karena emailnya sudah kadung masuk jalur umum, saya ikut komentar ya..

1. Bagaimana ya perasaan orang2 yg jadi korban bencana2 ini kalau
mendengar ujaran2 spt. "murka Tuhan"? tidakkah ada kata2 yang lebih
menghibur, lebih empatis, tinimbang berujar "Ini murka Tuhan" (apalagi
kita tidak punya hak apa2 untuk bersuara mewakili Tuhan!)? Kenapa
tidak berujar misalnya "mari berdoa pada Tuhan" ketimbang bilang "Ini
murka Tuhan"?

Tidak perlu kan sampai orang2 terdekat kita jadi korban dulu untuk
belajar memilih ungkapan2 yang menghibur? yang tidak potensil
menyakiti orang2 yg tertimpa kesusahan? toh kita juga belum tentu
lebih baik di mata Tuhan dibandingkan dengan mereka yang jadi korban!

2. Tentang Mr. Njoo, membaca sekilas tulisan2nya (betul, sekilas saja
malah kebanyakan tak saya baca, soalnya waktunya mending buat baca
email teman2 lain) entahlah, saya tidak melihat nilai2 Kristiani di
dalamnya, tak melihat Salam Kasih, tak ada Shalom (seperti ditulisnya)
di dalamnya, kecuali kesan merendahkan kelompok2 lain yang tak sejalan
dengannya (kelompoknya dikasihi Tuhan, yang lain tidak) dan -kesan
saya- cenderung menyalahgunakan Kristianitas. 
Ini sama bahayanya dengan kotbah2 di sejumlah masjid (yang dulu sering
saya dengar dari pengeras suara masjid2 dekat kos2an) yang menurut Pak
Ulil tak bermutu itu. 

Saya tidak ingin mengucapkan "maju terus" kepada Mr. Njoo seperti
sudah Anda, Bung Krisnawan, lakukan. Saya kira sikap2nya bisa jadi
setback buat upaya2 kerjasama antar berbagai pemeluk agama di
Indonesia demi sebuah dunia yang lebih damai. 

Ida Khouw



--- In mediacare@yahoogroups.com, "krisnawanputra"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yth. Pak Njoo 
> 
> Wah Anda ini kok proaktif sekali ya, he he he. 
> 
> Balasan email saya kepada Bapak yang berada di 'ranah privat', Anda
angkat ke 'ranah publik', tanpa konfirmasi dulu dengan saya. Jujur
saya sangat terganggu dengan posting Anda ke berbagai milis. Dalam
pemahaman dan kesadaran saya, anggota milis sangat plural dan
heterogen. Dan di situlah saya ingin menjunjung tinggi etika hubungan
dengan sesama (orang lain) apalagi hal yang dibahas sesuatu yang bagi
saya sangat sensitif. 
> 
> Tapi nasi sudah menjadi bubur. 
> 
> Untuk itu, kepada rekan-rekan yang berbeda keyakinan, mohon maaf
atas tulisan saya yang mungkin menyinggung Anda. 
> 
> Sungguh ini tidak pernah saya bayangkan dari semula masuk ke ranah
publik. Saya belajar banyak dari kejadian ini. Perlu lebih
berhati-hati, dan positifnya saya semakin 'mengenal' Pak Njoo yang
ternyata sangat proaktif. Sekarang, saya sudah berdamai dengan diri
saya. Mungkin Pak Njoo 'sedang tidak tahu apa yang ia perbuat'. Atau 
mungkin memang harus demikian terjadinya. Hanya Tuhan yang tahu:)  
> 
> Sekali lagi,
> -Terima kasih atas pengertian Anda semua, rekan-rekan milist
mediacare yang baik. 
> -Kita tetap bersilahturahmi ya Pak Njoo.
> 
> Tabik sujud!
> 
> Krisnawan Putra
> 
> Catt: Hari ini saya baru kenal dengan Pak Njoo, setelah dia kontak
saya via japri, menanggapi tulisan saya di milis dengan judul 'Dan
Alam pun Berbicara'. 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: Tionghoa Indonesia 
>   To: Anton ; BMDS INTERNASIONAL ; Temu Eropa ; Hugo ; Tionghwa
Indonesia ; Watch Indonesia ; Keuskupan Jayapura ; KP JMD ;
Kincirangin ; rita Konsultan Mercu Buana 
>   Cc: Krisnawan Putra ; Danny Lim ; Politik Mahasiswa ;
mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; Bari
Muchtar ; [EMAIL PROTECTED] ; Front mahasiswa nasional ;
[EMAIL PROTECTED] ; Wahana News ;
[EMAIL PROTECTED] ; Tempo Ok 
>   Sent: Wednesday, March 07, 2007 1:05 AM
>   Subject: [mediacare] Hasil korespondensi dengan pak Putra Krisna
> 
> 
> 
>   Syallom pak Krisnawan,
> 
>   Memang begitulah, kita harus benar benar merinding kalau hal itu
diceritakan secara gamblang, dan tidak pakai filosofi atau theologi
atau politik segala, ini memang kenyataan yang sebenarnya, mau percaya
atau tidak mau percaya, gitu saja pertanyaannya, tidak ada yang lain,
kalau mau percaya kepada Tuhan Yesus ya diselamatkan, kalau tidak mau
percaya ya langsung masuk neraka, tidak ada duanya.
> 
>   Salah satu anggota PARTAI DAMAI SEJAHTERA dari Korea pulang ke
Indonesia, terus bersama sama Ibunya ke Mekkah untuk naik Haji pada
bulan bulan yang lalu, sebelum dia naik Haji, saya beri sebuah buku
yang saya dapat dari seseorang yang ikut dalam persekutuan Christian
Business Men Committee di Salemba Jakarta dekat Jembatan Kereta Api.
> 
>   Lalu saya katakan, ini lho ada buku, dan saya tidak tahu apakah
benar atau tidak, yang bisa mengetahui adalah kamu sendiri, karena
kamu akan ke Mekkah. Itulah pesan saya, dan tentunya buku itu dibaca
olehnya dengan hati yang amat marah atau gundah, karena dikiranya dia
harus menyembah berhala dan lain sebagainya, pokoknya sebelum dia
berangkat ke Mekkah itu marahnya seperti api yang baru saja melalap
sebuah pompa bensin dan tidak mungkin dipadamkan.
> 
>   Saya pada waktu itu berada di Jakarta jadi bisa berjumpa juga
dengan TKI itu lagi, dan setelah itu saya kembali ke Korea dan hanya
mendoakan dia saja dari Korea setiap malam, dan apa yang terjadi?
> 
>   Sekembalinya dari Mekkah, dia marahnya bukan main, karena uang
yang telah dibayarkan untuk naik Haji itu tau tau sudah ditilep oleh
seseorang di Sumatra Selatan, jadi selama 4 hari itu dia tidak diberi
makan, sedangkan posisinya itu di Padang Arafah, dimana tidak ada
warung makan dan sukar untuk mencari air untuk diminum, bayangkan
betapa sulitnya untuk hidup tanpa makan dan tanpa minum selama 4 hari
di padang pasir Arafah itu.
> 
>   Dia benar benar mengucap syukur kepada saya, karena saya tetap
mendoakannya, dan disaat itu, dia mendapat bantuan sedikit sedikit
dari Calon Haji dari negara lain, ya walaupun sedikit tapi dia bisa
makan dan bisa minum ala kadarnya, dan ketika dia disuruh mengelilingi
Kabah, nah ini dia baru tahu, bahwa dia benar benar disuruh menyembah
berhala.
> 
>   Sebenarnya semua Haji itu harus melakukan hal itu, tapi sebagai
seorang Haji tentunya tidak boleh menceritakan kebenaran itu kepada
calon Haji yang lain, hal inilah yang perlu kita dobrak, biar yang
lain itu merasa takut dan taat kepada perintah perintah yang telah
disampaikan oleh Tuhan Yesus Kristus itu, karena perintah perintah itu
adalah perintah yang benar benar baku dan tidak ada duanya di bumi ini.
> 
>   Sebenarnya B I B L E  itu adalah suatu singkatan yang artinya
Basic Information Before Leaving Earth, jadi dalam bahasa Indonesianya
adalah Informasi dasar sebelum meninggalkan bumi. Lha kalau Informasi
dasarnya saja tidak mau dipelajari, nanti kalau sudah benar benar
meninggalkan bumi, lalu mau ke mana?
> 
>   Contoh yang lucu yaitu teman saya seorang pengusaha Korea yang ke
Indonesia bersama saya, dia saya ajak ke Singapore, kemudian pagi
harinya naik kapal ke Batam, dan dari Batam ke Jakarta, lalu dari
Jakarta ke Denpasar dan dari Denpasar ke Singapore untuk transit ke
Korea semua perjalanan itu dilakukan dalam waktu satu minggu lamanya.
> 
>   Orang ini sombongnya bukan main, katanya kalau sudah sekali
melihat, dia pasti sudah bisa melakukan sendiri, jadi ketika berangkat
dari Denpasar saja hampir hampir dia tidak mau saya antarkan ke
Bandara Ngurah Rai, tapi setelah saya paksa, lha bener tuh, dia ada
kesulitan di Bandara, karena harus membayar Air port tax di Ngurah Rai
sebesar Rp. 100.000,-- kalau saya tidak ada, kan tidak bisa berangkat,
karena dia tidak punya uang Indonesia lagi dan uang asingnya itu sama
sekali juga tidak ada lagi, karena dia pikir sudah tinggal pulang saja
ke Korea, semua sudah dihambur hamburkan untuk minum minuman keras
ketika malam terakhir di Denpasar.
> 
>   Lalu ketika di bandara Changi di Singapura, dia benar benar mabok
lho, karena semua kan berbahasa Inggris, dia cari connection flightnya
saja sulit sekali, karena Bandara Changi itu besarnya hampir 3 kali
Bandara Incheon di Korea, jadi dengan benar benar bertekuk lutut dia
ingat akan kata kata saya, setiap hal harus tau prinsip dasarnya,
kalau prinsip dasarnya nggak tahu, lalu bagaimana bisa menyelesaikan
yang lainnya.
> 
>   Seperti itulah suatu contoh, kalau kita sudah meninggalkan bumi
dan tidak bisa kembali lagi, tapi harus mencari jalan yang benar,
yaitu ke Sorga atau ke Neraka, lalu mau tanya kepada siapa lagi. pada
saat itu kan tidak ada Alkitab lagi, atau Bible, lalu cari jalannya ke
Mana lho.......................
> 
>   Kalau teman saya yang di Changi Airport ini kan bisa pakai bahasa
tarsan untuk minta bantuan dalam bahasa Korea, lalu dia bisa kembali
ke Korea dengan selamat tapi minta ampunnya ya sudah habis habisan,
dan sekarang dia benar benar mau dibaptiskan.
> 
>   Kita hanya perlu tanya kepada orang lain, mau membaca BIBLE atau
nggak, itu adalah Informasi Dasar Sebelum Meninggalkan Bumi. Sungguh
sayang Alkitab tidak bisa mewakili singkatan seperti Bible ini, karena
mungkin pada waktu Alkitab itu diterjemahkan, mereka masih pakai
istilah bahasa Arab, kalau mereka sudah pakai istilah aslinya, mungkin
saat ini orang Indonesia sudah bisa insyaf semua, bahwa Bible itu
adalah Informasi Dasar Sebelum Meninggalkan Bumi. Nah hal ini perlu
disebar luaskan dengan secepatnya, agar teman teman yang lain langsung
bisa mengerti arti sebenarnya yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus
Kristus karena waktunya sudah amat sempit. Terima kasih.
> 
>   Salam dalam kasihNYA
> 
>   Ir. H.L. Njoo
> 
>   krisnawanputra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>     Yth. Bp. Ir. H.L. Njoo
>     Ketua Dewan Pimpinan Komisariat
>     PARTAI DAMAI SEJAHTERA
>     DI REPUBLIK KOREA
> 
>     Salam kenal dan salam kasih dalam Yesus Kristus.
> 
>     Saya merinding membaca kebenaran yang dinyatakanNya melalui
email Bapak. Sungguh memang kejadian alam ini sebagai 'buah' murka
Tuhan atas bangsa kita, Indonesia. Saya langsung buka Alkitab Roma,
12:9-17. Dan benar adanya.
> 
>     Mumpung masih ada waktu, mari terus kita suarakan ajakan untuk
'dengar-dengaran' dengan Tuhan melalui alamNya. Tulisan yang reflektif
semoga ada gunanya untuk membangun kesadaran 'mereka'. Banyak cara
rupanya sudah tidak mempan. Saya percaya Tuhan punya cara sendiri
untuk mengingatkan, dan kita berdua ini adalah alatNya semata.
> 
>     Pak Njoo, sekadar share
> 
>     Sebenarnya, tinggal satu media yang belum pernah saya
manfaatkan. Tulisan sudah, bisnis sudah, melatih dan mendidik sudah,
pelayanan gereja sudah, pengurus RT sudah, pegawai negeri (Depkeu)
sudah, pegawai swasta (Kompas Gramedia) sudah. Nah, tinggal dunia
politik kenegaraan yang belum. Siapa tahu ini perkenalan saya dengan
Bapak adalah jalan dariNya semata untuk menuju kebaikan bagi sesama?.
Saya percaya, dalam hidup ini semua ada yang menggerakkan.
> 
>     Maju terus Pak Njoo dimanapun Anda berada
> 
>     Senang berkenalan dengan Bapak. Keep contact ya:)
> 
>     GBU,
> 
>     Krisnawan 
>

Kirim email ke