Posted by: "Ciput" [EMAIL PROTECTED] mpw_ncl Wed Nov 29, 2006 1:05 am (PST)
......dihapus........ Mari kita bantu para orang tua (parents, seperti saya ini) dalam mendidik anak dengan tidak menyajikan kekerasan, mistik dan pornografi di layar kaca di rumah masing-masing. Silakan disebarluaskan ke seluruh penjuru negeri dan penjuru dunia dimana pun ada orang Indonesianya *kalau Amerika mah biarin aja dah, mereka juga yg biang keroknya selalu* Terima kasih atas dukungannya. - menuju Indonesia yg lebih baik - Ciput (M. Putrawidjaja) G : Sebagai calon ibu, saya adalah salah satu dari sekian banyak orang d Indonesia yang SANGAT tidak menyukai acara 'smack down'. Acara yang sangat norak dan tidak ada bagus2nya sama sekali, menurut saya. Namun lain jika menurut ayah saya yang berusia 69 th, daripada lihat sinetron, paling enak lihat 'smack down', seru, tidak pakai mikir (kalau lihat berita kan bikin mikir tuh...masalah d negara kok tidak habis2..). 'Smack Down' memang bukan tontonan yang baik bagi anak2, malah bisa d bilang 'meracuni' pikiran anak2, yang bisanya 'meniru apa yang mereka lihat'. Jika sampai muncul 'korban jiwa' akibat tayangan ini, saya rasa itu kebetulan saja terekspos, pasti masih ada banyak kasus lain akibat tayangan ini. Namun meski demikian, kita tidak bisa menyalahkan pihak Lativi sebagai satu2nya 'pendosa' dsini. Ini tak lepas dari peran orang tua d rumah, dan guru d sekolah. Setahu saya, dulu 'smack down' ditayangkan pukul 21.00, jam dmana seharusnya anak2 sudah tidur karena besoknya harus sekolah. Dan yang perlu d pertanyakan, dmana para orang tua ketika anak2 mereka menonton TV? Apakah mereka mendampingi anak2nya dan menjelaskan mana yg baik&mana yg tidak, mana yg layak d tonton dan mana yg tidak, mana yg berguna dan mana yg tidak? Atau mereka cuek saja dan berpikir bahwa yang penting anak ada d rumah dan tidak keluyuran, itu sudah bagus? Bagaimana pula dengan peran guru d sekolah? Apakah mereka sekedar mengajarkan mata pelajaran tanpa mempedulikan hal2 lain? Jadi ingat waktu saya masih TK-SD-SMP, d dekat sekolah banyak sekali penjual makanan, mainan, dan pernak-pernik lain yang selalu menarik untuk dbeli, apalagi mainan2 tersebut lucu2&kita bisa pilih2 sesuka kita. Banyak juga yang menjual gambar2 poster dan pin idola (saat jaman saya SMP yang ngetrend NKOTB, Tommy Page, dll). Dan ini cukup jadi masalah, karena ada salah seorang siswi yang sangat suka membeli poster2&pin NKOTB, sampai2 dia menunggak bayar SPP dan uang kas kelas, karena dia tidak mendapat uang jajan yang cukup untuk memenuhi hobbynya itu, jadi dia menggunakan uang sekolah&uang kas yang seharusnya d bayarkan. Akhirnya setelah rapat para guru, para penjual poster&pin idola itu dilarang berjualan d sekitar sekolah lagi, kcuali jika dia berjualan yang lain, misal makanan. Memang ini bukan jalan keluar yang tokcer, namun paling tidak bisa meminimalisasi masalah. Dan si anak jadi lebih d perhatikan, dan ada komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua. Kalau kita perhatikan, 'Smack Down' bukan satu2nya acara yang menyajikan kekerasan. Coba lihat acara bioskop TransTV, filmnya bagus2, namun tidak sedikit yang menyajikan 'kekerasan'. Jika saudara Ciput mengatakan bahwa Amerika sebagai biang keroknya (karena kebanyakan film d bioskop TransTV kan produk Hollywood tuh..), coba lihat sinetron2 kita. Apakah sudah mendidik? Ada salah satu sinetron d RCTI, saya lihat hari ini (rabu) jam 19.00, saya tidak tahu judulnya karena hanya sekilas saat cari acara bagus, ada adegan d sekolah, tentang segerombolan anak SD (SD lho..anak2 kecil itu...) yang menghina seorang temannya yang miskin, dengan kata2 yang sangat pedas. Contoh baguskah ini?? Acara ini tayang jam 19.00, dimana masih banyak anak kecil 'melek' dan lihat TV! Lalu bagaimana dengan sinetron Hidayah, yang isinya orang ribut melulu, perselingkuhan, anak/menantu tidak sopan kepada orang tua/mertua, dan bunuh2an? Juga bagaimana dengan sinetron mistik?? Pernah sekali keluarga saya terkejut mendengar kata2 keponakan saya yang berumur 3 tahun, dia mengatakan "Mari kita bercinta..." Memang dia mengatakan itu tanpa maksud apa2, bilangnya juga sama boneka, ceritanya dia lagi main sama boneka. Kakak saya, sebagai bapaknya, cuma melotot sama istrinya. Lalu ipar saya menanyakan anaknya, "Aina, td bilang apa?" Si anak mengulangi kata2nya. Ipar saya bertanya lagi, "Emangnya Aina tau kata itu artinya apa? Dimana Aina denger?" Dengan polos ponakan saya jawab bahwa dia tahu dr tv, bercinta itu begini ma..lalu dia mengelus2 kepala boneka, lalu menidurkan dan menyelimuti bonekanya. Meski dia tidak tahu arti sebenarnya, bukan berarti hal tersebut baik2 saja kan??? Akhirnya sekarang kakak saya mengeluarkan peraturan, anak2 cuma boleh lihat dvd cartoon dan pelajaran bahasa inggris. Memang tayangan tv sekarang semakin bervariasi, dan tidak semuanya baik. Namun tidak berarti kita bisa melimpahkan segala kesalahan k pihak tv saja, namun lebih baik kita introspeksi diri juga, dan benahi cara mendidik anak. Dan jangan buru2 menuduh negara lain sebagai biang kerok, karena negara kita pun belum terlalu baik. cheers, gina ____________________________________________________________________________________ Cheap talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call rates. http://voice.yahoo.com