Lebih tepatnya dibuat senang dengan ke-OON-annya, siapa yang membuat demikian? 
Salah satunya adalah 'orang-orang pintarnya' sendiri... Karena semakin OON 
orang Indonesia, maka semakin banyak dan luas 'market target' dari apa yang 
menjadi 'komoditas dagangan' mereka-mereka itu: Orang-orang pintarnya sendiri, 
yg sudah mulai 'terdeteksi'... Ciri-ciri umumnya, adalah mereka itu 'ignorance' 
dan 'denial'... Celakanya jika mereka ini justru digaji oleh Negara... 
   
  May FUN be with you...
   
  Kopitalisme
  http://kopitalisme.tk
  http://kopitalisme.blogspot.com
   

brahmantyo_saroso <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Jadi kesimpulannya Bung... Orang Indonesia pada OON....

--- In mediacare@yahoogroups.com, "Well... I am: SeksPeare" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sekarang kenapa tidak bertanya pada diri anda sendiri: What can 
you do about it... Jawaban yg anda sodorkan itu bukan hal baru dan 
bukan rahasia lagi... Yg akan terjadi -sesuai budaya Indonesia- 
adalah mencari-cari alasan, dan berputar putar soal gaji tak 
cukuplah, perlu memperbaiki nasib-lah, baru keteteran mencari 
paradigma baru melalui seminar-lah, dan bla..bla..bla.. lainnya.
> 
> Sehingga saya berkesimpulan bahwa *Berfikir* itu -memang- 
bukanlah budaya orang Indonesia'. keilmuan sosial dan filsafat -saya 
sinyalir- hanyalah barang hafalan dan komodity industri pendidikan, 
sementara generasi muda bangsa hanyalah target marketing belaka... 
Simple is that. 
> 
> Bagaimana tidak? Jika dunia 'Industri Pendidikan' terisi oleh 
species 'Cheerleaders' dan 'Mister Flinstone'?... 'Kesadaran 
masyarakat' tidak lepas dari faktor 'berfikir' dan jika mereka 
kemudian menjadi malas berfikir, maka kedua 'species' ini semestinya 
dipertanyakan tanggung jawab sosial-intelektualnya... Apalagi jika 
selama ini mereka digaji oleh Negara.
> 
> Salam
> 
> Kopitalisme
> http://kopitalisme.tk
> http://kopitalisme.blogspot.com
> 
> 
> Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jawabnya : "Pendidikan", sebenarnya kalau diikuti dari 
tulisan pertama, essensinya adalah "Pendidikan".
> Kalu orang bodoh, apa yg dia lakukan itu hasilnya juga boleh.
> 
> Input : Bodoh+Bodoh-----------------Proses----------------->> 
tambah Bodoh (ouput)
> 
> Maka "Jikalau orang bodoh kumpul sama orang bodoh, dua-duanya 
akan msuk kedalam Jurang!
> 
> "Well... I am: SeksPeare" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Quote: Bagaimanakah jalan keluarnya supaya terdapat 
dialektika yang aktif antara global dan yang lokal dapat diciptakan, 
penuh persahabatan dan perdamaian :)) Pikirkanlah itu......... End 
of quote.
> 
> Kopitalisme:
> Kalau anda baru berkata 'Pikirkanlah itu'... Maka saya 
berpendapat bahwa betapa tertinggalnya 'kesadaran' masyarakat kita. 
Tetapi, lantas apakah 'rakyat' dan 'masyarakat' yg perlu disalahkan? 
Tunggu dulu... Yg saya pertanyakan adalah: KEMANA SAJA 
para 'sosiolog' dan 'budayawan' akademistik yg nota bene digaji oleh 
Negara selama ini???... Apakah terseok-seok pergi mencari 'paradigma 
baru' dimeja-meja seminar, karena kebakaran bulu ketek???... You 
THINK about it...
> 
> Saya amati hingga tahun kemarin (2005), topik 'Globalisasi' ini 
seakan akan hanya dibicarakan oleh kaum 'ekonom'. Jadi, pertanyaan 
saya diatas sangatlah mendasar... 
> 
> Apakah 'Kopitalisme' hanya berkoar-koar mengkritik di media 
online? 'Kopitalisme' bisa saja menunjukkan arsip 'eksperimental' 
aktifitas-kreatifitas sejak dari bagaimana berdemonstrasi yg damai, 
sistematis dan terarah, secara 'lokal' dalam mensikapi 
issue 'global', hingga pada fase peletakan dasar-dasar pemikiran 
maupun kebijakan-kebijakan yg mengikutinya... Jadi 'Kopitalisme' 
tidak mengkritik sebelum terlebih dahulu melakukan 'eksperiment'... 
> 
> Jadi, siapa yg 'terlambat' dan siapa yg tidak 'berfikir'...??? 
Tanyalah diri anda sendiri.
> 
> May FUN be with you...
> 
> Kopitalisme
> http://kopitalisme.tk
> http://kopitalisme.blogspot.com
> 
> 
> 
> 
> Rudy Prabowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> "Ketegangan antar yang Global dengan Lokal"
> 
> Demokrasi di Indonesia dalam masih berada didaerah tahap 
transisi, masih tampak Kebablasan, Demonstrasi para mahasiswa, kaum 
buruh, rakyat selalu terjadi friksi antara pendemo dengan para 
aparat negara, saling dorong2an pada jarak dekat dan saling 
timpuk2an memakai batu bila sudah berjarak jauh, sangat langka kita 
temukan Demonstrasi secara damai :)
> 
> Dalam Demokrasi ini, kita mendapat kesan bahwa para 
pemimpin/anggota MPR_DPR juga pemerintahan berpikir secara global, 
sedangkan para mahasiswa serta masyarakat berpikir secara lokal. 
Buktinya, bahkan George W. Bush yang datang dari belahan dunia 
Barat, langsung didemonstrasi dengan hal2 yang kurang masuk akal, 
pada disisi pemerintah menghendaki adanya kedamain, penuh 
persaudaraan serta hubungan yg semakin erat dengan Amerika. 
Mungkinkah hal ini disebabkan ketidaktahuannya pihak yg berpikir 
lokal bahwa urusan Politik jangan disusupi urusan agama? Bahwa 
urusan Politik adalah urusan negara dengan masyarakat serta dengan 
negara lain, tapi agama adalah urusan manusia dengan Tuhannya? 
> 
> Hal ini akan semakin memperparah debat demokrasi, kesulitan 
untuk berdialog antara pihak2 dalam organisasi, perusahaan termasuk 
masyarakat politik.
> 
> Bagaimanakah jalan keluarnya supaya terdapat dialektika yang 
aktif antara global dan yang lokal dapat diciptakan, penuh 
persahabatan dan perdamaian :)) Pikirkanlah itu.............. 
> 
> ---------------------------------
> Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful 
email and get things done faster. 
> 
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call 
rates. 
> 
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta. 
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Cheap Talk? Check out Yahoo! Messenger's low PC-to-Phone call 
rates.
>



         

 
---------------------------------
Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.

Reply via email to