***********************
Your mail has been scanned by Chandra Asri InterScan.
***********-***********


Dapat Apa Sih Kita dari Dakwah?
Tate Qomaruddin

Secara bahasa dakwah berarti menyeru atau mengajak. Apapun yang diserukan dan 
kemana pun mengajak. Namun secara istilah, dakwah diartikan sebagai seruan dan 
ajakan pada manusia agar beriman kepada Allah dan kufur (menolak) apa-apa yang 
disembah selain Allah. Dakwah juga bisa berarti mengajak orang yang sudah 
beriman untuk semakin meningkatkan keimanan dan teguh dalam menjalankan segala 
perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Tentu saja dakwah bukanlah pekerjaan ringan dan sepele. Berbagai rintangan, 
halangan, ujian akan menghadang orang yang berdakwah. Tetapi dakwah pun 
ternyata merupakan peluang investasi yang sangat menguntungkan dan bernilai 
amat tinggi bagi orang-orang yang menjalankannya. Diantara keutamaan (fadhilah) 
dakwah itu adalah:

1. Untaian Kata Terindah
Kalimat-kalimat yang keluar dari mulut orang yang menyeru ke jalan Allah lebih 
berharga dari untaian kalimat siapapun, bahkan rangkaian puisi seorang penyair 
kesohor sekalipun. Inilah penjelasan Allah swt. : "Dan siapakan lagi yang lebih 
baik perkataannya daripada orang yang menyeru ke jalan Allah dan beramal saleh 
dan berkata 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri 
kepada Allah)'." (QS. Fushilat / 41:33).

2. Menjauhkan Diri dari Pemusnahan.
Sejarah telah membuktikan, manakala kerusakan dan penyimpangan dibiarkan 
merajalela di suatu negeri maka Allah akan membinasakan negeri tersebut. Quran 
mengisahkan kepada kita contoh-contoh bangsa besar yang diluluhlantahkan akibat 
menyimpang dari agama Allah, seperti:
"Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang 
telah kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan 
kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan 
kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan 
sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena 
dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain." (QS. 
Al-An'am / 6:6)
Dan untuk menghindari kebinasaan itu takk ada jalan lain kecuali melakukan 
seruan kepada kebaikan dan kebenaran. Allah swt. mengingatkan kita dengan 
firman-Nya: "Dan tidaklah Tuhan kamu akan membinasakan satu negeri padahal para 
penduduknya muslihun (melakukan perbaikan)." (QS. Hud / 11:117)
Muslihun! Itulah kata kunci pada ayat itu. Muslihun adalah orang-orang yang 
senantiasa melakukan dakwah. Merekalah orang-orang yang akan menjadi penghalang 
turunnya bencana dari Allah swt. Bukan sekedar shalihun yang artinya 
orang-orang yang baik. Tetapi lebih dari itu, muslihun adalah orang-orang yang 
melakukan perbaikan dan berusaha menshalihkan orang lain: berdakwah. Jadi, ayat 
itu mengisyaratkan bahwa sekedar kesalihan segelintir orang pada suatu negeri 
tidak cukup mencegah bencana dari Allah. Suatu negeri baru akan terhindar dari 
kehancuran apabila penduduknya itu muslihun (melakukan perbaikan dan 
penshalihan).

3. Mendatangkan Pahala yang Agung.
Melaksanakan dakwah berarti melaksanakan perintah Allah swt. langsung. 
Firman-Nya: "Serulah ke jalan Tuhanmu dengan bijak dan nasihat yang baik." (QS. 
An-Nahl / 16:125).
Jika dakwah adalah perintah Allah, berarti hukum menegakkannya adalah adalah 
wajib. Melaksanakan kewajiban tentu saja mendapatkan pahala. Sebaliknya, 
meninggalkannya adalah berdosa.
Tentang agungnya pahala berdakwah, Rasulullah saw. Bersabda: "Sungguh, jika 
Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui (usaha dakwah) kamu, maka 
(pahalanya) bagimu lebih baik dari unta-unta merah." (Al Bukhari dan Muslim).
Juga: "Siapa yang menyeru kepada hidayah maka ia memperoleh pahala seperti 
pahala-pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit 
pun." (Muslim).

4. Mengundang rahmat Allah
Menyeru manusia kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar akan 
mendatasngkan raahmat dari Allah. Firmannya: "Orang-orang yang beriman, 
laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang 
lain. Mereka menyuruh yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan 
shalat, mengeluarkan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka 
itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha 
Bijaksana." (QS. At-Taubah / 9:71)
Begitu pula Rasulullah saw bersabda: "Semoga Allah mencerahkan (membahagiakan, 
merahmati) seseorang yang mendengar dari kami satu hadits (ajaran Islam) lalu 
ia menyampaikannya kepada orang lain. Sebab boleh jadi pembawa suatu pemahaman 
(ajaran Islam) menyampaikan kepada orang lain yang menjadi lebih paham dari 
dirinya. Dan boleh jadi pembawa (penyampai) suatu pemahaman tidak termasuk 
orang yang faqih." (Shahih Ibnu Hibban).

5. Membersihkan Jiwa si Da'iyah
Dakwah berperan cukup signifikan dalam tazkiyatun-nafs (membersihkan jiwa) 
da'i. Seorang da'i tentu memahami bahwa keberhasilan dakwah dan terwujudnya 
perubahan ke arah yang lebih baik bertumpu pada perubahan personal, baik dalam 
hal mentalitas, moralitas, maupun perilaku.
Seorang da'i yang bijak akan selalu melakukan evaluasi terhadap segala gerak 
langkahnya dalam berdakwah. Dan evaluasi penting - sebelum mengevaluasi hal 
lain dan orang lain - adalah melakukan muhasabah terhadap dirinya sendiri.
Patokan da'i dalam hal ini adalah firman Allah swt.: "Sesungguhnya Allah tidak 
merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri 
mereka sendiri." (QS Ar-Ra'd / 13:11)
"Sungguh beruntunglah (sukseslah) orang yang membersihkan (jiwa). Dan mengingat 
nama Tuhannya seraya shalat." (QS. Al-A'laa / 87:14-15)
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan 
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah 
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut / 29:69)
"Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Niscaya Dia akan 
memberikan kepadamu Furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan 
mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS.Al-Anfal 
/ 8:29).

6. Meningkatkan Kuantitas Orang Shaleh.
Jika tidak ada orang yang melaksanakan, kebenaran, kejujuran dan keadilan hanya 
akan menjadi pemanis bibir. Betapa sering kita merasakan sulitnya menegakkan 
kebenaran dan kejujuran ketika seluruh manusia yang ada di sekitar kita telah 
merasakan "nikmatnya" kecurangan, kesewenang-wenangan, korupsi dan 
ketidakjujuran. Kemudian terjadilah ironi: yang jujur selalu tersungkur dan 
yang adil selalu tersingkir.
Jalan keluar dari dilema itu bukanlah dengan mencaci keadaan dan menghujat 
nasib. Melainkan menampilkan keberanian untuk selalu konsisten dalam kebenaran 
sambil melakukan pembenahan yang dapat kita lakukan. Jadi, jumlah orang-orang 
yang ingin menegakkan kebenaran dengan dakwah memang harus selalu ditambah.

7. Membangun Lingkungan Baik bagi Generasi Mendatang
Saat ini, sering terdengar keluhan dari para orang tua yang amat mencemaskan 
dan mengkhawatirkan nasib putera-puteri mereka. Betapa tidak cemas dan 
khawatir, kejahatan dalam segala levelnya memperlihatkan peningkatan baik 
kuantitas maupun kualitas. Sebut saja perkosaan, mengeroyokan, perampokan, 
penyalahgunaan obat-obatan terlarang, peredaran minuman keras, dan 
kejahatan-kejahatan lainnya.
Sementara saat melihat perilaku para pemimpin pemerintahan baik di tingkat 
pusat maupun daerah - kecuali beberapa gelintir yang dirahmati Allah - , tidak 
ada pula pancaran keshalehan yang bisa diteladani. Korupsi, penyimpangan 
wewenang, foya-foya, merampas hak rakyat adalah hal yang melekat dalam 
kehidupan mereka sehari-hari.
Bila ini dibiarkan, generasi mendatang akan hidup dalam suasana kekacauan 
seperti itu atau bahkan lebih kacau lagi. Oleh karena itu tidak ada jalan lain 
selain dari menggencarkan dan mengefektifkan dakwah pada di kalangan masyarakat 
maupun di kalangan para pengambil kebijakan. Agar hari-hari kelabu ini berubah 
menjadi hari-hari terang penuh kebenaran, keadilan dan keshalehan.
Jadi, semakin jelaslah bahwa dakwah merupakan ladang investasi yang buahnya 
bisa dirasakan bukan hanya nanti di akhirat melainkan juga sejak sekarang, di 
dunia. Mau ikutan?
--
Sumber : Kolom Mutiara Dakwah Majalah Ummi




[Non-text portions of this message have been removed]





Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke