--- In [EMAIL PROTECTED], "Eko Budhi S, Ghifari.Org"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

On Wed, 2007-01-03 at 13:25, IrwanK wrote:
> Quote:
> 
> > Informasi lainnya menyebutkan, "kabar bohong" itu tersebar dari
> > masyarakat, didengar Dandim, lalu mampir ke Polres Polman, terbang
> ke
> > Polwil Pare-pare, lalu hadir di tim SAR TNI AU. Lantas ke Kapolda,
> > Pangdam, hingga Menhub dan tersebar di seluruh dunia. (dtc)

Assalamu'alaikum

Ini satu case study paling anyar bahwa TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI yang canggih tanpa alur kerja SISTEM INFORMASI yang dirancang
dgn baik,
akan menghasilkan suatu CHAOS,
atau setidaknya banjir informasi dan informasi yang "tidak berguna" ...

Teknologi informasi dan komunikasi seperti HP dgn sms, bahkan video
call,
juga Internet, TV dll terbukti sangat cepat menyebarkan berita. Bahkan
tiap detik bisa ada perkembangan.

Sayangnya, secara ironis : Tidak Ada Sistem yang Memantau Kualitas
Berita. SDM yang dimiliki saat ini tidak dipersenjatai secara cukup,
kecuali untuk melakukan forwarding, copy-paste ...

Kasus berita Adam Air adalah satu hal. Kasus penyebaran berita ttg
terrorisme adalah hal lain yg lebih sistematis, dimana tidak ada media
kita yang sebenarnya mengakses informasi dari "tangan pertama" ...

Belum lagi, Internet memungkinkan partisipasi terbuka dan bebas, bahkan
tanpa identitas. Seorang yang anti-Islam, misalnya, bisa saja membuat
website sangat bagus, seolah ttg Islam, dan menyebarkan ilmu-ilmu yg
sesat dan menyesatkan ttg Islam ...

Orang-orang bisa, secara teknologi BISA, membuat website ttg Nahdatul
Ulama, misalnya. Meskipun dia sama sekali bukan anggotanya.

Membangun masyarakat Indonesia akan merupakan satu masalah sistematis
kalau kita tidak mulai memikirkan bagaimana membangun suatu sistem
informasi yg baik.
Again, it is not about TEKNOLOGI INFORMASI, KOMUNIKASI DAN KOMPUTER.
Atau tepatnya NOT ONLY. Krn bagaimanapun teknologi justru seharusnya
menjadi Strength point.

Berbagai pihak jelas sangat dibutuhkan untuk memikirkan masalah ini.
Karena jelas ini masalah yg "belum ditemukan solusi"-nya. Hanya saja,
duduk bersama-sama, mudah-mudahan menghasilkan kumpulan ide-ide kecil
yang jika dipadukan bisa "memperbaiki keadaan".

Berbagai pihak, termasuk wartawan, remaja masjid, pengelola media,
aktivis LSM, pejabat pemerintah, sangat diharapkan. Selain tentunya
pakar-pakar Teknologi Informasi sendiri.

Saya ingin mengundang ke milis khusus membahas strategi manajemen
informasi ini di 

[EMAIL PROTECTED]

Tentu saja ini agenda jangka panjang, tidak bisa diharapkan masalah
seperti ini bakal selesai satu atau beberapa bulan ...

Wassalamu'alaikum




Eko Budhi S

On Wed, 2007-01-03 at 13:25, IrwanK wrote:
> Quote:
> 
> > Informasi lainnya menyebutkan, "kabar bohong" itu tersebar dari
> > masyarakat, didengar Dandim, lalu mampir ke Polres Polman, terbang
> ke
> > Polwil Pare-pare, lalu hadir di tim SAR TNI AU. Lantas ke Kapolda,
> > Pangdam, hingga Menhub dan tersebar di seluruh dunia. (dtc)
> 
> Ini merupakan teguran sekaligus kritik keras terhadap MenHub atas
> ke-tergesa-gesa-an
> melakukan konferensi pers atas suatu kabar yang belum dikroscek.
> Bagaimanapun juga mestinya kabar yang sampai ke atas sudah dikroscek
> terlebih dahulu
> oleh jalur info dari bawah.. Dari kabar di atas, filter pertama
> harusnya dilakukan oleh Dandim 
> dan Polres setempat (Polman).
> 
> Seorang teman menganalogikan bagaimana karyawanlah yang harusnya
> melakukan kroscek 
> sebelum suatu kabar tiba di meja Direksi.. Rasanya kurang logis kalau
> Direksi sendiri yang 
> langsung turun tangan melakukan kroscek.. 
> 
> Apakah ini kesengajaan pihak tertentu untuk memperburuk suasana atau
> justru mengambil 
> keuntungan (mis: menyelamatkan muka pihak tertentu dengan
> menghembuskan update/
> info secepat mungkin - meskipun itu cuma HOAX/Bohong)? Klo pake logika
> penyelidikan 
> (kata film holywood), siapa yang diuntungkan dan siapa yang bisa
> 'ditembak' dari kejadian 
> ini, kan bisa dilihat..
> 
> Masalahnya hoax yang seperti ini sulit ditemukan contohnya di
> internet.. karena merupakan
> hoax baru.. :-p
> 
> Wallahu alam.. CMIIW..
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> On 1/3/07, wrote:
>         > 
>         > <http://analisadaily.com/0-8.htm>
>         > 
>         > melihat polanya :)
>         > besok-besok alamatnya akan menjadi :
>         > 
>         > <http://analisadaily.com/2007/Januari/3/0-8.htm>
>         > 
>         > 
>         > Tragedi AdamAir 
>         > Orang se-Indonesia Kena Tipu 
>         > 
>         > Jakarta, (Analisa)
>         > 
>         > Jangan tertawa geli. Sebab ini sebuah tragedi. Orang
>         se-Indonesia,
>         > dari presiden hingga rakyat biasa telah kena tipu. Kabar
>         penemuan
>         > lokasi pesawat AdamAir ternyata isapan jempol. Siapa aktor
>         > pembohongnya?
>         > 
>         > Ketika pesawat AdamAir dinyatakan telah ditemukan di Desa
>         Ranguan,
>         > Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polman, Sulbar, tentu itu
>         sungguh
>         > menggembirakan. Setidaknya satu pekerjaan besar telah
>         berhasil, yaitu
>         > mencari dan menemukan bangkai pesawat. Meski tentu saja
>         informasi ini
>         > diiringi kabar sedih, yaitu 90 jenazah ditemukan.
>         > 
>         > Tapi pada malam harinya, Selasa (2/1), aneka ekspresi wajah
>         orang
>         > se-Indonesia yang muncul. Ada yang jutek, tersenyum sinis,
>         bahkan
>         > tertawa geli. Bagaimana tidak? Berita yang disampaikan para
>         pejabat
>         > Indonesia ternyata hanya isapan jempol. AdamAir masih
>         hilang. Publik
>         > Indonesia, bahkan dunia, juga tertipu.
>         > 
>         > Sebuah televisi terkemuka asing bahkan menyindir "kabar
>         bohong" ini
>         > dengan menyebutkan betapa buruknya sistem komunikasi di
>         Indonesia
>         > sehingga bisa memicu adanya berita yang tidak benar itu.
>         > 
>         > Berikut ini kronologi "berita bohong" itu:
>         > 
>         > 08:15 WIB
>         > 
>         > Lanud Hasanuddin c.q Kapten Mulyadi dan Danlanud Marsekal
>         Utama Eddy
>         > Suyanto mengumumkan bangkai pesawat AdamAir ditemukan di
>         Desa Ranguan,
>         > Kecamatan Matangnga, Kabupaten Polman, Sulbar. Informasi
>         didapat dari
>         > masyarakat setempat yang telah menemukan pesawat dan
>         jenazah. 12 Orang
>         > dinyatakan selamat. Sisanya diduga tewas. Tim SAR berangkat
>         ke TKP
>         > bersama pejabat terkait dari Lanud Hasanuddin, Kapolda
>         Sulsel hingga
>         > Bupati Polman.
>         > 
>         > 09.15 WIB
>         > 
>         > Menhub Hatta Rajasa memastikan bahwa AdamAir telah
>         ditemukan. Data
>         > sementara yang didapatnya 90 orang tewas dan 12 orang
>         selamat.
>         > 
>         > 11.45 WIB
>         > 
>         > Wartawan bergerak dari Makassar menuju Polman, lokasi
>         jatuhnya
>         > AdamAir, lewat darat.
>         > 
>         > 12.43 WIB
>         > 
>         > Danlanud Hasanuddin Marsekal Utama Eddy Suyanto menyatakan,
>         90 jenazah
>         > musibah AdamAir telah ditemukan, tapi 12 lainnya masih
>         dicari, bukan
>         > selamat.
>         > 
>         > 17:26 WIB
>         > 
>         > Wartawan yang sudah 30 km dari Desa Ranguan, menyatakan
>         bahwa warga
>         > setempat belum melihat satu pun jenazah AdamAir yang
>         dievakuasi.
>         > 
>         > 18.00 WIB
>         > 
>         > KNKT menggelar jumpa pers dan menyatakan informasi yang
>         didapatnya
>         > bahwa korban tewas ada 90 orang. Sayangnya, tim SAR tidak
>         bisa
>         > bergerak mendekati Desa Ranguan karena hujan deras.
>         > 
>         > 18:47 WIB
>         > 
>         > Dari Polman, wartawan menyatakan Tim SAR belum bergerak ke
>         Desa
>         > Ranguan. Bukan karena hujan deras, tapi karena titik ordinat
>         belum
>         > ditemukan. Heli berputar-putar terus, tidak juga menemukan
>         bangkai
>         > AdamAir. Warga juga tidak pernah melihat ada pesawat jatuh.
>         Beredar
>         > spekulasi bangkai AdamAir tidak berada di tempat itu.
>         > 
>         > 18.50 WIB
>         > 
>         > AdamAir menggelar jumpa pers dan menyatakan kabar 90 tewas
>         dan 12
>         > selamat merupakan informasi masyarakat 
>         > 
>         > 19.00 WIB
>         > 
>         > Menhub Hatta Rajasa dan Danlanud Hasanuddin menggelar jumpa
>         pers di
>         > Lanud Hasanuddin, menyatakan bahwa AdamAir masih hilang.
>         Lokasi
>         > jatuhnya pesawat di Ranguan adalah tidak benar. Nasib
>         penumpang dan
>         > awak AdamAir masih gelap. Menhub dan Danlanud minta maaf.
>         Menhub
>         > menyatakan, informasi awal didapat dari masyarakat setempat
>         yang
>         > melapor ke pejabat di atasnya.
>         > 
>         > Informasi lainnya menyebutkan, "kabar bohong" itu tersebar
>         dari
>         > masyarakat, didengar Dandim, lalu mampir ke Polres Polman,
>         terbang ke
>         > Polwil Pare-pare, lalu hadir di tim SAR TNI AU. Lantas ke
>         Kapolda,
>         > Pangdam, hingga Menhub dan tersebar di seluruh dunia. (dtc)

--- End forwarded message ---


Kirim email ke