Seperti lingkaran setan ya, pemimpin tidak memperhatikan rakyat, 
rakyat tidak memperhatikan pemimpin. Saat pemilihan umum, asal pilih 
saja. Setelah pemilihan umum selesai, para pemimpin sibuk sendiri 
dan rakyat juga sibuk sendiri. Yang berada di tengah-tengah adalah 
cendekiawan yang rata-rata memiliki S1, S2 dan S3, namun mereka juga 
sudah sibuk berhantam sendiri, entah karena lain agama, lain parpol, 
lain kelompok atau sekedar hobby gontok-gontokan. Cendekiawan yang 
bernasib mujur akan naik ke atas, sedang yang bernasib jelek ya 
turun menjadi rakyat biasa.
 
Cendekiawan Indonesia yang di LN juga tampaknya sami mawon 
memblenya, misalnya peserta StuNed di Belanda jurusan pertanian 
Universitas Wageningen, apakah mereka telah berkunjung ke pelelangan 
FloraHolland? Kebanyakan belum rasanya. Nah kalau belum lihat dengan 
mata kepala sendiri, bagaimana bisa sekembalinya ke Indonesia 
membantu petani memasarkan produknya memakai sistim lelang yang 
menguntungkan petani Belanda itu?
 
Apakah kita yang mengamati segalanya dari LN ini pesimistis? Ngga 
ah, kita cuma realistis saja. Yang pasti kitorang merasa sayang 
melihat negara Indonesia yang begitu indah dan komplit segalanya, 
dikelola oleh SDM yang memble, jadinya berantakan seperti sekarang 
ini. Semoga tabah kepada rekans yang di Indonesia.
 
Salam kincir, Danny Lim, Nederland


--- In mediacare@yahoogroups.com, ati gustiati <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
>     Yg menyedihkan biasanya inilah alasan2 kita memilih/mengangkat 
pemimpin2 kita, saya tanya dulu saudara2 cewe saya " apa alasan 
kalian memilih SBY ?" jawaban mereka " soalnya dia ganteng sih, 
kharismatik kayak pak Karno, dan kayak nya dia orang yg bener2 
sayang sama rakyat "
>   " OK..." (bagi saya ini alasan yg sangat lucu..but ohwell...)
>   "lalu kenapa memilih Kalla ?"
>   " katanya sih dia jago ekonomi, siapa tau ekonomi kita bisa 
naik...walau katanya dia suka culas..."
>   ha ha ha ha ha ha ha ha..saya gak tahan lag nahan tawa.
>    
>   Itulah contoh alasan2 kita memilih pemimpin2 kita, tidak solid, 
tidak kritis utk melihat kemampuan mereka, hanya di negara2 maju spt 
AS ini rakyat hrs berpikir over time utk memilih pemimpin nya, 
mereka begitu jeli dan teliti karena pemilihan mereka adalah 
kedhidupan  masa depan mereka.
>   Di tanah air kita memilih pemimpin karena kita sudah desperate 
dan sudah lelah hidup sengsara, kita tak ada waktu buat memilih 
siapa yg terbaik, kita hanya memilih siapa yg bisa memberi kita 
makan siapapun mahluk terpilih ini, jin, genderewo, setan alas, atau 
seekor serigala berjubah manusia.
>    
>   Yg masih merindukan seorang" pemimpin sejati"
>   omie
>    
>    
>   
>  
>    
>   "Sebaik-baik pemimpin kamu adalah orang yang kamu cintai, mereka 
pun mencintai kamu. Kamu mendo'akan mereka, mereka pun mendo'akan 
kamu. Dan seburuk-buruk pemimpin kamu adalah orang yang kamu benci 
dan mereka pun membenci kamu. Kamu melaknat mereka, dan mereka pun 
melaknat kamu" (HR. Muslim). 
> 
> Begitulah Rasulullah SAW menjelaskan ciri-ciri pemimpin yang baik 
dan pemimpin yang buruk bagi suatu kaum. Ada rasa yang timbal balik 
antara pemimpin dengan rakyat. Kalau pemimpin baik, baik timbal 
baliknya. Sebaliknya, pemimpin yang buruk, buruk juga timbal 
baliknya. 
> 
> Namun di alam yang serba tak menentu ini, sangat sulit menentukan 
mana pemimpin yang baik, dan mana yang buruk. Sebab, kadangkala 
pemimpin yang terpilih bukan karena kecintaan rakyat, tetapi karena 
ancaman, permainan politik, atau sogokan uang. Makanya orang yang 
tidak baik pun, asalkan mampu bermain politik atau mau 
menghamburkan, berpeluang memperoleh jabatan pemimpin. 
> 
> Bagi pemimpin yang terpilih dengan cara demikian, bagaimana ia 
akan mendoakan kebaikan kepada rakyatnya, sedangkan dirinya 
sendirinya melakukan hal-hal yang berseberangan dengan kebaikan atau 
terlaknat? Atau kalau Rasulullah mengatakan bahwa pemimpin adalah 
perisai, karena akan menjadi pelindung bagi orang yang ada di 
belakangnya (HR Muslim), bagaimana ia mau menjadi pelindung rakyat, 
sedangkan ia sendiri seringkali melakukan hal-hal yang membahayakan 
nasib rakyat? 
> 
> Selanjutnya, rakyat juga sudah tak menentu dalam memberikan 
dukungan. Dukungan kadangkala diberikan karena terpaksa oleh 
ancaman. Ada juga yang sengaja memberi dukungan karena diiminngi 
uang. Padahal Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa ada tiga 
kelompok orang yang wajahnya tidak akan dilihat oleh Allah, salah 
satunya yaitu orang yang memilih dan mengangkat pemimpin karena 
keuntungan duniawi semata (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
> 
> 
> 
> 
>     
> ---------------------------------
>   Need Mail bonding?
> Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.
> 
>  
> ---------------------------------
> Need Mail bonding?
> Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.
>


Kirim email ke