Tujuan hidup dan kehidupan

Qoola Allohu ta'ala fil-quranil-karim, a'udzubillahis-sami'il 'alim 
minasy-syaithonir-rojim..


Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat 
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan 
dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia 
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS.Ali Imran : 185)

Hadirin Rohimakumulloh,

Sebagai manusia yang bertaqwa maka Al  Quran adalah sebuah kitab yang wajib 
kita jadikan pedoman dalam hidup dan kehidupan di dunia ini, sebagaiman mana 
tercantum dalam surah Al Baqoroh ayat ke-2 :

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang 
bertaqwa. 
Maka dengan berpedoman kepada Al Quran maka insya Alloh kita tidak akan 
tersesat dalam kehidupan ini, namun begitu selain Al Quran maka pedoman kita 
lainnya adalah Hadits (perkataan/perilaku) Rosulullah saw yang disampaikan oleh 
para Ulama dan Waliyulloh (semoga Alloh SWT memberikan Rahmat-NYA buat mereka).

Oleh karena itu mari kita coba simak petunjuk apa yang dapat kita peroleh dari  
surah Ali Imran ayat 185 yang telah disebutkan, ayat ini dapat kita simpulkan 
menjadi 4 (empat) hal yang kita perlu renungkan agar bisa menjadi petunjuk kita 
untuk menghadapi kehidupan ini :

1. Kullu nafsin dzaa-iqotul mauti

Ketika mendengar kata "maut" sudah pasti pengertian kita bahwa itu merupakan 
kematian, dan memang benar itulah yang disebut maut. Semua orang akan mengalami 
kematian, dan itu tiada terkecuali, termasuk para Nabi dan Rosul juga mengalami 
kematian. Oleh karena kematian akan menjumpai siapa saja, maka ketika dari 
salah satu keluarga kita mengalami kematian maka kita dilarang untuk 
meratapinya.

Hadits riwayat Umar ra, Bahwa Rosulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Mayit akan 
disiksa karena tangis ratapan (penyesalan) keluarganya. (HR.Bukhori Muslim)

Saat-saat menghadapi kematian selain dari rasa sakit yang menyakitkan, iblis 
laknatulloh juga berusaha agar manusia bisa kafir sebelum ajal menjemput. Oleh 
karena itu kita diajarkan sebuah doa yang cukup bagus dan pantas untuk kita 
amalkan, yaitu yang  biasa disebut dengan "doa selamat", (Allohumma inni 
as-aluka salamatan fid-diin...wa taubatan qoblal-maut, wa rohamatan 
'indal-maut, wa maghfirotan ba'dal-maut. Allohumma hawwin 'alayna fii 
sakarotil-maut...)


2. Wa innama tuwaffawna ujuurokum yawmal qiyamati (Dan sesungguhnya pada hari 
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu)

Petunjuk yang dapat kita ambil dari ayat tsb adalah  semua amalan kita di dunia 
ini akan disempurnakan oleh Alloh SWT, tanpa kecuali yaitu amalan yang baik dan 
amalan yang buruk (tidak baik).

Oleh karena itu mulailah dari sekarang kita hisab amalan kita, dan usahakanlah 
agar kita selalu beramal yang baik dan menjauhi amalan yang tidak baik. 
Meksipun amalan baik terlihat kecil bagi kita maka usahakan agar kita kerjakan, 
karena pahala disisi Alloh SWT tidak ada yang kecil. Begitu pula dengan amalan 
buruk, meskipun kecil/sedikit maka alangkah baiknya kita tinggalkan, karena 
adzab Alloh SWT tidak ada yang kecil dan sedikit. Untuk hal ini bisa juga kita 
renungkan ayat 7 dan 8 dari surah Al Zalzalah (99)
 

artinya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia 
akan melihat (balasan)nya.. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar 
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula

Hadirin Rohima kumulloh..

3. fa man zuhziha 'anin-naari wa udkhilal-jannata faqod faa-za (Barangsiapa 
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah 
beruntung.)

Setelah kita mengalamai kematian dan kemudian kita mengalami hari kiamat, lalu 
datanglah sebuah hari penghisaban, yaitu hari yang mana setiap orang menanti 
dengan perasaan harap-harap cemas, apakah dia akan masuk surga-NYA ataukah akan 
masuk neraka-NYA. Hari semacam itu digambarkan dalam  Al Quran pada surah ke-75 
(Al Qiyaamah), maka beruntunglah orang-orang yang beriman kepada Alloh SWT dan 
Rosul-NYA dan merugilah selamanya orang yang kafir kepada Alloh SWT dan 
Rosul-NYA.

Mengapa masuk ke surga dikatakan "beruntung" ? karena memang di surga adalah 
tempatnya kenikmatan yang tiada akhir yaitu kenikmatan yang abadi.

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; 
mereka kekal di dalamnya. (QS.2 : 82)

Bagaimanakah surga itu ? surga adalah tempat kembalinya orang-orang yang 
sholeh, yang mana Rosulullah saw dalam sebuah hadits qudsi menyatakan keadaan 
surga yang sesungguhnya belum pernah terlihat dan terdengar maupun terbayang 
pernah kita saksikan , yaitu :

Hadits riwayat Abu Hurairah ra., Dari Nabi SAW,  Beliau bersabda : Alloh 
berfirman : AKU sediakan untuk hamba-hamba-KU yang sholih sesuatu yang belum 
pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga serta tidak 
terbersit didalam hati manusia. Bukti kebenaran itu terdapat dalam Al Quran :

Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang 
sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. (QS.As-Sajdah (32) 
ayat 17) (HR.Bukhori Muslim)

Namun begitu Al Quran telah menggambarkan sebagian kecil dari 
kenikmatan-kenikmatan surgawi, yaitu 

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, 
bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di 
dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka 
mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi 
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci 
dan mereka kekal di dalamnya. (QS.Al Baqoroh ayat 25)

Kemudian luas-nya surga adalah sangat tidak terbatas, dan atas luas surga tsb 
telah diceritakan oleh Alloh SWT dalam firman-NYA :
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya 
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (QS.3 
(Ali Imran) ayat 133)

Sebenarnya masih banyak lagi kenikmatan-kenikmatan surga yang telah diceritakan 
oleh Rosulullah SAW dalam firman Alloh SWT pada kitab Al Quran Al Karim maupun 
Hadits Beliau SWT, namun semua itu tidak bisa disebutkan disini karena 
keterbatasan waktu, dan memang atas nikmat-nikmat Alloh SWT tidak akan mampu 
kita bisa menghitungnya.

Selanjutnya mengapa kita harus menghindari diri dari Neraka ? Karena neraka itu 
tempat yang seburuk-buruknya buat kita kembali kepada-NYA. Firman Alloh SWT :
Dan apabila dikatakan kepadanya:"Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah 
kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) 
neraka Jahanam. Dan sungguh neraka Jahanam itu tempat tinggal yang 
seburuk-buruknya. (QS.Al Baqoroh ayat 206)

Dan bahan bakar neraka adalah termasuknya manusia, firman Alloh SWT :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka 
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang 
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang 
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. 
(QS.At Tahriim ayat 6)

Hadirin Rohimakumulloh

Dalam hadits Rosulullah saw dijelaskan perumpamaan panasnya api dalam neraka, 
yaitu :
Hadits Riwayat Abu Hurairah ra, Bah Nabi SAW bersabda : Api kalian yang 
dinyalakan anak-cucu Adam (as) adalah sepertujuh puluh dari panas api jahanam. 
Para Sahabat berkata : Demi Alloh, bila sepanas ini saja sudah cuku wahai 
Rosulullah. Beliau bersabda : Sesungguhnya panas api tsb masih tersisa sebanyak 
enam puluh sembilan bagian, panas masing-masing sama dengan api ini. 
(HR.Bukhori Muslim)

Sebenarnya masih banyak lagi adzab Neraka yang telah diceritakan oleh 
Rosulullah SAW dalam firman Alloh SWT pada kitab Al Quran Al Karim maupun 
Hadits Beliau SAW, namun begitu yang terpenting bagi kita adalah berusaha 
sekuat tenaga untuk menjauhi amalan yang mengakibatkan dosa, meskipun amalan 
tsb kita anggap sepele, misalnya membuka aurat kita (aurat lelaki menurut fiqh 
adalah antara dengkul sampai pusar perut). Dan oleh karena berat rasanya adzab 
neraka maka sudah selayaknya kita biasakan setelah sholat fardhu untuk membaca 
doa Allohumma ajjirnaa minan-naar atau doa kebaikan/doa sapu jagad  (Robbana 
aatina fid-dunya hasanatan wafil-aakhiroti hasanatan wa qina 'adzaban-naar).

4. wa mal-hayaatud-dunyaa illa mataa'ul-ghuruuri (Kehidupan dunia itu tidak 
lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan)

Setelah kita pahami awal rangakaian ayat tsb (Kullu nafsin dzaa-iqotul mauti Wa 
innama tuwaffawna ujuurokum yawmal qiyamati fa man zuhziha 'anin-naari wa 
udkhilal-jannata faqod faa-za)  maka bagaimanakah kita memandang kehidupan 
dunia ini ? akhir dari ayat ini menjelaskan keadaan sebenarnya dalam kehidupan 
dunia ini, yaitu wa mal-hayaatud-dunyaa illa mataa'ul-ghuruuri (Kehidupan dunia 
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan)

Maksud yang terkandung dari penggalan ayat tsb adalah bila kita mendapat 
kesenangan di dunia ini maka sifatnya itu fana, dan bila tidak mengerti makna 
kehidupan ini, maka kesenangan yang fana itu bisa memperdaya kita dari 
mengingat Alloh SWT. Firman Alloh SWT :
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang 
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, 
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah 
kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik 
(surga). (QS.Ali Imran ayat 14)

Demikianlah khutbah singkat yang dapat saya sampaikan, yang mana kesimpulannya 
adalah 
1. hidup di dunia ini hanya sementara (fana) dan 
2. kehidupan maupun kesenangan dunia adalah bisa memperdaya kita kecuali 
keimanan kita kokoh maka kehidupan dunia bisa menjadi ladang untuk bekal di 
yaumil hisab dan
3. tingkatkan ketaqwaan kita agar pahala kita disempurnakan oleh Alloh SWT pada 
saat hari kiamat
4. semoga Alloh SWT memberikan hidayah-NYA dan rahmat-NYA kepada kita semua 
sehingga bisa dengan sungguh-sungguh menjadikan Al Quran sebagai imam kita. 

Akhirnya mari kita renungkan firman Alloh SWT :

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada 
hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak 
dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah 
benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan 
jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah. (QS. 
Lukman (31) ayat 33)

Barokallohu lii wa lakum bil-qur'anil-adzhim.

Cileungsi, 25 Juli 2006, 29 Jumadil Akhir 1427
Disusun oleh : Muhammad Ridwan ([EMAIL PROTECTED]) 


[Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/zAINmC/Vp3LAA/i1hLAA/TXWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke