Kaidah Penerapan Sunnah

Penulis: Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed
 
 
(Bagian 1)
 
PERTAMA : PASTIKAN KESHAHIHANNYA, BAIK RIWAYAT MAUPUN DIROYAT
 
Dalam menerapkan sunnah-sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam kita 
harus berhati-hati dan teliti. Dalam masalah ini kita harus memperhatikan 
beberapa kaidah yang telah para ulama tetapkan agar penerapan sunnah itu tidak 
justru berbalik memancing orang untuk mencemoohkannya, padahal hal itu 
diakibatkan oleh kesalahan kita dalam penerapannya. 

Kesalahan tersebut dapat berasal dari dua sisi. Pertama, hadits yang dijadikan 
sandaran adalah hadits yang dlaif (lemah) atau bahkan palsu. Atau pemahaman 
kita yang keliru terhadap hadits yang kita jadikan sebagai sandaran walaupun 
shahih.

Oleh karena itu kaidah pertama yang harus kita perhatikan dalam penerapan 
sunnah adalah memastikan kesahihan hadits dan memastikan kebenaran istinbat 
(pengambilan, red) hukumnya. Yang pertama diistilahkan dengan riwayah, dan yang 
kedua diistilahkan dengan dirayah. 

Keshahihan Riwayat

Dalam penerapan sunnah kita harus memastikan kebenaran hadits tersebut dari 
sisi riwayatnya. Dengan demikian dengan yakin kita mengamalkan hadits yang 
shahih dan benar-benar merupakan ucapan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. 
Karena hadits-hadits yang dlaif, palsu, atau mungkar atau yang sejenisnya tidak 
dapat dijadikan sandaran dalam seluruh amalan kita.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Tidak boleh kita menyandarkan syariat 
agama ini pada hadits-hadits yang dhaif (lemah), yang tidak shahih (benar, red) 
ataupun tidak hasan (baik, red). (Majmu’ Fatawa juz I, hal.250)

Berkata Syaikh Zakariya bin Muhammad al-Anshari: “Jalan orang yang ingin 
berdalil dengan hadits dari kitab-kitab sunnah atau kitab-kitab musnad, jika 
dia memiliki kemampuan untuk memeriksa hadits-hadits tersebut, hendaklah 
meneliti sanadnya (bersambung atau tidak -pent). Juga perawi-perawinya 
(terpercaya atau tidak) dan seterusnya. Kalau tidak mampu dan telah ada para 
ulama ahlul hadits yang menshahihkannya atau menghasankannya, boleh baginya 
untuk mengikutinya”. 

Semua ucapan para ulama tersebut, membimbing kita agar jangan kita terjerumus 
dalam pemakaian hadits yang lemah yang akibatnya akan fatal terhadap diri kita 
dan terhadap dakwah. Jangan sampai kita digolongkan ke dalam orang-orang yang 
berdusta atas nama nabi, menyampaikan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi 
wassalam berkata begini dan begitu ternyata beliau tidak pernah mengatakannya.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mengancam:
Barang siapa yang dengan sengaja berdusta atas namaku, maka dia telah 
mempersiapkan tempat duduknya dalam api neraka. (HR. Bukhari Muslim dari Abu 
Hurairah)

Adapun hadits-hadits yang dlaif (lemah) tidak bisa menentukan suatu hukum 
apapun. Juga tidak bisa mewajibkan sesuatu atau menjadikannya mustahab (sunat) 
seperti ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Tidak seorangpun dari para ulama 
yang menyatakan bolehnya menganggap sesuatu adalah wajib atau mustahab dengan 
hadits dlaif. Barangsiapa yang mengatakan demikian, maka dia telah menyelisihi 
ijma’ dan kesepakatan para ulama!”. (Majmu’ Fatawa, 251)

Demikianlah prinsip ahlus sunnah dalam penerapan sunnah. Hal ini berbeda dengan 
ahlul bid’ah dari kalangan tarikat-tarikat sufi, baik yang tergabung dalam 
kelompok jamaah tabligh ataupun kelompok-kelompok dzikir atau dalam bentuk 
sosok-sosok sufi yang ditokohkan sebagai ulama. Mereka menganggap bahwa hadits 
dlaif dapat menjadi dalil dalam fadlailul a’mal. Sehingga buku mereka dipenuhi 
dengan hadits-hadits dlaif, maudlu’ (palsu) dan lainnya. Ketika ditegur mereka 
menjawab dengan enteng: ”Dlaif-dlaif juga merupakan hadits”. Akibatnya jelas, 
yaitu membawa mereka pada kesesatan dan penyimpangan.


(Bersambung... Insya Allah)

Dikutip dari Bulletin Dakwah Manhaj Salaf Edisi: Edisi: 17/Th. I tgl 15 
Dulhijjah 1424 H/6 Pebruari 2004 M
 
MENEBAR ILMU & TEGAKKAN SUNNAH

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Ajaklah teman dan saudara anda bergabung ke milis Media Dakwah.
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/media-dakwah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to