PENGANTAR

 

METODOLOGI adalah ilmu tentang metode. Dalam DUNIA TULISAN ILMIAH ada yang 
disebut “METODOLOGI PENULISAN”; berarti metodologi dalam hal ini menyangkut 
KAIDAH PENULISAN, artinya dalam penulisan karya ilmiah ada hal-hal yang perlu 
diTRAPkan seperti penggunaan kata yang tepat, keTEPATtan penempatan tanda baca, 
dll.

 

BERAGAMA ISLAM

 

Ilmu secara istilah artinya MA’RIFAT (pengetahuan). Seseorang yang beragama 
Islam memiliki tanggung jawab salah satunya adalah MENYEBARKAN Ilmu (ilmu 
agama).

Dalam menyebarkan ilmu Islam WAJIB menerapkan METODOLOGI yang Haq. Tanpa 
metodologi yang Haq (dalam hal materi), maka KESESATAN yang didapat.

 

Ada yang menanyakan tulisanku berikut tentang METODOLOGInya.

----------------------------------------------------------------------------

Menakwilkan ayat, HARUS para sahabat, atau kemudian para ulama LEBIH 
DIDAHULUKAN; SIAPA yang menaksirkan ayat menyelisihi para Sahabat, hukumannya 
adalah: DIPENGGAL KEPALANYA (baca dikisah diantara 4 Khalifah)

----------------------------------------------------------------------------

 

BAHASAN!

1. HADITS

 

SUATU HADITS yang disodorkan tidak bisa ditanyakan metodologinya. Mengapa 
demikian? Sebab Hadits adalah sebuah metodologi. Metodologi dalam hal apa? 
Yaitu metodologi dalam hal BERAGAMA YANG BENAR (hadits suatu pedoman).

As Sunnah ()Hadits) berfungsi sebagai penjelas alQur’an, hal ini berdasarkan 
atas DALIL (hujah) berikut ini:

 

“dan Kami turunkan kepadamu alQur’an,agar kamu menerangkan kepada umat manusia 
apa yang telah diturunkan kepada mereka san supaya mereka memikirkan.” 
(qs.anNahl:44)

Rasul bersabda: “Sesungguhnya telah diberikan kepada saya alQur’an dan 
BERSAMAnya yang semisal.” (HR. alTirmidzi).

 

2. PEMAHAMAN SAHABAT 

 

Hal PEMAHAMAN Sahabat Nabi Muhammad s.a.w.; ini tidak bisa ditanyakan 
metodologinya; mengapa demikian? Sebab PERINTAH MENGIKUTI SAHABAT adalah sebuah 
metodologi. Metodologi hal apa? Metodologi dalam hal MENDAPATKAN PEMAHAMAN DARI 
AYAT ALLAH atau HADITS yang HAQ (benar).

Dalam menafsirkan alQur’an, HARUS  MENGIKUTI penafsiran yang dilakukan oleh 
para Sahabat Nabi s.a.w.. Hal ini disebabkan para SAHABAT memiliki pemahaman 
yang sempurna dan ilmu yang shohih trhadap alQur’an, terlebih khusus pemuka 
para sahabat seperti Khulafa’urrasyidin, Abdullah Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas.

 

Ibnu Taimiyah berkata: “Ketahuilah bahwa diantara penduduk Makkah yang PALING 
paham tentang TAFSIR alQur’an ialah SAHABAT Ibnu Abbas, seperti: Mujahid, Atha 
Ibnu Abi Rabbah, Ikrimah, Sa’id Ibnu Jabir, Thawus, dll.

Ibnu Taimiyah selalu mengembalikan semua perkataan kepada dasarnya dan hanya 
mengikuti dalil dari alQuran, asSunnah dan perkataan ULAMA SALAH  (sahabat 
Muhammad s.a.w.), seperti SEMBOYAN Ibnu Taimiyah yaitu: AKU HANYALAH SEORANG 
PENGIKUT BUKAN PEMBUAT HAL YANG BARU.” (jika ada pernah mengatakan bahwa Ibnu 
Taimiyah pernah berbeda dengan pemahaman sahabat, hal itu perlu di koreksi 
kembali sumbernya.)

 

Imam Malik berkata: “Paparkan (koreksilah) perkataanku dihadapan Kitab Allah 
dan Sunnah Rasulullah.”

Imam Asy Syafi’I berkata: “Bila hadits shohih (bertentangan dengan 
perkataanku), maka lemparkanlah saja perkataanku ke tempok.”

Imam Ahmad juga berkata: “Jangan kamu gantungkan agamamu pada (pendapat) 
seseorang (yang  ternyata bertentangan dengan alQur’an dan hadits).

 

3. ULAMA

 

Hal ULAMA tidak bisa ditanyakan metodologinya. Mengapa demikian? Sebab 
mengikuti ulama adalah sebuah metodologi. Metodologi dalam hal apa? Metodologi 
dalam hal PENUNTUN untuk mendapatkan BERAGAMA YANG BENAR (tidak tersesat).

Ibnu Taimiyah berkata: “Setelah menjadikan Allah kemudian Rasulnya sebagai 
pemimpin, KAUM MUSLIMIN WAJIB menjadikan orang-orang yang beriman sebagai 
pemimpin, sebagaimana yang dituturkan oleh alQur’an, khususnya para ulama dan 
PEWARIS PARA NABI.”

 

PENYAMPAIAN ILMU

 

Menyebarkan ilmu selain metodologi materi yang diperhatikan; metodologi CARA 
penyampaian juga WAJIB diTrapkan.

Dalam hal memperKENALkan Islam, maka kalimat SANTUN, RINGAN, JELAS adalah perlu 
diperhatikan. (al ayat)

 

Atas Islam yang telah dikenalkan, tetapi kemudian AJARAN ISLAM adanya malah 
DIEJEK, atau DIPERANGI tentu SIKAP SANTUN bukan hal yang mesti di TRAPkan.

 

Hadits:

            Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar 
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat 
kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah 
dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal 
tersebut adalah selemah-lemahnya iman.     (Riwayat Muslim) 

 

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :

1.       Menentang pelaku kebatilan dan menolak kemunkaran adalah kewajiban 
yang dituntut dalam ajaran Islam atas setiap muslim sesuai kemampuan dan 
kekuatannya. 

2.       Ridho terhadap kemaksiatan  termasuk diantara dosa-dosa besar. 

3.       Sabar menanggung kesulitan dan amar ma’ruf nahi munkar. 

4.       Amal merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan kemunkaran juga 
merupakan buahnya keimanan. 

5.       Mengingkari dengan hati diwajibkan kepada setiap muslim, sedangkan 
pengingkaran dengan tangan dan lisan berdasarkan kemampuannya. 

 

Hadits:

“siapa yang mendatangi kalian, dan segala urusan kalian BERADA ditangan seorang 
(pemimpin), lalu ia hendak memecah belah tongkat (persatuan) kalian,atau hendak 
mencerai-beraikan jamaah (kelompok) kalian, maka hendaklah kalian MEMBUNUHNYA.” 
(HR. Muslim)

 

 

[EMAIL PROTECTED]

accounting

 

PT. Tri Wall Indonesia

Kaw. Indt. Jababeka 1 Cikarang Bekasi.

 

 

 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke