benar walaupun kondisi sebenarnya atau
akal tidak sesuai dengannya.

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali ( Agama ) Allah, dan
janganlah kamu berceri-Berai" ( QS. Ali Imran:103 )

"Dan taatlah kepada Allah dan RasulNya dan janganlah lkamu
berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang
kekuatan." ( QS. Al Anfal:46 )

" Dan janganlah kamu menyerupai orang-raong yang bercerai berai dan
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka
itulah orang-orang yang mendapatkan siksa yang berat" ( QS Ali Imran :
105 )

"Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya." ( QS.
Asy Syura:13 )

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka
ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalanNya". (QS. Al An'am:153)

Bagaimanakah cara membuang perpecahan dan perselisihan itu?
Banyak orang membicarakan jalan mewujudkan persatuan. Masing-masing
mengajukan konsep namun bagaimana metode yang benar dalam mewujudkannya?
Apa yang menjadi penyebab perpecahan umat ini?
Padahal keinginan untuk bersatu sangatlah kuat?
Jawabnya, bahwa umat ini sangat menginginkn satu tujuan, tetapi tanpa
usaha yang benar dalam menempuh jalannya. Betapa banyak orang yang
membicarakan Persatuan dan kesatuan namun hanya beberapa orang yang
berbicara tentang jalan yang benar dan manhaj yang haq, yang merupakan
satu-satunya jalan mewujudkannya.

Awal mula munculnya kesalahan dan menimbulkan keretakan adalah begitu
banyak orang yang sangat menginginkan Persatuan tetapi belum berpegang
teguh kepada yang Haq.

Maka marilah kita kembali kepada yang Haq sebagaimana firman Allah SWT:
"Kemudian jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu maka
kembalikanlah kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya)." ( QS. An
Nisaa':59 )

Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Ketika manusia meninggalkan
sesuatu yang diperintahkan  --Maka-pasti akan terjadi permusuhan
diantara mereka. Jika satu kaum sudah terpecah-belah, maka mereka akan
berantakan dan binasa. Jika bersatu-padu, maka mereka akan baik dan
berkuasa. Sesungguhnya bersatu itu merupakan Rahmat dan perpecahan itu
sebagai Adzab."

Perkataan itu merujuk pada firman Allah SWT:
"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai-berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamua
agar kamu mendapat petunjuk." ( QS. Ali Imran:103 ).

Dalam ayat diatas Allah Memulai dengan Perintah 'Berpegang teguhlah
kepada  al haq dan tali Allah sebelum memerintahkan untuk BERSATU......

Demikian juga Hadits Rasulullah SAW:
" ... Sesungguhnya, barang siapa yang masih hidup diantara kalian, maka
dia akan melihat perbedaan-perbedaan yang banyak...maka wajib atas
kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafa'ur Rasyidin
setelahku. Gigitlah ia dengan gigi geraham (Peganglah dengan
sekuat-kuatnya) dan hendaklah kalian menjauhi semua perkara-perkara yang
baru.....( HR Abu Dawud )

Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW menyebutkan Penyakit dan Obatnya,
Problem dengan solusinya.

Obat perselisihan dan perpecahan ialah Berpegang teguh kepada Al Qur'an
dan Sunnah berdasarkan petunjuk para Sahabat.
Perpecahan umat merupakan Sunnah Kauniyah dan kita harus mengobatinya
dengan sunnah Syar'iyah yaitu menjalankan petunjuk Allah dan RasulNya,
tentu hal itu harus didahului dengan pemahaman ilmu yang benar.
Islam merupakan Agama yang Haq. Agama yang menyatukan hati yang
bercerai-berai dan saling bermusuhan. Dengan Hati yang satu itu Islam
membentang melewati jazirah Arab sampai keseantero penjuru dunia, dari
barat ke timur, dari utara ke selatan.

Allah SWT telah mengabadikannya dalam Al Qur'an:
"Dialah yang mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan
agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukainya. ( QS. At Taubah:33)

Agama Islam telah menjadikan kaum Arab dan Non Arab bersatu-padu.
Rasulullah SAW bersabda:
Kalian semua berasal dari Adam, dan Adam dibuat dari tanah, tidak ada
keutamaan orang Arab atas non Arab, orang kulit putih atas kulit hitam,
kecuali dengan ketaqwaan.

Imam Darul Hijrah Malik bin Anas mengatakan: "Tidak akan baik generasi
akhir umat ini, kecuali dengan apa-apa yang telah menjadikan baik
genereasi awalnya."

Perkara yang telah menyatukan umat islam dahulu itulah yang dapat
menyatukan mereka sekarang, dan perkara tersebut adalah Agama yang
shahih. Generasi umat ini tidak akan menjadi bersatu kecuali dengan
menegakkan Agama yang Shahih, aqidah yang bersih dan ketaatan ( ittiba')
yang murni kepada Rasullulah SAW.




Allah SWT berfirman:
Hai Orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(Nya),
dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Al Qur'an) dan
Rasul ( Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang kemudian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (QS An Nisaa':59)

Agama inilah yang mampu menyelesaikan segala macam bentuk pertikaian dan
yang mampu mengembalikan kebenaran pada tempatnya semula.

Secara Umum, Perpecahan dapat terjadi karena tiga sebab utama.
Pertama           : Perbedaan yang sangat mendasar, yakni perbedaan
Agama.

Kedua.             : Mengikuti hawa Nafsu

Allah SWT berfirman:
Dia-lah yang menu runkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Diantara
(isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an
dan lain (ayat-ayat) mutasyaabihat. Adapun orang-orang yang dalam
hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian
ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari
ta'wilnya. ( QS. Ali Imran:7)

Ketiga              : Mengikuti bid'ah dan tradisi adapt istiadat.

Allah SWT berfirman:
(Rasul itu) berkata, "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku
membawa untukmu (agama ) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada
apa yang kamu dapati dari bapak-bapakmu menganutnya?" Mereka menjawab,
"sesungguhnya kami mengingkari agama yang yang kamu diutus untuk
menyampaikannya." ( QS. Az Zukhruf:24 )

Tiga sebab utama diatas seluruhnya mengacu kepada satu factor yaitu
Jahil tentang inti Syari'at.

Dalam sebuah kisah disebutkan. Pada suatu hari, Umae bin Al Khattab ra.
Menyendiri. Dia berkata dalam hatinya, mengapa umat ini salaing
berselisih, sementara Nabi mereka satu?! Lalu ia memanggil Abdullah bin
Abbas ra. Umar bertanya kepadanya, Mengapa umat ini saling berselisih
sementara Nabi mereka satu, Kiblat mereka juga satu dan kitab Sucinya
juga satu?" Ibnu Abbas ra menjawab, "wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya
Al Qur'an itu diturunkan kepada kita. Kita membacanya lalu mengetahui
maksudnya. Maka setiap kaum punya pendapat masing-masing. Jika demikian
realitanya maka wajarlah mereka saling berselisih. Dan jika mereka
saling berselisih, mereka akan saling menumpahkan darah."

Jahil tentang inti syari'at akan melahirkan manusia-manusia yang saling
berselisih pendapat dan memunculkan jala-jalan yang bercerai-berai. Jika
setiap orang mengikuti jalannya masing-masing, pastilah mereka
berpecah-belah.

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan jangan
kamu bercerai-berai, (Qs. Ali Imran:103)
Allah menjelaskan, kasih sayang itu hanya dapat terjadi bilamana
bersatu.

Dalam Al Qur'an disebutkan:

Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan
mereka.
( QS. Ar Rum:32)

Jadi intinya adalah tidak ada jalan untuk mewujudkan persatuan umat ini
kecuali dengan berpegang teguh kepada Al Qur'an dan sunnah dengan
terlebih dahulu mencari Ilmu yang Syar'i lalu mengamalkannya, lalu
mendakwakannya dan sabar dalam semua itu sebagaimana firman Allah dalam
surat Al 'Ashr.


Namun perlu diketahui bahwa, Perpecahan dan perselisihan pasti terjadi.
Tidak akan bisa dihindari. Hanya saja  kamu muslimin di Syari'atkan agar
berusaha mencegahnya.

Allah SWT telah menerangkan jalan menuju kalimat yang satu. Yaitu dengan
menjalankan segala yang diperintahkanNya dan menjauhi segala yang
dilarang lehNya, menurut cara yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Allah
SWT telah menjelaskan tujuan dan telah menetapkan cara berikut
wasilahnya.
Kedua unsure itu merupakan syarat ibadah yang shahih ( benar ), yang
akan membuahkan ketaqwaan dan akan melindungi seorang hamba. Maka
janganlah melanggar batas yang telah ditetapkan Allah SWT.
Jadi pintu dialog, kritik dan nasihat harus senantiasa terbuka, agar
seluruh nilai-nilai kebenaran dan nilai-nilai kebaikan bisa tercurah
dalam kehidupan islami. Sehingga dapat menutup celah-celah yang masih
menganga. Bahwa setiap pribadi muslim merasa terawasi melalui proses
nasihat dan  amar ma'ruf nahi mungkar.
Generasi panutan umat ini telah menerapkan metode nasihat ini secara
konsisten. Mulai dari derajat yang paling tinggi, sampai derajat yang
paling rendah. Nasihat merupakan ajaran syari'at yang kita gunakan
sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT bagi orang-orang yang ikhlas
niatnya dan suci batinnya.

Rasulullah SAW bersabda:
"Agama adalah nasihat!" kami bertanya " Bagi Siapa?" Rasul
Menjawab,"Bagi Allah, KitabNya, RasulNya, bagi penguasa dan bagi segenap
kaum muslimin."
(HR. Muslim )

Faktor-faktor yang dapat mencegah terjadinya perpecahan:

Pertama:
Faktor Umum.
Yaitu berpegang teguh dengan Al Qur'an dan As Sunnah.



Kedua:
Faktor Khussus, meliputi:\

# Mengamalkan Sunnah Nabi SAW dan berpegang teguh dengannya. Barang
siapa mengikuti petunjuk Nabi pasti ia mendapat petunjuk - Insya
Allah-dan dapat melaksanakan agama berdasarkan bashirah ( ilmu ). Dengan
begitu, tanpa di sadarinya ia akan terhindar dari perselisihan yang
membawa kepada perpecahan.

# Menerapkan pedoman dan petunjuk generasi Para Sahabat, tabi'in dan
imam-iman Ahlu Sunnah Wal Jama'ah.

# Memperdalam ilmu agama, dengan mempelajarinya dari alim ulama dan
dengan meteodologi yang benar berdasarkan petunjuk ahli Ilmu.

#  Meminta bimbingan kepada alim ulama yang berjalan di atas manhaj yang
benar. Alhamdulillah mereka masih banyak dan tidak mungkin umat islam
akan kehabisan ulama pewaris Nabi.

# Menjauhi sikap meremehkan alim ulama atu menyimpang dari manhaj mereka
dengan segala model dan bentuknya yang dapat menimbulkan fitnah dan
perpecahan.

#  Keharusan mengantisipasi fenomena-fenomena perpecahan.

#  Semangat memelihara keutuhan Jama'ah kaum muslimin. Setipa muslim,
khususnya para penuntut ilmu dan juru dakwah, wajib berusaha memelihar
keutuhan jama'ah kaum muslimin.

#  Untuk menanggulangi terjadinya perpecahan, kita harus menjauhi
hizbiyah ( Bergolongan-golongan), sekalipun untuk tujuan dakwah. Juga
menjauhi sikap fanatic golonganm apapun bentuk dan sumbernya.

# Menegakkan kewajiban nasihat serta amar ma'ruf nahi mungkar dengan
ilmu dan menurut kaidah-kaidah syar'i.

Pertanyaan penting yang harus diajukan kepada diri kita adalah:
Dimanakah posisi kita dengan ilmu yang hakiki itu?
Siapakah ulama' yang menjadi rujukan kita?
Apakah rujukan-rujukan kita itu bersumber dari ceramah-ceramah,
kaset-kaset, buku-buku kecil? Ataukah bersumber dari kegiata-kegiatan
lain serta perlombaan-perlombaan?
Ya, semua ini memang bermanfaat dan mempunyai nilai positif. Akan
tetapi, ilmu yang hakiki itu harus di ambil dari pintunya yang benar.
Yaitu para ulama' yang tumbuh menjadi dewasa dalam islam, dikenal dengan
aqidah dan manhajnya yang lurus. Istiqamah diatas sunnah. Diakui umat.
Memiliki ilmu yang mendalm dan menjadi pembimbing manusia menuju
Rabb-nya. Mereka ahli dalam agama dan luas ilmunya.
Karena ilmu itu sangat penting untuk menjaga agama dan keistiqamahan dan
juga untuk mewujudkan persatuan serta membantah ahlu bid'ah dan para
pengikut hawa nafsu.

Demikian, Wallahu A'lam bishawab.




[Non-text portions of this message have been removed]





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke