http://www.indomedia.com/bpost/122006/14/depan/utama1.htm

Saksi Kunci Korupsi KPU Tewas Di LP

  a.. DPR:Usut kematian Hamdani Amin 
  b.. Putus mata rantai korupsi KPU 
  c.. Dalih serangan jantung ditepis keluarga 
  d.. Dimakamkan di Banjarmasin 
Jakarta, BPost
Awan duka menyelimuti keluarga Hamdani Amin. Terpidana kasus dana taktis Komisi 
Pemilihan Umum (KPU) ini meninggal dunia mendadak di LP Cipinang, Rabu (13/12), 
dengan meninggalkan tanda luka di bagian belakang kepala.

Tebersit di pikiran kuasa hukum Hamdani, Djonggi M Simorangkir, kematian 
kliennya itu tidak wajar. Terlebih lagi, sebelum ditemukan tewas, Hamdani masih 
segar bugar. Bahkan, beberapa saat sebelumnya Hamdani masih mampu bermain 
badminton bersama rekan-rekannya di penjara.

"Kita minta jenazah Hamdani dibawa ke RS untuk diperiksa. Kita ingin tahu apa 
penyebab kematiannya. Apa sakit atau apa. Yang saya lihat kepala bagian 
belakang Pak Hamdani Amin berdarah dan mengalami luka serius kurang lebih 
berukuran 5 sentimeter," ujarnya.

Djonggi terakhir bertemu kliennya pada Jumat (8/12) lalu. Saat itu dia 
mendampingi kliennya mengikuti persidangan Peninjauan Kembali (PK) di MA. 
"Setelah itu kita temani dia ke LP Cipinang," tandasnya.

Kematian Hamdani secara tidak wajar memancing kecurigaan penghuni Gedung DPR. 
Apalagi kematian Hamdani bisa memutus mata rantai pengungkapan kasus dana 
taktis KPU yang melibatkan pejabat tinggi negara. Dana taktis merupakan 
pembagian 'jatah' uang terima kasih dari rekanan KPU dalam pengadaan barang dan 
jasa pada Pemilu 2004 lalu.

Adalah Nursjahbani Katjasungkana yang mempersoalkan masalah ini. Anggota Komisi 
III DPR ini meminta kematian Hamdani diselidiki. "Itu harus diselidiki, 
mayatnya harus diautopsi, apa penyebab kematiannya, karena menyangkut kasus 
besar di KPU," ujarnya.

Politisi PKB ini menilai Hamdani merupakan salah satu saksi kunci dalam kasus 
tuduhan korupsi KPU. Karena itu agar tidak menimbulkan prasangka yang simpang 
siur di masyarakat, polisi harus betul-betul kerja keras mengungkap penyebab 
kematiannya.

"Jangan sampai kematian ini menimbulkan dugaan-dugaan konspirasi, karena Pak 
Hamdani merupakan salah satu saksi kunci yang tahu peredaran uang (dana taktis 
KPU)," ujarnya. 

Apakah Hamdani dibunuh? Aparat Polsek Jatinegara yang melakukan penyelidikan 
dan memeriksa saksi-saksi serta memeriksa TKP, menepis anggapan Hamdani dibunuh.

"Dia kan orang terhormat, mana ada yang berani menganiayanya," kata Gunadi, 
Kepala LP Cipinang.

Gunadi menjelaskan, dari catatan medis dokter KPU, Hamdani menderita 
hipertensi. Namun dia tetap beraktivitas seperti biasa. Bahkan bermain 
badminton pada pagi hari sebelum kematiannya. "Mungkin meninggalnya karena 
kecapaian," tandasnya.

Menurut kesaksian rekan-rekan maupun petugas LP Cipinang, Hamdani terjatuh di 
dalam kamarnya. "Dan itulah menyebabkan ada darah di belakang kepalanya," 
ujarnya.

Terjatuhnya Hamdani ini dibenarkan Staf Bagian Registrasi LP Cipinang, Catur 
Budi Fatayatin. Menurutnya, Hamdani tiba-tiba saja jatuh di depan masjid LP 
Cipinang, ketika berjalan keluar dari blok tahanan menuju kantor LP pada pukul 
10.30 WIB.

"Hamdani kemudian dibawa ke poliklinik dalam keadaan sudah tidak sadar. Tak 
lama, dia meninggal dunia," tuturnya.

Catur memperkirakan, penyebab meninggalnya Hamdani karena serangan jantung. 
Sebelumnya, Hamdani pernah mengalami serangan jantung, meski tidak sampai jatuh 
dan pingsan. 

Penjelasan Catur ini berlawanan dengan pernyataan putra Hamdani, Rama Eko. 
"Ayah tidak punya riwayat penyakit yang membahayakan. Dia juga tak pernah 
mengeluh," ujarnya. 

Selama berada di LP Cipinang, kata Eko, ayahnya sangat supel dalam bergaul. 
Selain memiliki banyak teman, Hamdani kerap berdiskusi dengan para napi lain.

"Banyak teman-teman Bapak yang mengatakan Bapak sering berdiskusi macam-macam 
soal," ujarnya.

Sebelum meninggal, lanjutnya, ayahnya sempat meminta agar dipindah ke LP 
Cianjur dengan alasan bisa dekat dengan sanak familinya yang tinggal di Bogor 
maupun Bandung.

Menkum HAM Melayat

Meninggalnya Hamdani ini sampai ke telinga Menkum HAM Hamid Awaluddin. Mantan 
anggota KPU ini pun mengunjungi LP Cipinang.

Hamid yang mengendarai Toyota Camry warna hitam bernopol RI 19 ini tiba di LP 
Cipinang, Jakarta Timur, pukul 12.00 WIB. Namun saat dihujani pertanyaan oleh 
wartawan, Hamid yang terbalut batik lengan pendek warna abu-abu ini memilih 
mengunci mulutnya.

"Nanti...nanti saja," elak Hamid sambil memasuki LP Cipinang.

Menurut kuasa hukum Hamdani, Djonggi Simorangkir, sebelum meninggal kliennya 
sudah janjian bertemu Hamid di LP Cipinang pada Selasa (12/12) malam. "Namun 
hujan menggagalkan pertemuan tersebut," ujarnya.

Hamid pun mengubah jadwal pertemuan dan berjanji bertemu dengan Hamdani pada 
Rabu (13/12). 

"Akhirnya kedua kolega ini memang saling bertemu muka. Sayang, dalam kondisi 
Hamdani sudah terbujur kaku," ujarnya.

Pertemuan itu rencananya membahas permintaan Hamdani untuk dipindahkan ke LP 
Cianjur, Jawa Barat.

Dimakamkan

Malam tadi, suasana rumah duka di Jalan Kayu Tangi II Jalur I No25 RT16 
Banjarmasin masih sepi. Hanya beberapa warga dan kerabat serta kolega Hamdani 
terlihat di rumah itu, menyiapkan kedatangan jenazah. 

Menurut rencana, jenazah tiba di Bandara Syamsudin Noor pagi ini pukul 08.45 
Wita dan langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. Jenazah akan 
dimakamkan di Alkah Warga Marabahan di Jalan Masjid Jami Sungai Jingah 
Banjarmasin.

Dari pantauan BPost, orangtua Hamdani, Hj Manurah (85), hanya duduk termangu di 
kursi.

Seorang kerabat almarhum, H Ahmad Zaini Razak mengatakan, istri Hamdani, Hj 
Sulasmi menginginkan pemakaman dilakukan di Bogor, Jawa Barat.

Namun Hamdani pernah berwasiat kepada seorang temannya, ingin dimakamkan di 
dekat makam ayahnya, H Muhammad Amien di Banjarmasin. JBP/yat/dtc/ant/coi

Reply via email to