Berkata Baik atau Diam
   
  Dalam kehidupan bermasyarakat, seorang Muslim memiliki 
  keistimewaan yang menjadi ciri khasnya, yaitu adanya sifat 
  kasih sayang dan persaudaraan. Kasih sayang harus senantiasa 
  menghiasi diri mereka. Persaudaraan ini jelas seperti yang 
  difirmankan Allah SWT, ''Sesungguhnya orang-orang mukmin 
  adalah bersaudara, karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu 
  dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.'' 
  (Qs Al Hujurat [49]: 10).
   
  Allah SWT telah mengharamkan atas kaum mukminin untuk 
  melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan permusuhan dan 
  kebencian di antara mereka. Jangankan bertikai, mendekati 
  perbuatan yang menyebabkan pertikaian dan kebencian pun 
  dilarang (lihat QS Al-Maidah [5]: 91). Salah satu langkah 
  menghindari permusuhan adalah dengan menjaga perkataannya. 
  Kadangkala, perbincangan yang halal dapat berubah menjadi 
  perbincangan yang makruh dan bahkan menjadi perbincangan 
  yang haram, karena lidahnya tidak dijaga. 
   
  Dalam hadis yang telah disepakati keshahihannya ini disebutkan 
  tidak layak seseorang berbicara kecuali jika kata-katanya itu 
  mengandung kebaikan. Jika seseorang ragu tentang ada atau tidaknya 
  kebaikan pada apa yang akan diucapkannya, maka hendaklah ia 
  tidak berbicara. ''Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, 
  hendaklah ia berkata-kata yang baik atau diam.'' (HR Bukhari dan Muslim).
   
  Bahaya lisan itu sangat banyak. Lidah yang tidak terjaga, memang 
  sangat berbahaya. Suatu perkataan yang semula dimaksudkan bercanda, 
  bisa jadi menyakiti perasaan lawan bicara kita. Apalagi, bila terang-terangan 
  bermaksud menyinggung dan menyakitinya. Rasulullah SAW dalam 
  hadisnya mengingatkan, ''Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka 
  karena tidak dapat mengendalikan lidahnya.'' (HR Timridzi).
   
  Pemikir besar Islam di masa lampau, Imam Syafi'i, mempunyai kiat agar 
  lidah selalu terjaga. ''Jika seseorang akan berbicara hendaklah ia berpikir 
  sebelum berbicara. Bila yang akan diucapkannya itu mengandung kebaikan 
  maka ucapkanlah, namun jika ia ragu (tentang ada atau tidaknya kebaikan 
  pada apa yang akan ia ucapkan) hendaklah tidak berbicara hingga yakin 
  bahwa apa yang akan diucapkan itu mengandung kebaikan.''
   
  Yang terpenting dari semua itu adalah mengendalikan gerak-gerik seluruh 
  anggota badannya karena kelak dia akan dimintai tanggung jawab. 
  ''Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya kelak 
  pasti akan dimintai tanggung jawabnya.'' (QS Al Isra' [17]: 36). 
   
  Wallahu a'lam bish-shawab. 
   
  (Ummu Hasna Syahidah )
   
   
  
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=281693&kat_id=14&kat_id1=&kat_id2=
  
 
---------------------------------
 Get your own web address.
 Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke