PENTINGNYA STABILITAS KEAMANAN DIDALAM ISLAM

Dibimbing Oleh :
Syaikh Dr. Muhammad Musa Alu Nashr


________________________________________________________________________
_

Stabilitas keamanan sangat erat hubungannya dengan keimanan. Ketika
keimanan lenyap, niscaya keamanan akan tergoncang. Dua unsur ini saling
mendukung. Allah berfirman.

"Artinya : Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan dengan kezhaliman, mereka itulah orang-orang yang
mendapatkan keamanan, dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk" [Al-An'am : 82]
________________________________________________________________________
_


Allah memberikan jaminan kepada orang yang mengimani bahwa Allah adalah
Rabbnya. Islam adalah agamanya dan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa
sallam adalah nabiNya. ; Allah memberikan jaminan akan memelihara
keamanan serta keimanannya dan menetapkan hidayah baginya. Mereka
itulah, insan-insan yang memperoleh keamanan serta mendapatkan hidayah
dariNya.

Bagaimana mungkin seorang muslim dapat melaksanakan amalan sesuai dengan
tuntunan petunjuk, jika ia merasa takut. Begitu pentingnya,
sampai-sampai Nabi Ibrahim memohon kepada Allah curahan keamanan sebelum
meminta kemudahan rizki. Sebab orang yang didera rasa takut, tidak akan
bisa menikmati lezatnya makan dan minum. Allah menceritakan permohonan
Nabi Ibrahim dalam ayat.

"Artinya : Dan (ingatlah) ketika Ibrahim bedo'a : Wahai, Rabbku,
jadikanlah negeri ini negeri aman sentausa dan berikanlah rizki dari
buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah
dan hari kemudian" [Al-Baqarah : 126]

Secara eksplisit, beliau mendahulukan permohonan keamanan daripada
permohonan rizki. Dari sini, generasi Salaf telah memaklumi betapa mahal
nilai keamanan. Sesungguhnya Allah benar-benar telah memberikan anugerah
besar kepada bangsa Arab, (yaitu) dengan menjadikan tanah mereka sebagai
tanah haram (suci), membebaskan mereka dari rasa ketakutan, memberi
makan mereka dari kelaparan. Allah berfirman.

"Artinya : Maka hendaklah mereka menyembah Rabb pemilik rumah ini
(Ka'bah) yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan
lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan" [Quraisy : 3-4]

Orang-orang yang meneriakan slogan untuk mewujudkan keamanan tanpa
mengusung nilai-nilai Islam, tidak akan berhasil. Stabilitas keamanan
hanya akan tercipta dengan kembali ke syari'at Islam, menegakkan
hukum-hukum Islam dan mengaplikasikan etika Nabi.

Dalam sebuah ayat, Allah menjanjikan orang-orang yang beriman -yang
mengamalkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah- untuk menggantikan rasa
takut mereka dengan curahan rasa aman. Ingatlah janji Allah pasti
terlaksana. Allah berfirman.

"Artinya : Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
diantara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia akan menjadikan
mereka berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka
yang diridhaiNya untuk mereka dan Dia benar-benar akan mengganti
(keadaan) mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa.
Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu pun dengan
Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik" [An-Nur : 55]

Jadi, cara penting yang harus ditempuh dalam menciptakan keamanan,
(ialah dengan) menyebarkan dakwah menuju aqidah yang benar kepada umat
manusia dan membasmi kesyirikan, besar maupun kecil. Dengan inilah akan
tercapai janji Allah. Allah tidak mengingkari janjiNya.

Keamanan dikumandangkan setiap individu, masyarakat dan negara. Sebab
kehidupan mereka tidak akan normal, kecuali dengan terciptanya
stabilitas kemanan.

Ada sekian mekanisme yang ditempuh berbagai negara demi terciptanya
keamanan. Sebagian negara mempraktekkan bahasa pukulan, penganiayaan dan
memaksakan kehendak kepada rakyat demi mengais kemanan. Pendekatan ini
dikenal dengan diktatorisme. Sebaliknya, ada negara mengira dapat meraih
keamanan dengan melepaskan kendali dan membebaskan para penjahat dan
orang-orang perusak norma dengan slogan liberalisme. Negara lain mencoba
merengkuh keamanan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir dalam
mendeteksi dan mengejar para pelaku kriminal.

Cara-cara diatas tidak efektif. Sebab kemanan yang hakiki hanya akan
terwujud dengan menghidupkan spirit totalitas penghambaan kepada Allah,
menegakkan syari'at Allah, menebarkan qaidah yang benar dan penanaman
moral Islam. Ini akan memberikan pengekangan pada jiwa. Orang yang tidak
takut kepada Allah dan tidak memiliki rasa muraqabah (rasa selalu dalam
pengawasan Allah,-red) kepada Allah, langkahnya tidak terbatas dan
berhenti dihadapan larangan Allah.

Bukankah hudud digariskan untuk mejaga keamanan masyarakat ? Bukankah
mengqishash orang yang telah membunuh bertujuan untuk memelihara darah
manusia ? Bukankah pemotongan tangan pencuri untuk menjaga harta milik
umat ? Bukankah rajam ditegakkan untuk memelihara kehormatan ? Allah
berfirman.

"Artinya : Dan dalam (pelaksanaan) qishash itu ada (jaminan
kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu
bertaqwa" [Al-Baqarah : 179]

Jadi, keamanan hanya akan tercipta dengan keimanan dan dengan realisasi
mewujudkan nilai-nilainya dalam kehidupan bermasyrakat. Dalam
menggambarkan pentingnya keamanan, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.

"Artinya : Barangsiapa merasa aman di tempat tinggalnya, tubuhnya sehat
dan mempunyai bekal makan hari itu, seolah-olah dunia telah ia kuasai
dengan keseluruhannya" [Hadits Riwayat Tirmidzi No. 2268]

Tolong sebutkan, adakah seorang pemimpin negara yang mampu menguasai
seluruh dunia, atau seperempatnya saja. Tentu tidak ada ! Tetapi orang
yang telah terpenuhi rasa aman, pangan dan papanya, seolah-olah ia telah
menguasai dunia. Seoalah-olah ia telah menguasai seluruh isi dunia. Maka
bersyukurlah dengan nikmat keamanan. Sebab terciptanya keamanan dalam
masyarakat menuntut rasa syukur. Dengan syukur, nikmat Allah akan
senantiasa didapatkan. Allah memerintahkan Nabi Dawud untuk bersyukur.
Allah berfirman.

"Artinya : Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada
Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih"
[As-Saba : 13]

Allah berfirman.
"Artinya : Jika kamu bersyukur, nscaya Aku benar-benar akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka
sesungguhnya siksaKu sangat pedih" [Ibrahim : 7]


Jika sebuah pemerintahan atau masyarakat benar-benar mencita-citakan
terciptanya keamanan di lingkungannya, hendaknya mengacu kepada agama
Allah yang memberikan perhatian ekstra terhadapnya dalam banyak ayat.
Sebenarnya ini telah disadari sebagian Lembaga Pemasyarakatan. Para nara
pidana dianjurkan untuk masuk Islam, karena ditengarai akan memperbaiki
akhlak mereka.


Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi terciptanya keamanan.

[1]. Penyebaran Aqidah Yang Benar Kepada Umat.

Sebab, aqidah yang benar, iman dan tauhid akan menghalangi
berkeliarannya orang yang bermaksiat, penjahat dan orang yang
mengintimidasi. Islam telah menetapkan hukuman yang berat bagi orang
yang mengancam keamanan masyarakat. Misalnya, hukuman untuk muharabah
(memerangi Allah dan RasulNya dengan cara berbuat onar) sangat tegas
dalam Al-Qur'an dan Sunnah.

"Artinya : Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi
Allah dan RasulNya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka
dibunuh atu disalib, atau dipotong tangan kanan dan kaki mereka dengan
bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang
demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di
akhirat mereka beroleh siksaan yang besar" [Al-Ma'idah : 32]

Inilah pidana muharabah bagi orang yang mengayunkan senjata, seperti
orang yang melakukan pembajakan pesawat, pembunuhan, merampok harta
orang, mengintimidasi masyarakat.

Tidak menegakkan syariat Allah termasuk faktor terbesar runtuhnya
keamanan.


[2]. Penegakan Shalat Juga Melahirkan Efek Balik Tertahannya Kemungkaran
Dan Kekejian

Di antaranya akan mempertaruhkan keamanan. Allah berfirman.
"Artinya : Sesungguhnya shalat akan mampu mencegah dari perbuatan keji
dan kemungkaran"[Az-Zumar : 45]

Shalat akan mengatur seorang muslim menjadi hamba yang baik.


[3]. Membayar Zakat

Jika para orang kaya enggan membayar zakat, niscaya akan menimbulkan
rasa iri dan dengki di kalangan orang miskin, mencuri hartanya,
mencongkel rumahnya. Orang kaya pun tidak akan merasa aman dengan harta
yang ia miliki. Dengan dibayarnya zakat, maka akan terjalin ukhuwah
antara mereka.


[4]. Penegakkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

Allah berfirman.

"Artinya : Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia
dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah
mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam" [Al-baqarah :
251]

Juga firmanNya.

"Artinya : Sekiranya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia
dengan sebagian yang lain, tentulah dirobohkan biara-biara Nasharni,
gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan majid-masjid yang di
dalamnya banyak disebut nama Allah" [Al-Hajj : 40]

Sehingga, amar ma'ruf nahi mungkar menjadi tonggak penting dalam
mendukung terciptanya keamanan.


[5]. Penegakan Hukum Allah

Allah berfirman.

"Artinya : Dan dalam (pelaksanaan) qishash itu ada (jaminan
kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu
bertaqwa" [Al-Baqarah : 179]

Utsman berkata: "Sesungguhnya Allah tidak menahan dengan penguasa apa
yang tidak bisa ditahan oleh Al-Qur'an"

Nabi bersabda.

"Artinya : Penegakkan satu hukum Allah lebih baik dari hujan selama
empat puluh hari" [As-Shahihah No. 231]


[6]. Taat Kepada Pemimpin Negara Dalam Perkara Yang Bukan Maksiat, Tidak
Mengobarkan Api Pembangkangan, Tidak Memprovokasi Rakyat, Tidak
Melakukan Penghinaan Kepada Pemerintah, Ataupun Dengan Pembangkangan
Secara Verbal Atau Dengan Takfir Sebelum Sampai Pada Level Pembangkangan
Dengan Senjata.

Karena ini termasuk faktor dominan yang mengancam keamanan. Di beberapa
komunitas, kita telah melihat fakta-fakta ini. Adapun madzhab Ahli
Sunnah Wal Jama'ah, tidak memperkenankan melakukan pemberontakan (tidak
taat) kepada mereka, kecuali jika mereka jelas terbukti kekufurannya dan
memiliki kemampuan untuk menggantinya. Sedangkan dakwah salafiyah adalah
dakwah yang sarat dengan berkah, menyebarkan Islam, keselamatan dan
keamanan. Pada masa ini, lokomotif dakwahnya ialah Syaikh Al-Albani,
Syaikh Bin Baz dan Syaikh Al-Utsaimin. Mereka dengan tulisan, ucapan dan
perguruannya telah menjadi gerbang keamanan. Betapa sering mereka,
demikian juga kami memperingatkan akan fitnah ini.


[7]. Mentaati Ulama Rabbani Dan Selalu Berhubungan Dengan Mereka

Sebab, mereka merupakan pondasi keamanan masyarakat. Seharusnya, mereka
selalu didepankan dan diminta bimbingannya.

Alangkah menyejukkan pemandangan di masjid yang terbesar di negara ini,
menunjukkan adanya indikasi semangat untuk mencari ilmu dari ulama.
Taatlah kepada ulama rabbani yang berada di atas manhaj Salafush Shalih
sepanjang masa. Tradisi mereka selalu berkata berdasarkan firman Allah
dan sabda Nabi, serta pedapat sahabat. Mereka adalah insane-insan yang
mampu mendeteksi fitnah sebelum mengoyak umat. Mereka itulah ulama yang
mampu mengendalikan emosi generasi muda yang ingin cepat menuai hasil.
Mereka itulah yang harus diminta nasihat. Mereka adalah orang yang
menasihati umat dengan jujur.

Semoga Allah memelihara negara Islam dari tangan-tangan yang tidak
bertanggung jawab.


[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun VIII/1425H/2005M Rubrik
Liputan Khusus yang diangkat dari ceramah Syaikh Dr Muhamad Musa Alu
Nashr, Tangal 5 Desember 2004 di Masjid Istiqlal Jakarta]

Sumber :
<http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1687&bagian=0>





[Non-text portions of this message have been removed]





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke