fyi aja....

Renungan hari ini :

Mau jadi apa bangsa ini....

Coba googling.....pasti lebih menyeramkan lagi.

salam prihatin,
bapakeghozan---semuanya bisa saja terjadi....yuk kita bentengi diri 
kita..keluarga kita tercinta.


Melihat Adegan Seks Anak Sendiri di HP 



Saya seorang ibu, mempunyai anak gadis berumur 23 tahun. Selama ini saya 
melihat anak itu sehari-hari biasa saja, tidak ada tindakan yang 
mengkhawatirkan saya sebagai lbu. 

Anak saya punya teman dekat atau pacar yang pemah diajak ke rumah. Jadi saya 
juga kenal dan saya nilai pemuda itu baik dan sopan. Karena itu, saya tidak 
melarang anak saya pergi dengan pemuda itu.

Namun, saya sangat kaget sampai gemetar sewaktu melihat-lihat HP anak saya yang 
ketinggalan. Saya melihat adegan porno yang tidak saya sangka dilakukan oleh 
anak gadis saya. Anak saya tidak menggunakan baju atas sehingga payudaranya 
kelihatan, dan pemuda itu menunjukkan kemaluannya. 

Mereka tidak melakukan adegan hubungan intim, melainkan berpose demikian sambil 
tertawa. Foto itu membuat saya kecewa, jengkel, stres, kok anak gadis saya jadi 
begini. Sampal sekarang (sudah 4 hari) saya tidak memberitahu anak saya bahwa 
saya melihat foto itu. 

Saya tidak tahu harus bagaimana menghadapi keadaan ini, Saya takut anak saya 
jadi gadis yang tidak benar Saya ngeri kalau anak saya sampai melakukan 
hubungan seks, lalu hamil, sampai melakukan aborsi, atau tertular penyakit 
kelamin.

Selama ini anak saya selalu baik dan menurut apa kata orangtua. Prestasi 
kuliahnya bagus, meskipun bukan yang terbaik. Tolong beritahu apa yang harus 
saya lakukan sekarang? Apa saya harus melarangnya pergi dengan pernuda itu atau 
harus bagaimana? Saya sangat bingung.

E.M., Makassar

Perubahan Pandangan
Saya dapat memahami reaksi perasaan Anda ketika melihat foto porno pada HP anak 
gadis Anda. Itu reaksi wajar yang dialami oleh seorang ibu yang tidak pernah 
menyangka sebelumnya karena menganggap anak gadisnya "sehari-harinya biasa 
saja". Saya yakin ada banyak orangtua seperti Anda, yang tidak pernah menyangka 
apa yang telah dilakukan oleh anaknya, khususnya dalam konteks aktivitas 
seksual.

Perubahan pandangan dan perilaku seksual memang telah lama terjadi di 
masyarakat kita, termasuk para remaja. Perubahan semakin mencolok ketika 
teknologi memberi fasilitas yang semakin mendukung.

Kamera pada HP yang digunakan oleh anak Anda dan pacarnya adalah salah satu 
fasilitas yang mendukung. Dengan mudah mereka bisa mengabadikan aktivitas 
seksual karena dapat meningkatkan sensasi seksual. Walaupun pada foto itu tidak 
terlihat aktivitas lain, tidak berlebihan kalau Anda boleh menganggap anak 
gadis Anda dan pacarnya telah melakukan hubungan seksual.

Anggapan ini wajar saja, karena kalau mereka sudah berani melakukan adegan 
seperti yang direkam di HP itu, hubungan seksual tinggal menunggu sesaat lagi. 
Bahkan, tidak berlebihan kalau Anda merasa khawatir anak gadis Anda "lalu 
hamil, atau sampai melakukan aborsi, atau tertular penyakit kelamin".

Ajak Bicara
Saya pikir langkah terbaik ialah berbicara dengan tenang secara terbuka (bukan 
memarahi dan menghukum) dengan anak gadis Anda. Sayangnya, saya tidak tahu 
bagaimana hubungan pnbadi Anda dengan anak gadis itu.

Kalau selama ini tidak ada hambatan, saya pikir akan lebih mudah untuk memulai 
berbicara tentang kehidupan pribadinya dengan sang pacar. Kalau selama ini 
ternyata ada hambatan, tentu diperlukan waktu untuk memulai berbicara tentang 
kehidupan seksualnya.

Memberikan pengertian agar dia tidak melakukan aktivitas seksual, apalagi 
hubungan seksual, wajar Anda sampaikan, walaupun saya tahu cukup sulit bagi 
Anda karena telah melihat kenyataan di dalam HP itu.

Lebih jauh, memberikan pengertian agar jangan sampai hamil, aborsi, dan 
tertular penyakit, juga bukan merupakan hal yang mudah dilakukan orangtua 
terhadap anak gadisnya, meski sebenarnya tidak berlebihan bila disampaikan pada 
masa kini.

Tindakan melarang pergi dengan pemuda itu, saya pikir bukan tindakan yang 
terbaik karena hubungannya sudah cukup jauh. Lain halnya kalau anak gadis Anda 
yang memutuskan sendiri setelah mendapat pengertian dari Anda. 

(Konsultasi dengan Prof.dr.Wimpie Pangkahila, Sp.And)



Sumber: Gaya Hidup Sehat
url: http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0702/13/082850.htm


      42,3 % Pelajar Seks Pra Nikah   
      Senin, 12 Pebruari 2007  
      Meski dikenal sebagai kota Gerbang Marhamah (Gerakan Pembangunan 
Masyarakat Berakhlakul Karimah),  hasil penelitian, 42,3% remaja Cianjur 
lakukan seks sebelum nikah 

      Hidayatullah.com--Hasil survei yang dilakukan oleh Annisa Fondation 
baru-baru ini cukup mengejutkan karena 42,3 persen pelajar perempuan telah 
melakukan hubungan seks pra-nikah.

      Siara pers Annisa Foundation, sebuah lembaga independen yang bergerak 
dibidang kemanusian dan kesejahteraan gender, menerangkan sebanyak 42,3 persen 
pelajar di Cianjur sudah hilang keperawanannya saat duduk di bangku sekolah.

      Yang lebih memprihatinkan, diantara responden mengaku melakukan hubungan 
seks tanpa ada paksaan atau atas dasar suka sama suka karena kebutuhan.

      Beberapa responden mengaku melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu 
pasangan dan tidak bersifat komersil.

      Direktur Annisa Foundation, Laila Sukmadevi, dalam siaran pers itu 
mengatakan, penelitian dilakukan selama enam bulan mulai Juli hingga Desember 
2006 dengan melibatkan sekitar 412 responden yang berasal dari 13 SMP dan SMA 
negeri maupun swasta di Cianjur dan Cipanas.

      Disebutkan Laila, berdasarkan hasil survei, total responden yang belum 
pernah melakukan kegiatan seks berpasangan hanya 18,3 persen.

      Sedangkan lebih dari 60 persen telah melakukan kegiatan seks berpasangan. 
Dari jumlah itu 12 persen menggunakan metode coitus interuptus dan selebihnya 
pilih alat kontrasepsi yang dijual bebas di pasaran.

      Masih menurut Laila, kecenderungan pelajar Cianjur berhubungan seks 
pra-nikah bukan dilatarbelakangi oleh persoalan ekonomi. Hanya sekitar 9 persen 
mereka yang beralasan berhubungan seks dengan alasan ekonomi. Selebihnya 
beralasan karena tuntutan pergaulan dan longgarnya kontrol orang tua mengenai 
praktik hubungan seks di luar nikah.

      Yang paling memprihatinkan, mereka yang terlibat kegiatan hubungan di 
luar nikah itu bukan berarti karena tidak mengerti atau tidak paham nilai agama 
atau budi pekerti. Sebab hampir 90 persen dari mereka mengaku praktik hubungan 
seksual di luar nikah merupakan perbuatan dosa yang seharusnya dihindari.

      Ditemui terpisah Direktur Sarinah Institute Cianjur, Susilawati SH, 
mengungkapkan, kasus pelajar yang berhubungan seksual di luar nikah sebenarnya 
tidak hanya terjadi di Cianjur.  Beberapa penelitian yang dilakukan sejumlah 
lembaga independen terungkap, seks bebas di kalangan pelajar dan mahasiswa 
memang sudah sangat memprihatinkan.

      Menurut dia untuk mengeliminir kasus seperti itu tidak bisa dilakukan 
hanya menggunakan pendekatan konvensional seperti pendidikan agama dan budi 
pekerti. Namun yang penting remaja yang tengah masuk pada usia dewasa sudah 
sepantasnya diberikan pendidikan seksual yang memadai dan memberikan suasana 
lingkungan pendidikan yang tidak mengundang mereka pada kehidupan seks bebas.

      "Tingginya angka prilaku seks pra-nikah di kalangan pelajar Cianjur bisa 
menjadi bukti bahwa pendekatan dalam memberikan bimbingan moral yang selama ini 
dilakukan para orangtua di Cianjur sudah mengalami pergeseran," pungkasnya. 
[ant]

      url: 
http://hidayatullah.com/index2.php?option=com_content&task=view&id=4243&pop=1&page=0&Itemid=1


     

Reply via email to