Sekedar sharing.
Yang paling ditakutkan kebanyakan orang mengenai PLTN adalah bahaya
radiasinya walaupun mereka banyak yang kurang tahu apa itu radiasi,
Memang kalau melihat bahaya radiasi bila kita menggunakan uranium yang
waktu paruh-nya ratusan tahun (kalau saya nggak salah), apabila terjadi
bahaya nuklir (ledakan dll), radiasi yang diakibatkan oleh radiasi
tersebut akan turun temurun sampai beratus2 tahun.
Dilain fihak BATAN menjamin bahwa hal itu tidak akan terjadi karena
mereka menggunakan system pengamanan yang berlapis, seperti contoh
Reaktor Kartini yang ada di Jogja, beberapa saat setelah reaktor start,
apabila populasi neutronnya terlalu besar maka reaktor tersebut akan
"TRIP" / mati dengan menurunkan batang kendali (yang berfungsi untuk
menyerap neutron) kebetulan saya beberapa kali praktikum disana.
Apabila kita lihat dari segi efisiensi bahan bakar, waktu kuliah dulu
secara teori kita pernah ngetung bahwa energi yang dihasilkan oleh
reaksi 1 (satu) gram uranium akan setara dengan 17 TON BATU BARA. Sebuah
hasil yang sangat menjanjikan. 
 
 
Wassalam,
Sugiyanto
 
-----Original Message-----
From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of suhana032003
Sent: Monday, November 27, 2006 11:52 AM
To: media-dakwah@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [media-dakwah] Fwd: Re: Artikel : Pemanfaatan Energi Nuklir
(Bagian Ke-2)
 
--- In [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%40yahoogroups.com> ps.com,
"suhana032003" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:

sharring aja..

tidak adil bila menjudge sesuatu yg belum tentu terjadi dgn kesalahan 
yg dilakukan oleh pihak lain.
kasus lapindo itu karena ulah kecerobohan orang yg rasanya tidak 
tepat untuk menangani hal itu, tapi dipaksakan.
kalau disangkut pautkan dgn kemungkinan kebocoran reaktor di muria, 
rasanya nda adil, karena hal itu belum tentu terjadi. karena apa..?

Indonesia sudah mempunyai 3 reaktor yg dibangun pertama kali yaitu 
Reaktor Triga Mark sejak tahun 1961 di bandung dan sudah melalui masa 
kritis tahun 1964 bahkan diperpanjang operasi pada tahun 1996 dan 
melewati kritis tahun 2000.

Reaktor ke dua yaitu tahun 1975 yg bernama Reaktor Kartini di 
Yogyakarta dan sudah melewati masa kritis tahun 1979.

Reaktor ke tiga yaitu Reaktor Serba Guna GA-Siwabessy tahun 1983 dan 
sudah melalui masa kritis tahun 1987. dan menjadi Reaktor terbesar di 
Asia Tenggara. dan saat ini sudah memasuki usia 19thn dan masih terus 
beroperasi sampai sekarang. 

hmm..bila disangkut pautkan dengan kasus Lapindo rasanya nda adil 
menilai kecerobohan satu pihak dgn pihak lain yg mengutamakan 
keselamatan dan terbukti hingga sekarang tidak pernah ada masalah 
kebocoran tuch???

kapan kita akan maju, bila selalu melihat pada satu kegagalan sebagai 
cermin, tanpa melihat sesuatu yg pernah berhasil dilakukan oleh pihak 
lain?aneh???

siapa bilang..PLTU lebih safe untuk memenuhi kebutuhan listrik???
Penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik harus dilakukan 
pembakaran terlebih dahulu. nah..pada saat pembakaran terjadi akan 
menimbulkan pemanasan global yg berakibat terjadinya emisi rumah 
kaca. Jadi bayangin ya..berapa banyak batu bara yg harus digunakan 
dan melakukan pembakaran tiap harinya untuk pasokan pembangkit 
listrik?? dan otomatis suhu udara panas makin meningkat yg berakibat 
naiknya permukaan air laut yg bisa menenggelamkan pulau2 kecil dan 
daratan di sekitar pantai dan akibat pembakaran tsb pun akan 
mengakibatkan penyimpangan perubahan iklim. dan perusakan lapisan 
ozon.

belum lagi gas2 beracun yg dikeluarkan pada saat terjadinya 
pembakaran batu bara yg dapat mencemari lingkungan sekitar?pada saat 
melakukan pembakaran batu bara, maka akan mengeluarkan gas karbon 
dioksida dan monoksida yg bisa mengakibatkan sesak nafas dan meracuni 
sel2 darah merah, sehingga sel darah tidak bisa mengangkut oksigen ke 
dalam jaringan tubuh.

hmm..aku memang bukan ahlinya dalam masalah gas2 beracun, tapi coba 
anda tanyakan pengaruh gas2 beracun pada orang2 yg ahli ttg hal2 itu 
bila anda nda yakin.:)ya..minimal aku pernah belajar dan baca 
lah..pengaruh efek negatif akan gas2 beracun yg dikeluarkan karena 
pembakaran batu bara.

nah..itu baru pengaruh yg terjadi dan tidak disadari oleh orang2 
awam, memang anda pikir..dgn membangun PLTU tidak ada resiko 
kebocoran dan meledak???hehehe.. kompor aja punya resiko bisa meledak 
mas..apalagi PLTU dan PLTN??:)tapi..kapan kita mau maju, kalau nda PD 
dengan kemampuan negara kita sendiri hanya karena ketidakmampuan 
orang lain yg dijadikan cermin???? hanya yg aku tahu resiko terhadap 
lingkungan dgn membangun PLTN itu tidak ada dan lebih murah dari 
PLTU. karena hanya menggunakan tenaga air laut or sungai untuk 
menggerakan PLTN. tapi..resiko meledak mah..PLTU dan kompor minyak 
juga punya resiko meledak dan bocor mas..:)

afwan kalau rada nyeleneh..nda rela aja kalau orang yg mampu 
melakukan sesuatu dijadikan kambing hitam oleh ketidak mampuan pihak 
lain:)

salam
hana

--- In [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%40yahoogroups.com> ps.com,
Syaikhul Amin - MTD <Syaikhul@> 
wrote:
>
> ***********************
> Your mail has been scanned by Chandra Asri InterScan.
> ***********-***********
> 
> 
> jum'at mabruk,
> 
> saya tidak perlu 'ndakik-ndakik' atau mendetail untuk mengatakan 
bahwa kita masih belum mampu (menolak) untuk sekarang ini membuat 
PLTN, saya orang praktisi dan tahu benar tentang apa yg terjadi 
dengan project2 di indonesia. contoh yg paling gampang kasus project 
pengeboran oil and gas pt. lapindo brantas di porong-sidoarjo, 
ratusan (mungkin ribuan) hektar lahan terendam dalam lumpur dan info 
yg terakhir pipa gasnya meledak, kasihan rakyat di sono. apa jadinya 
sekiranya di gunung muria misalnya di bangun PLTN terus 
karena 'ketidaksiapan' / kecerobohan pengelolanya reaktornya bocor?
> so what gitu loh...
> untuk saat ini yg paling memungkinkan dan paling safe adalah dengan 
memperbanyak PLTU dengan bahan batubara atau dengan panas bumi untuk 
memenuhi kebutuhan listrik negara ini.
> 
> demikian.
> 
> syaikhul
> 
> setahu saya iran dan pakistan sudah bisa membuat bom nuklir, tapi 
mereka belum bisa membuat PLTN.
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: arnoldison nawar [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, November 23, 2006 4:46 PM
> To: [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%40yahoogroups.com> ps.com
> Subject: Re: [INSISTS] Artikel : Pemanfaatan Energi Nuklir (Bagian 
Ke-2)
> 
> 
> Ketika alm Prof Kuncoroningrat menulis dalam sebuah buku 
yang
> mengkritik mayoritas mental bangsa Indonesia yang belum 
siap
> membangun, namun beliau tidak menulis agar membubarkan negara ini, 
dan
> membentuknya kembali sampai bangsa ini sudah siap.
> 
> Begitu pula kritik terhadap cara dan etos kerja terhadap 
rakyat
> Indonesia yang masih rendah lantas berkesimpulan untuk tidak 
melakukan
> apa-apa (nothing to do), takut berbuat sesuatu, tapi dengan 
kritik
> tersebut seharusnya orang menjadi termotivasi untuk tetap 
melalukan sesuatu dengan cermat
> serta kehatian-hatian.
> 
> Dalam suatu rapat persiapan kemerdekaan RI beberapa diantara 
tokoh
> yang mengikuti rapat tersebut juga meragukan kemampuan 
bangsa
> Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, melihat kebanyakan rakyat 
yang
> masih buta huruf, hidup dalam kemiskinan, dan faktor-faktor 
lainnya
> yang secara perhitungan ekonomi tidak akan mampu berdiri 
sebagai
> bangsa, kalau mengikuti pendapat-pendapat yang demikian kita 
bisa
> bayangkan pada waktu itu pastilah bangsa ini belum merdeka.
> 
> Saya juga ingin mengatakan bahwa memang tidak mudah memiliki 
dan
> mengelola suatu reaktor nuklir, tetapi dengan meniru suatu 
jingle
> dalam iklan saya coba meyakinkan 'anda pasti bisa'.
> Kalau kita perhatikan banyak orang-orang Indonesia yang pintar dan 
potensial yang
> parkir di negara lain, bekerja sebagai peneliti 
di
> universitas-universitas ternama, atau bekerja di pabrik-pabrik 
besar
> dunia yang bermuatan teknologi tinggi, mereka enggan kembali 
ketanah
> air, dari alasan lapangan kerja yang belum ada, gaji yang tidak 
cocok,
> penghidupan yang susah, tapi menurut saya yang utama 
adalah
> penghargaan terhadap mereka yang sangat kurang, penghargaan 
bukan
> dalam bentuk gaji atau remunerasi tapi lebih merupakan pengakuan 
dari
> negara dan bangsa ini atas pengakuan mereka.
> Kembali kepada realitas yang disebutkan bahwa para birokrat 
yang
> bermental korup, yang melihata suatu proyek merupakan ladang 
mereka
> untuk memperoleh komisi, atau birokrat yang berwenang 
mengelurakan
> perijinan dan pengawasan yang mudah disogok, bisa dibayangkan 
bila
> birokrat bermental seperti ini diberikan wewenang untuk 
mengeluarkan
> ijin atau penguasan untuk proyek-proyek yang memiliki 
potensi
> membahayakan lingkungan.
> Namun realitas ini tidaklah harus menjadikan surut untuk 
berbuat
> sesuatu, meragu-ragukan kemampuan sendiri dengan tidak 
membandingkan
> kenapa orang lain bisa dan kita tidak bisa, itu juga bukan 
tindakan
> bijaksana. Akhirnya saya ingin mengatakan bahwa terlalu prematur 
atau
> teruburu-buru untuk mengatakan bahwa kita 'tidak mampu'.
> 
> salam
> 
> Arnoldison
> 
> ----- Original Message ----
> From: Syaikhul Amin - MTD <Syaikhul@>
> To: [EMAIL PROTECTED] <mailto:insistnet%40yahoogroups.com> ps.com
> Sent: Wednesday, November 22, 2006 8:44:30 PM
> Subject: RE: [INSISTS] Artikel : Pemanfaatan Energi Nuklir (Bagian 
Ke-2)
> 
> 
> ***********************
> Your mail has been scanned by Chandra Asri InterScan.
> ***********-***********
> 
> 
> bung arnold,
> 
> pendapat saya untuk sementara indonesia belum butuh energi nuklir, 
bukan masalah kebutuhan energinya tapi mental pemerintahan/birokrat 
kita belum siap. sebagai orang yg pernah bergelut di dunia 
construction rasanya akan sangat berbahaya kalau dibangun PLTN di 
indonesia. padahal untuk pengadaan energi ini butuh safety, 
ketelitian dan kedisplinan yg tinggi, dan rata2 project di indonesia 
belum mencapai tingkat yg seperti itu.
> 
> demikian.
> 
> syaikhul
>

--- End forwarded message ---
 


This message has been scanned by the Trend Micro InterScan Security Module and 
found to be free of known security risks.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke