Dunia jurnalistik berduka. Dua pekerja jurnalis meninggal dalam tugas
jurnalistik. Dalam pekan ini, air mata para pekerja pers sudah kering, menyusul
kameramen SCTV dan Lativi -- M Guntur dan Suherman- telah meninggalkan kita.
Semoga arwahnya diterima di sini Allah SWT. Amin....
Dalam pekan-pekan ini semua media cetak dan elektronik menayangkan peristiwa
tragis di Levina hingga penguburan dua rekan kita. SCTV dan Lativi menyebutnya
sebagai pahlawan, dan saya kira pantas keduanya mendapat sebutan itu. Saya kira
tidak berlebihan, sebab keduanya sudah 'berjuang' dan 'gugur' dalam tugas
jurnalistik. Tentu kita tidak layak bila memperdebatkan, bila masing-masing
televisi menyadangkan predikatnya sebagai pahlawan dan sebutan gugur.
Cuma hingga kini yang menjadi pertanyaan adalah, stasiun Trans TV dan Trans7
agak berbeda dengan liputan dan pemberitaan tragedi. Dalam setiap pemberitaanya
lebih sering menempatkan pada segmen kedua atau bila tidak ketiga. Lebih
menjadi pertanyaan saya, Tran TV dan Tran7 sering menyebut salah satu kameramen
televisi swasta. Kenapa tidak meyebut SCTV atau Lativi? Apa memang etika
jurnalistik seperti itu? Lalu dimana solidaritas antar sesama pekerja
jurnalistik?
---------------------------------
The fish are biting.
Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.