lebih utama adalah memperbaiki akidah umat dengan ilmu. menghalangi 
bentuk kemurtadan dengan memenuhi isi perutnya dengan makanan, maka 
Tuhannya adalah si pemberi makanan. 

Namun ilmu yg benar akan menjaga umat dari segala hal yg membuat 
dirinya jatuh pada kekufuran. dengan akidah yg benar, tidak membuat 
bilal gentar mengalami kelaparan dan tindihan batu besar pada 
dadanya. dengan akidah dan keyakinan yg benar masitoh sekeluarga rela 
membiarkan anaknya dan dirinya dimasukan ke dalam kuali besar yg 
panas oleh fir'aun. Dengan akidah yg benar, tidak ada rasa gentar 
pada diri Ibrahim yg ingin dibakar dengan tumpukan kayu bakar. dengan 
keyakinan yg mantap, tiada keraguan pada diri Ibrahim untuk memenggal 
kepala anak kesayangannya untuk dijadikan kurban karena bentuk 
taatnya pada Allah. 

Memenuhi isi perut umat dengan makanan dan kecukupan, hanya akan 
menciptakan pemalas2, pecundang dan para pengemis dari yg gembel 
hingga para pejabat yg diberi amanat untuk menjalankan pemerintahan. 
Namun memenuhi isi kepala umat dengan ilmu yg benar, sedikit empati 
pada hati, maka tidak akan ada lagi mental2 pecundang dan pengemis 
dari "gembel" hingga kaum "elite" yg bermental pengemis.

sadar atau tidak, yg mengaku sebagai umat "muslim" saat ini, lebih 
brengsek dari abu jahal dan abu lahab, yg mengakui Allah sebagai 
pencipta, namun tidak pernah mengakuinya sebagai Tuhan dan sembahan 
mereka. tapi..saat ini umat yg mengaku muslim, mengakui Allah sebagai 
Tuhannya, namun seenak2nya mereka mengolok2 agamaNya dan Tuhannya 
tersebut, hanya dengan sepiring nasi dan sehelai baju. dan merusak 
islam karena embel2 muslim di dirinya, namun menanggalkan akidahnya 
dan memperjual belikan berita palsu ttg islam, demi ketenaran dan 
kemewahan hidupnya.

NB : harta itu dijaga oleh tuannya, tapi ilmu menjaga tuannya.


salam
hana

--- In media-dakwah@yahoogroups.com, "Suliati ,Suliati" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Satu PR buat P'Nurmahmud khususnya dan umat Muslim pada umumnya, 
lebih baik memperbaiki ekonomi umat dari pada harus membangun masjid 
(yang konon katanya kubahnya berlapiskan emas) yang super megah.
>  
> Wassalam
> 
> -----Original Message-----
> From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:media-
[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Tutik. L
> Sent: Monday, January 08, 2007 10:30 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]; media-dakwah@yahoogroups.com
> Subject: [media-dakwah] Fw: Geger "Kristenisasi" di Depok
> 
> 
> 
> dari milis sebelah...
> B'Rgrds
> -Tutik-
> 
> ----- Original Message ----- 
> Sent: Friday, January 05, 2007 10:01 AM
> Subject: [daarut-tauhiid] Fwd: Geger "Kristenisasi" di Depok
> 
> --- roz < [EMAIL PROTECTED] <mailto:roz%40balinirwana.com> com> 
wrote:
> 
> Wed Jan 3, 2007 1:23 am (PST) 
> Geger "Kristenisasi" di Depok 
> 
> Rabu, 03 Januari 2007
> 
> Idul Adha yang seharunya semarak dengan suka cita
> ternyata mendadak geger.
> Beberapa orang Nashr ani, di Depok dikabarkan
> 'membaptis" 72 anak-anak
> Muslim
> 
> Hidayatullah.com--Menjelang Idul Adha 1427, kampung
> Lio-Depok geger.
> Pasalnya seorang laki-laki, bernama Sugito, yang
> selama ini dipercaya warga
> setempat, membawa 72 anak-anak Muslim ke Gereja
> Bethel, Depok.
> 
> Rabu tanggal 26 Desember 2006, sekitar pukul 3 sore,
> anak-anak SD dan SMP
> kumpul di Rumah Singgah "Bina Tulus Hati", RT3/RW19,
> Kampung Lio Depok.
> Menurut rencana, mereka akan diajak jalan-jalan oleh
> Pak Sugito dan
> teman-temannya. Tak jelas, kemapa mereka akan
> dibawa. 
> 
> Anak-anak yang jumlahnya 72 orang itu, berangkat
> dengan Metro Mini. Setelah
> berputar-putar, sekitar jam 16.30 mereka sampai di
> sebuah gereja Depok.
> "Namanya gereja Bethel,"ujar Iis kelas 2 SMP, yang
> ikut dalam rombongan itu.
> 
> Sesampai di gereja itu puluhan anak-anak itu disuruh
> duduk di dalam gereja.
> Di ruangan gereja itu, sudah ada puluhan anak-anak
> lain, entah dari mana.
> Selain itu, di depan anak-anak berdiri laki-laki dan
> perempuan dewasa yang
> jumlahnya sekitar 10 orang. 
> 
> "Kita disuruh menyanyi puji Yesus,"ujar gadis kecil
> Muslimah itu di depan
> aktivis ormas-ormas Islam Depok, di Masjid
> Baiturahman, Kampung Lio, Depok,
> Ahad lalu (31/12/2006). Bagaimana nyanyiannya?
> "Diantaranya : Dia lahir
> untuk kami, dia raja di atas raja, "ujarnya.
> 
> Melihat acara di dalam gereja seperti itu, beberapa
> anak Muslim melarikan
> diri terbirit-birit ke luar ruangan gereja.
> Anak-anak Muslim yang lain,
> mungkin takut, tetap duduk mengikuti acara yang
> dipimpin seorang ibu itu.
> Mereka kemudian disuruh berdoa dan seorang ibu
> kemudian mendatangi
> masing-masing anak itu dan memegang kepalanya.
> "Bunyinya kira-kira: Semoga
> Tuhan memberkati dan roh Kudus membimbingmu. Tuhan
> Kami nggak ingin kamu
> kalah..kalau kamu ikut Tuhan Kamu kamu kalah, kalau
> kamu ikut Tuhan Kami
> kamu menang,"ungkap anak-anak belia itu.
> 
> Setelah acara-acara itu, mereka pulang. Sebelum
> balik ke rumah naik bis yang
> sama, mereka diberi bingkisan. "Kita semua diberi
> bingkisan yang isinya
> pakaian,"ungkap Sita, 12 tahun, siswi kelas 6
> Madrasah Ibtidaiyah yang juga
> ikut dalam rombongan itu. Penjelasan Sita ini
> diamini oleh Indah (13 th) dan
> Lusi (12 tahun). Acara di gereja yang berlangsung
> dari sore sampai malam
> itu, memaksa anak-anak Muslim tidak dapat
> melaksanakan shalat maghrib.
> 
> Melihat kejadian di gereja yang tidak wajar itu,
> anak-anak laki-laki dan
> perempuan itu mengadu ke orangtuanya. Dan menjadi
> ramailah kampung itu.
> Setelah berembuk secara cepat akhirnya warga
> membentuk tim untuk mengusut
> tuntas kasus "kristenisasi" ini. Mereka kemudian
> melaporkan Sugito ke
> kepolisian Pancoran Mas, Depok. Sugito ditahan. Tapi
> ketika warga Muslim
> setempat memproses pengaduan untuk Sugito ini,
> tiba-tiba Sugito sudah bebas
> dan kabarnya, terbang ke Yogya. Entah siapa yang
> membebaskan.
> 
> Kampung Lio, memang bukan kampung berkecukupan.
> Banyak masyarakat dhuafa di
> situ. Di wilayah itu terdapat puluhan keluarga
> pemulung, anak jalanan dan
> lain-lain. Di situlah sekitar tahun 2004, Sugito dan
> kawan-kawannya bergerak
> membuat Rumah Singgah Bina Tulus Hati. Sekitar 119
> anak-anak laki dan
> perempuan, kelas setingkat SD-SMP dibina di situ.
> Mereka diajari baca Al
> Qur'an (Iqra') dan pelajaran-pelajaran umum.
> Sebagian pengajarnya ada
> mahasiswa-mahasiswa Nashrani dari Universitas
> Indonesia. "Yang non Muslim
> itu ngajar pelajaran-pelajaran umum,"jelas Iis.
> 
> Karena merasa dikhianati oleh Sugito, marahlah warga
> Muslim. Kini Rumah
> Singgah itu ditutup. Dan warga mengambil alternatif
> melanjutkan kegiatan
> anak-anak itu, di Masjid Baiturrahman, Kampung Lio,
> yang kini masih dalam
> tahap pembangunan.
> 
> Dalam silaturahmi Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) Depok
> dengan Tim Independen
> kasus itu, FPI Depok dan pengurus masjid
> Baiturrahman disepakati untuk
> melanjutkan bantuan beasiswa ke anak-anak dhuafa
> itu. 
> 
> "Puluhan anak-anak itu perlu diberi bantuan agar
> mereka tetap dapat
> melanjutkan sekolahnya,"ujar Insan Mokoginta, Ketua
> Umum DDI Depok yang
> baru. [nuim/cha]
> 
> Source :
> http://hidayatullah <http://hidayatullah.com/index.php?
option=com_content> .com/index.php?option=com_content
> 
> http://hidayatullah <http://hidayatullah.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=4055&Item> .com/index.php?
option=com_content&task=view&id=4055&Item
> id=65> &task=view&id=4055&Itemid=65,_._,___ 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
>  
> --------------------------------------------------------
> 
> This message (including any attachments) is only for the use of the 
person(s) for whom it is intended. It may contain Mattel 
confidential, proprietary and/or trade secret information. If you are 
not the intended recipient, you should not copy, distribute or use 
this information for any purpose, and you should delete this message 
and inform the sender immediately.
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke