‘Ujub 
 
 
 
  Oleh : Moch Aly Taufiq 
   
  Sahabat Ali bin Abi Thalib berkata, ''Keburukan (sayyi'ah) yang 
  menyebabkanmu gundah gulana, lebih baik di sisi Allah, daripada 
  kebaikan (hasanah) yang menyebabkanmu 'ujub (berbangga diri). 
   
  Ada dua poin dalam kalimat mutiara tersebut. Pertama, perbuatan tercela 
  (selain dosa besar), tetapi membuat sang pelaku gundah, tidak tenang, 
  serta menyesal, dapat menjadi sugesti untuk bertobat. Kedua, perbuatan 
  terpuji, tetapi menyebabkan sang pelaku menjadi sombong. Menurut sepupu 
  Nabi SAW tersebut, ''Yang pertama lebih baik daripada kedua.'' 
   
  'Ujub adalah sifat terlalu membanggakan diri, sehingga individu lain 
  dipandang rendah, lemah, dan buruk. Seperti perkataan iblis, ''Saya 
  lebih baik dari Adam, Engkau menciptakan aku dari api, sedangkan 
  Adam Engkau ciptakan dari tanah.'' (QS Al-A'raf [7]: 12).
   
  'Ujub adalah penyakit jiwa dan hati, yang seringkali menjangkiti orang-orang 
  yang dikaruniai harta melimpah, jabatan bergengsi, tubuh sempurna, ilmu luas, 
  gelar tinggi, dan wajah rupawan. 'Ujub juga bisa menjangkiti seseorang yang
  ilmu agamanya luas. Intinya, siapa pun bisa terserang 'penyakit' ini.
   
  Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Tiga perkara yang membuatmu hancur 
  adalah kikir, mengikuti hawa nafsu, dan sifat membanggakan diri.
  '' Hujjatul Islam, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghozali 
  mengatakan, ''Sifat sombong dan 'ujub mampu menghapus segala bentuk 
  keutamaan dan bisa merendahkan diri.'' Sebanyak apa pun sedekah kita, 
  bila dilakukan dengan 'ujub, tidak akan bernilai di sisi Allah. 
   
  Sesering apa pun ibadah kita, akan sia-sia, jika di dalam hati terdapat 
  sejengkal ruang 'ujub maka sia-sia apa yang telah kita lakukan. Hal ini 
  makin menguatkan, segala yang dikaruniakan kepada kita, baik jabatan, 
  harta, atau ilmu, adalah ujian. Barang siapa tetap rendah hati dengan segala 
  keutamaan yang dimiliki, maka kedudukannya makin tinggi, baik di mata 
  manusia maupun di sisi Allah. Tapi, bagi hamba yang 'ujub, keutamaan 
  tersebut menjadi kerendahan.
   
  Maka, tak berlebihan bila Ali menyebut lebih baik perbuatan tercela, 
  tapi bisa menjadikan kita gundah dan bertobat. Rasa menyesal mendorong 
  kita selalu menghindari cela. Dan memang begitu rendah, perbuatan terpuji, 
  tapi berbuah kesombongan dan kecongkakan sehingga hati semakin 'sakit' 
  dan susah ditembus oleh nasihat bijak. Na'udzu billahi min dzalika. 
   
  http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=14
  
 
---------------------------------
TV dinner still cooling?
Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke