Saya sangat tidak setuju dengan poligami kenapa??
Karena ini hanya menguntungkan kaum wanita dan kebanyakan hanya untuk memenuhi 
nafsu kaum lelaki yang berlindung dibalik ajaran agama... kalau dikatakan untuk 
membantu ekonomi para janda bantu aja secara ekonomi tidak perlu dikawini. 
Seolah-olah saya akan bantu tapi dibayar dengan kamu harus kawin dgn 
saya.....!!! kalo mau jujur dan adil apa ada lelaki yang rela klo istrinya yang 
bersuami banyak...!!! kan banyak wanita yang kaya dan banyak laki-laki yang 
miskin. Jadi para istri juga punya alasan yang sama untuk berbagi kebahagiaan 
dengan lelaki lain tapi apa kaum suami bisa rela!!!! itulah egoisnya kita kaum 
lelaki....Apa AA Gim bisa ikhlas kalo istrinya juga ikut kawin lagi...!!!! Gak 
adil kan..Jman nabi udah beda dengan jaman sekarang... 
gedehc <[EMAIL PROTECTED]> wrote:           Bakda Subuh, Jumat 1 Desember 2006, 
saya menyimak radio MQ FM Bandung.
Ada seorang ibu yang menelepon dan mengutarakan ketidaksetujuannya
atas poligami yang dilakukan Aa Gym. Saya sempat kaget mendengarnya.
Aa Gym menikah lagi? Saya belum tahu berita ini. Tetapi dari nada
suaranya, ibu itu pun masih ragu-ragu apakah Aa Gym betul-betul sudah
menikah lagi ataukah sekadar gosip.

Terlepas dari betul tidaknya berita itu, sebab Aa Gym tidak
tegas-tegas membantahnya, saya lantas membuka komputer dan menulis
tentang poligami ini.

***

Adakah perempuan yang mau dipoligami? Bertolak dari sisi psikologis
manusia, khususnya perempuan, saya yakin tak seorang perempuan pun mau
berbagi suami dengan perempuan lainnya. Mereka ingin memonopoli
suaminya. Jangankan perempuan zaman sekarang, zaman ketika berembus
angin kesetaraan jender di semua segi kehidupan, pada masa Nabi
Muhammad pun itu terjadi. Malah pernah muncul di keluarga nabi akhir
zaman itu. Kisahnya bergini. 

Aisyah pernah dibakar api cemburu sehingga ia berkata, "Khadijah
lagi... Khadijah lagi... Seperti tak ada perempuan lain saja."
Mendengar ujaran itu, Muhammad lantas pergi. Selang beberapa waktu,
Beliau kembali lagi. Pada saat itu ibunda Aisyah, yaitu Ummu Rumman
sedang ada di sana. "Wahai Rasulullah, ada apa engkau dengan Aisyah?
Ia masih sangat muda dan selayaknya engkau maklumi."

Muhammad lantas mendekat dan memegang dagu Aisyah seraya berkata,"
Bukankah engkau yang berkata seolah-olah di dunia ini tak ada lagi
wanita selain Khadijah?"

"Tapi untuk apa engkau mengingat-ingat perempuan tua itu yang ujung
mulutnya sudah merah padahal Allah sudah menggantinya dengan yang lebi
baik bagimu?"

"Demi Allah, Dia tak pernah mengganti dengan yang lebih baik daripada
Khadijah. Ia beriman ketika semua orang mendustakanku. Ia bagikan
hartanya ketika yang lain menahannya. Ia memberiku anak tetapi yang
lainnya tidak."

Andaikata Khadijah masih hidup dan bermadukan Aisyah, kira-kira apa
yang bakal terjadi? Terhadap madu-madunya yang lain pun, seperti
Shafiah dan Ummu Salamah, Aisyah cemburu. Artinya, perasaan cemburu
itu pasti ada pada setiap perempuan. Hanya saja, ada yang mampu
mengendalikannya, ada yang tidak.

***

Sebagai muslim, saya yakin Aa Gym pun ingin lebih banyak beribadah.
Tak hanya ibadah ritual (mahdhah) tetapi juga ibadah sosial
(ghair-mahdhah). Itu sebabnya, lewat berbagai perusahaan yang
dimilikinya, Aa Gym sudah membuka ribuan lapangan kerja. Perusahaannya
membentang mulai dari percetakan, penerbitan, toko buku, penginapan,
radio, televisi, biro travel dan KBIH, training sampai air minum
kemasan bermerek MQ Jernih. Ada lagi yang lainnya, tetapi saya tidak
hafal semua.

Ketika Aa Gym sudah mampu melaksanakan ibadah ritual dan sosialnya dan
bahkan nilainya jauh di atas rata-rata orang sekarang, barangkali Aa
Gym pun ingin beribadah lainnya. Salah satu bentuknya ialah menikah
lagi. Bukankah Allah Swt mengizinkan lelaki memiliki istri lebih dari
satu dengan jumlah maksimum empat orang? Apalagi kalau istri
pertamanya setuju. Bagaimana relung hati terdalamnya, apakah Teh Ninih
setuju? Untuk hal ini, yang tahu hanyalah Allah dan yang bersangkutan.
Yang bisa dinilai adalah tampak luarnya, yaitu lewat kata-kata dan
sikapnya. Jika dua hal ini sudah menampakkan gejala setuju maka tak
ada alasan lagi orang lain berburuk sangka. Bahwa ada sebersit rasa
tak setuju atau cemburu, sebagai manusia biasa tentu bisa dimaklumi.
Jika yang ada berupa rasa bahagia mendapatkan "teman" baru untuk suami
tercintanya, ini tentu menjadi nilai plus yang balasannya, menurut
Islam, adalah jannah atau surga. 

Bagaimana dengan protes dari masyarakat, terutama kaum perempuan? Ini
pun bisa dimaklumi. Sebab, mereka protes karena di lubuk hati
terdalamnya takut suaminya ikut-ikutan berpoligami. Aa Gym sudah
diproklamasikan sebagai figur publik. Apapun yang dilakukannya akan
mendapatkan banyak sorotan dan akan dicontoh. "Dicontoh" atau diikuti
oleh lelaki lain inilah yang dikhawatirkan oleh ibu-ibu rumah tangga.
Malah tak heran ada ibu rumah tangga yang rela suaminya "membeli sate"
saja daripada harus "memelihara kambing" di rumahnya. Pernah tersiar
kabar, ada istri yang mencarikan perempuan perawan untuk "digauli"
oleh suaminya demi maksud-maksud yang berbau mistik. Ada juga istri
yang mengizinkan suaminya membawa perempuan ke rumahnya asalkan tidak
dinikahinya sehingga harta suaminya tak harus dibagi dengan perempuan
itu. 

Ada juga ibu-ibu yang protes dan mengatakan bahwa poligami membuat
perempuan menderita dan tidak adil. Mereka yakin poligami akan
menghancurkan keluarga dan membuat anak-anak kucar-kacir. Rupanya
mereka lupa bahwa betapa banyak orang yang monogami juga hancur rumah
tangganya. Ada artis yang memang monogami tetapi dia sudah
berkali-kali kawin-cerai. Ada artis yang rumah tangganya sarat dengan
selingkuh dan bahkan sengaja saling selingkuh-menyelingkuhi agar
pasangannya kesal dan marah. Begitu pun orang-orang biasa, dari
kalangan bukan artis, banyak juga yang hancur pernikahannya padahal
monogami. 

Jadi, hancur tidaknya rumah tangga itu tidak disebabkan oleh status
pernikahan yang mono atau poligami. Tak sedikit yang berpoligami
tetapi rumah tangganya justru aman-aman saja dan tampak akur rukun.
Yang monogami malah sering berantakan dan ditayangkan di televisi. Ada
monogami yang tampak awet, tetapi sebetulnya mirip bara dalam sekam.
Mereka tak ingin kekalutan rumah tangganya diketahui oleh orang lain
karena menjadi figur publik, pejabat, atau orang-orang yang memiliki
massa. Mereka bermain sandiwara atau "sinetron". 

***

Hari ini, 1 Desember 2006 adalah peringatan Hari AIDS Sedunia. Sindrom
ini sudah meluas ke semua tempat dan makin parah. Penderitanya makin
banyak. Salah satu sebabnya adalah seks bebas, baik dengan pelacur
maupun dengan pacar, teman, dll. Yang perlu dicatat, perluasan AIDS
tak bisa ditahan dengan penggunaan kondom. Kampanye kondom justru
berbalik menjadi bumerang dan membentuk image di otak remaja kita
perihal pembolehan seks bebas asalkan memakai "sarung" itu. 

Memang, untuk kasus HIV/AIDS lantaran tertular dari tranfusi darah,
kelahiran bayi, atau kejadian lain yang bukan perilaku amoral, saya
juga prihatin. Kasihan sekali mereka kena HIV/AIDS padahal tak berbuat
buruk. Kejadian buruk yang menimpa mereka mudah-mudahan dapat
menghapus dosa-dosanya. Mau tak mau, demi mengurangi tingkat stres
penderitanya, anggaplah itu sebagai takdir yang mesti dilalui.
Keikhlasan seperti ini akan lebih bermanfaat daripada marah dan
menyesali diri. Begitu pun yang menderita AIDS karena seks bebas dan
narkoba, tak perlu lagi berkeluh-kesah. Tinggal tobat dan menyesali
perbuatan buruk selama ini dan terus mohon ampun kepada Sang Khalik.
Soal mati, tak perlulah takut. Sebab, kalau belum waktunya, mati itu
takkan terjadi. Bahkan banyak orang sehat yang berotot lebih dulu mati
ketimbang orang yang sakit parah. 

Jika dikaitkan dengan AIDS, maka poligami dapat mencegah potensi
perluasan AIDS akibat "jajan" sembarangan dan berdosa dari sudut
pandang agama apapun. Sebaliknya, apabila poligami dilaksanakan dengan
niat ibadah, sang istri juga menerima dengan niat ibadah walaupun
berat seperti kasus Aisyah di atas, maka pahalalah yang diperoleh.
Lagi pula, tak satu agama pun mengizinkan umatnya berzina, kecuali
sekte-sekte sesat yang pernah ada di Amerika Latin, Amerika Serikat
dan Skandinavia. 

Akhir kata, saya pun bertanya kepada salah satu guru saya, yaitu Aa
Gym. "Aa, betulkah sudah menikah lagi?" Sampai artikel ini di-upload
di- http://gedehace.blogspot.com/2006/12/istri-kedua-aa-gym.html, saya
memang belum tahu perihal itu. Saya hanya berdoa, ya Allah berikanlah
yang terbaik untuk Aa Gym dan jadikan keluarganya sakinah. Aamiin.*

Gede H. Cahyana
http://gedehace.blogspot.com



         

 
---------------------------------
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.

Kirim email ke