Wa'alaikum salam wr wb
   
  Waaahh.... gitu yah. Jazakallah atas semua uraian Pak Usman yang dirahmati 
Allah sehingga menambah perbendaharaan pengetahuan saya dan semoga bisa saya 
aplikasikan dlm hidup sehari2. Klopun aplikasi saya selama ini masih 
belang-blentong (gak ngerti deh bahasa Indonesianya apa nih) semoga dengan 
tambahan ilmu ini, hidup kita semakin dekat dan tunduk ke Allah semata. Amin.
   
  BTW, jazakallah juga atas do'anya en satu lagi, Pak.... saya bukan ikhwan 
melainkan akhwat jadi jangan panggil saya "mas Yudith" yah.
   
  Afwan, email ini saya sebarkan ke temen2 yg lain juga. Kali aja masih banyak 
temen2 yg lain membutuhkan penjelasan spt ini. Jika dianggap mengganggu.... 
gampang kan?? Tinggal delete aja.
  
muhammad usman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  assalamualaikum wr wb
Mas Yudith.. semoga berkah Allah untuk anda dan kita semua..

Akan saya jelaskan begini saja...

1. ada transaksi yang tidak 100% syariah --> misalnya:
a. Modal Bank-bank syariah umumnya dari Bank konvensional yang berbisnis 
dengan bunga(riba).. tapi bukan "kembang" ya.. he he
b. Mengenakan denda untuk peminjam yg menunggak angsuran, agar nasabah 
yang nakal tidak keenakan... namun hasil denda harus untuk dana sosial. 
Ini sudah halal karena ada fatwa DSN/MUI.
c.Dalam transaksi murabahah (atas dasar jual beli) ketika nasabah akan 
melunasi lebih cepat seharusnya (sesuai syariah) dia membayar seluruh 
hutangnya (termasuk margin bank).. tetapi umumnya nasabah protes karena 
jumlahnya cukup besar, bisa jauh lebih besar seandainya dia berhutang di 
Bank konvensional sehingga Bank syariah dapat memberikan keringanan.
d. Jika nasabah melakukan perdagangaan dengan pihak asing (LN), umumnya 
Bank akan berhubungan dengan Bank asing yang hampir pasti menggunakan 
sistem bunga. Begitu pula berhubungan dengan Bank konvensional di Dalam 
negeri.
e. dll, masih banyak deh..


2. "lingkungan yang 98% bunga..." maksud saya kalo perbangkan syariah 
sharenya baru 2% artinya yang 98% itu kan konvensional yg berbisnis dengan 
bunga..(tapi bukan tukang kembang ya??). Jadi memang masih sangat sulit 
sekali kita menghindari 100% dari bunga. Misalnya Kalo kita bekerja di 
toko buku, gaji kita halal tapi apakah pemilik/perusahaan toko buku itu 
benar2 bersih dari bunga? bisa jadi toko tersebut dibiayai dari bunga Bank 
konvensional, Atau hutang kepada supplier/distributor dengan sistem 
bunga.. dll. Barangkali ini yg dimaksud nabi "terkena debunya (riba)" Ini 
sekedar contoh.. yg penting kita mulai dari diri sendiri, mulai dari yg 
kecil, trus mulai saat ini.. (nyitir Aa Gym)

Firman Allah:
....Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan (riba=haram) dari 
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang 
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya 
(terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka 
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Al 
Baqarah 275)

Menurut saya (afwan bila ada yg ngak setuju)... tinggalkan sekuat mungkin 
riba.. kalaupun terpaksa.. riba jangan diambil. Misalnya kalo selama ini 
harus bayar tagihan telpon melalui Bank konvensional.. yah saya terpaksa 
buka tabungan di bank konvensional.. tapi kalo ada bunga jangan diambil 
menjadi hak kita walau 1 rupiah, jangan sampai kita menjadi penghuni 
neraka seperti 2:275 . Kalo sudah bisa bayar lewat Bank syariah ya.. 
pindahin aja deh tabungannya...

wassalam

makasih



On Fri, 16 Feb 2007 12:48:48 +0700, yudith intanwidya 
wrote:

> Assalamu'alaikum wr wb
> Subhanallah.... menarik sekali membaca deskripsi Pak Usman tentang bank 
> syari'ah.
> Tapi, Pak...masih ada sedikit ganjalan setelah membaca tuntas apa yg 
> Bapak sampaikan di bawah ini.... ijinkan saya bertanya kembali...
> Dan mohon maaf kepada para moderator dan temen2 yg mungkin tidak 
> setuju jika saya masih pakai jalur umum utk bertanya akan hal ini... 
> saya rasa agar banyak khalayak umum bisa lebih paham sehingga bisa 
> memilih mana yg baik mana yg buruk utk diri kita semua.
> Di salah satu tulisan Pak Usman, ada kalimat begini :
> "Sebagai institusi yang baru Bank Syariah dalam pelaksanaannya sudah 
> pasti
> ada-transaksi yang tidak 100% syariah. Karena Kita hidup dalam lingkungan
> yang 98% bunga, seperti hadits dari ...........(mohon maaf karena 
> dipotong)"
> Mohon penjelasannya untuk yg berikut ini :
> ada transaksi yg tidak 100% syariah ===>>> tolong beri gambaran utk 
> transaksi yg bagaimana / apa?? Dan mengapa masih dipilih utk masuk ke 
> sistem??
> Afwan, Pak...soalnya saya masih awam banget nih...harap maklum dan 
> sabar yaa?!
> Kita hidup dalam lingkungan yang 98% bunga ===>>> maksudnya apa?? 
> Bunga bank yg digunakan sbg modal lagi atau bunga apa?? Yg jelas bukan 
> bunga seperti layaknya kembang seperti ini ==> di taman/kebun dan 
> pasti juga bukan bunga desa kan, Pak...hehehe... just joke, Sir.
> Soalnya yg saya tau, walaupun cuma sedikit, sesuatu yg haram tetaplah 
> haram utk digunakan dan/atau masuk ke tubuh kita. Jujur, saya juga masih 
> terjebak dengan hal2 seperti ini, makanya klo ada pilihan yg lebih baik 
> dan kita mampu lakukan, why not ??
> 
 
---------------------------------
Need Mail bonding?
Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to