Jalan termudah untuk antisipasinya saat ini adalah
TIDAK nonton acara Lawakan Agama tsb. Kita ajarkan
kepada anak-2, istri, adik-2, saudara-2 kita, agar
menjauhi acara-2 TV yg ber-kedok agama.

Wassalam,
Anto


A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Assalamu'alaikum wr wb,
> 
> Dulu acara Ramadan di TV diisi dengan berbagai
> ceramah
> agama. Kemudian berubah, ceramah diiringi lawakan.
> 
> Setelah itu lawakan diiringi ceramah agama karena
> porsi ceramah agamanya begitu sedikit sekali.
> 
> Sekarang nyaris tidak ada lagi ceramah agamanya.
> Yang
> ada hanya lawakan dengan busana yang tidak Islami.
> Tidak ada jilbab, baju kaos ketat, dsb. Bahkan
> bintang
> tamunya pun tidak jarang artis non Muslim.
> 
> Beginilah nasib acara Ramadan di TV ketika dikelola
> oleh orang yang tidak begitu peduli dengan Islam.
> 
> Wassalam
> --- Yusuf coating <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Samsung Enterprise Portal mySingle
> >       ISLAM tontonan, MASYA ALLAH 
> >                  
> >             Seorang Ulama tua, hanya bisa
> prihatin,
> > lalu bermunajat kepada Allah swt. "Tuhan, kini
> Islam
> > yang kami lihat di media massa, bukan lagi Islam
> > Tuntunan, tetapi Islam Tontonan?"
> >             Itulah munajat Kyai tua, dan tokoh
> Ulama
> > yang barangkali mewakili ribuan suara Ulama dan
> Kyai
> > di Indonesia, Prof KH Ali Yafie, ketika
> memperingati
> > kemerdekaan RI menurut kalender Hijriyah,
> bertepatan
> > di bulan suci Ramadlan lalu.
> > 
> >             Selama bulan suci Ramadlan lalu, ada
> > fenomena unik yang sangat menjemukan dan
> memuakkan.
> > Pada sepertiga malam terakhir, biasanya ummat
> Islam
> > sangat khusyu' beribadah, memohon ampunan,
> > bertasbih, berdzikir dalam Qiyamullail serta
> > tadarrus. Tetapi lepas tengah malam, jutaan ummat
> > Islam bangun, bukan untuk mengahadap Tuhan, tetapi
> > untuk menghadap TV dengan berbagai pilihan channel
> > acara Ramadlan. TV telah menjadi berhala baru bagi
> > mereka, karena sesungguhnya bukan mereka mendalami
> > agama atau mendengarkan ceramah para Ustadznya,
> > namun hanya ingin menonton entertainment dalam
> jubah
> > agama. Bahkan acara paling bermutu dari kajian
> > Tafsir Al-Qur'an Prof Quraish Shihab, rating
> > penontonnya paling rendah, padahal acara tersebut
> > paling bermutu dari segi kualitasnya dibanding
> > acara-acara lainnya.
> > 
> >             Apakah Islam di negeri ini sudah
> banyak
> > digiring dan ditentukan oleh para produser TV dan
> > media massa? Bukan ditentukan alurnya oleh para
> > Ulama? Apakah Islam harus mengikuti jalannya
> > industri kapitalisme media, kemudian membangun
> imaje
> > bahwa life style Islam adalah sebagaimana
> > sosok-sosok di media itu? Politik media macam
> apakah
> > yang telah merangsek ajaran Islam dan cakrawala
> > Islam di negeri ini? Siapakah yang menjadi Imam
> > ummat? Ulama? Artis? Mubaligh Panggungan? Ustadz
> > Teaterikal? Selebritis?
> >             Merinding bulu kudhuk kita, ketika
> > mendengar dan melihat fakta tontonan agama di
> media
> > massa. Tetapi memang, agama paling empuk, paling
> > ramai di pasar dunia, paling mudah untuk
> > dimanupulasi, paling gampang untuk dagangan,
> paling
> > kuat untuk dijadikan legitimasi apa pun, hingga
> cap
> > halal haram untuk sebuah produk. 
> > 
> >             Ini semua salah siapa? Apakah ummat
> > mengalami kebosanan, kejenuhan, kehilangan simpati
> > kepada para Ulamanya, para Ustadznya? Lalu beralih
> > pada "Islam Hiburan, Islam Tontonan, Islam
> Tangisan,
> > Islam Lawakan, Islam Horor, Islam Ruqyahan, Islam
> > Kuburan, Islam Blatungan, Islam?" entah apalagi
> > namanya, yang mengekploitir emosi penonton, untuk
> > sebuah industri ketakutan dan kegembiraan.
> > 
> >             Ataukah para kapitalis media sangat
> > gemes dengan potensi empuk agama untuk dijadikan
> > mesin uang? Barangkali saling kerjasama antara
> para
> > ustadznya untuk saling menguntungkan melalui
> bisnis
> > agama ini?
> >             Inilah yang disinggung sejak lama oleh
> > Al-Ghazaly, Ibnu Athaillah as-Sakandary, bahkan
> > zaman semacam ini pernah diprediksi Kanjeng Nabi
> > SAW. 
> > 
> >             "Nafsu dibalik kemaksiatan itu sudah
> > jelas. Tetapi nafsu dibalik ketaatan (ibadah) itu
> > tersembunyi. Terapinya sangat sulit, karena
> bedanya
> > sangat tipis," kata Ibnu Athaillah as-Sakandary
> > dalam al-Hikam.
> >             Inilah yang pernah diperingatkan
> secara
> > keras oleh Abul Hasan asy-Syadzily, seorang
> Sulthan
> > Auliya di zamannya, ketika menafsiri ayat, "Rasul
> > tidak pernah berkata dengan dorongan nafsu,
> > melainkan karena wahyu yang diwahyukan?" maka,
> siapa
> > pun jangan merasa senang manakala kata dan
> ucapannya
> > di "iya"kan oleh pendengar, tetapi senanglah
> kalian
> > kalau Allah meng"iya"kan hatimu.
> > 
> >             Jika seorang penceramah, seorang
> Ustadz
> > bicara di depan publik, dan publik menyambut
> dengan
> > rasa simpati atas apa yang dikatakan Ustadz, lalu
> > sang Ustadz gembira karena pandangannya mendapat
> > dukungan, berarti sang Ustadz itu berbicara karena
> > dorongan hawa nafsunya. Sang ustadz bukan gembira,
> > karena Allah membenarkan kata-katanya, tetapi
> > gembira karena pendengar membenarkan ucapannya.
> > 
> >             Seluruh gerakan "Islam Tontonan" hanya
> > mengekploitasi simpati penonton, pembenaran
> pemirsa,
> > kesenangan pembaca, kenikmatan penyimak. Nafsu
> > penonton, penyimak dan pemirsa, adalah ladang bagi
> > industri komunikasi, apalagi agama, yang dianut
> oleh
> > semua orang. 
> > 
> >             Kita tidak usah terlalu menyudutkan
> > media, karena memang media itu industri, yang
> ingin
> > mengeruk keuntungan yang besar. Mari kita tengok
> > para pelaku, para Ustadz, para sosok yang mewakili
> > Islam disitu. Apakah mereka tidak risih dijadikan
> > tontonan ummat? Dijadikan bahan tawaan ummat?
> > Dijadikan pelampiasan emosi semu dari kegersangan
> > ummat? Apakah mereka tidak pernah mendengar jika
> > umat memunculkan sejumlah kata-kata, "Ayok kita
> > nonton Ustadz A?. Ayuk kita nonton Aa' B, ayuk
> kita
> > lihat Ustadz J, ?" Sama sekali tidak ada bau
> > tuntunan dari kata yang terucap. Lalu sekian
> program
> > dieksploitasi. Misalnya Ustadz A atau B atau J,
> bisa
> > dijual segi kehidupan sehari-harinya, keluarganya,
> > seni suaranya, deklamasinya, airmatanya, dan
> > sebagainya.
> > 
> >             Islam Tontonan juga telah memenuhi
> > judul-judul sinetron. Seperti Rahasia Ilahi,
> > Hidayah, Sakaratul Maut, Takdir Ilahi, Taubat,
> > Misteri Dua Dunia, yang hampir mengaduk-aduk dunia
> > kuburan untuk industri sineas ini. Islam begitu
> > memuakkan dimata anak-anak, begitu mengerikan dan
> > horror dimata orang luar, sedemikian memuntahkan
> > dimata ummat sendiri. Lalu bermunculan Nama-nama
> > Allah untuk dijadikan industri sineas, seperti
> > Subhanallah, Allahu Akbar, Astaghfirullah?.dll.
> > 
> >             Lalu Ruqyah, okh sangat memilukan.
> > Apakah pemahaman ruqyah sebegitu dangkal seperti
> di
> > media dan TV itu? Coba pemirsa melihat bagaimana
> > anda menatap para peruqyah itu, apakah ada Cahaya
> > Ilahi yang muncul dari keikhlasan jiwanya? Apakah
> > Islami seperti tontonan Ruqyah itu? Itu Ruqyah
> atau
> > Riya'ah? 
> >             Islam Tontonan juga telah membangun
> > imej, bahwa menjadi Ustadz, Da?i, Mubaligh, adalah
> > karir dan professi, lalu muncullah perlombaan jadi
> > Da?i, Pildacil, jangan-jangan ada lomba jadi
> Kyai...
> > 
> >             Gara-gara Formalisme?
> >             Menurut telaah, kenapa Islam Tontonan
> > ini muncul begitu kuat? Sejak kata-kata Islam
> phobia
> > mulai menyingkir di negeri ini, muncullah
> Islamisasi
> 
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 




Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke