Saya ikut beduka pada Usep atas pengalaman "istimewa" yang didapatkan di 
Philipina.

Mungkin sekedar perlu diingat bahwa Amerika saat ini sedang terkena penyakit 
jiwa paranoid dan karena mereka "adikuasa" dan dibiarkan berkuasa jadilah 
mereka bisa berbuat sekenanya.

setahu saya Philipina itu memang negara yang sudah dikangkangi amerika dan 
mereka akan berbuat semaunya asal babe amerika senang.

poin tambahan, saya juga hobi fotografi dan memang sangat menyenangkan bisa 
mengambil foto-foto apapun disekitar kita, selain untuk membawa memori itu 
bersama kita, juga ada kenikmatan yach mengabadikan sesuatu yang unik.

saya kurang setuju kalo kita menyalahkan "oknum" yang tak jelas sebagai pihak 
yang bermasalah ketika seseorang yang sudah jelas membuat pekara malah 
didiamkankarena dia orang amrik, menurut saya orang Indonesia nggak semua 
teroris (termasuk saya sendiri tentu saja) dan kalo kita memang se "istimewa" 
itu mungkin sudah saatnya kita protes untuk predikat itu.

maria

GAYa NUSANTARA
Mojo Kidul I # 11A
Surabaya 60285
East Java-Indonesia

Phone/fax: + 62 31 591 4668
  ----- Original Message -----
  From: Sato Sakaki
  To: mediacare@yahoogroups.com
  Sent: Friday, January 05, 2007 6:41 PM
  Subject: Re: [mediacare] Fwd: Pelecehan Hak Sipil Warga Indonesia oleh 
Kedutaan Amerika di Manila - Filipina


  Bung Usep,
  Dugaan saya karena anda orang Indonesia, petugas
  keamanan Kedubes AS di Manila itu mengira anda anggota
  jaringannya Dulmatin dan Umar Patek yang oleh AS
  dijanjikan hadiah masing-masing $10 juta dan $ 1 juta
  dollar bagi yang bisa memberikan info yang
  menghasilkan penangkapan mereka. Jadi barangkali dia
  itu mengira anda itu ber-potensi "rejeki".

  Selain itu hendaknya anda tahu orang Indonesia itu
  "termasyhur" di Filipina dan karena itu sering
  diperlakukan "istimewa". Selain Dulmatin dan Umar
  Patek
  ada lagi yang namanya Fathur Rakhman al-Ghozi yang
  sempat lolos dari penjara tetapi kemudian ditembak
  mati di Pulau Mindanao. Selain dia ada lagi Agus Dwi
  Karna yang namanya pernah jadi berita setiap hari.

  Dan bersamaan dengan pemberitaan mereka, orang
  Filipina juga mengenal nama Riduan Isamuddin alias
  Hambali dan Abu Bakar Baasyir. Belum lagi Umar
  al-Farouk, Imam Samudra, Amrozi, Mukhlas dan
  lain-lainnya. Belum lagi penggorokan tiga siswi kelas
  satu SMU dari desa miskin yang sedang jalan kaki ke
  sekolah melintasi hutan di Poso. Jadi orang Indonesia
  itu "termasyhur", dan kebetulan anda memotret-motret
  seenaknya, di depan gedung kedutaan Amrik lagi.
  Klop-lah nasib buruk anda.

  Kalau anda hendak mempersoalkan dan menuntut ganti
  rugi keuangan dan penderitaan mental dengan nilai uang
  sekian ratus juta atau semilyar saya kira pantas, cari
  saja pengacara. Tetapi yang juga patut anda maki atas
  kesulitan yang menimpa anda adalah nama-nama yang saya
  sebut di atas.

  --- radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

  > From: "Usep Suhud Natapura" <[EMAIL PROTECTED]>
  > Subject: Pelecehan Hak Sipil Warga Indonesia oleh
  > Kedutaan Amerika di Manila - Filipina
  >
  > Pelecehan Hak Sipil Warga Indonesia oleh Kedutaan
  > Amerika di Manila -
  > Filipina

Reply via email to