Terimakasih Mbak Omie, ndak nyangka rupanya kita
sekampung (kalau tadinya tahu tentunya saya tak kan
sampai hati ngomong kasar sama mbak Omie hehehehe ..) 
Tanggapan Mbak Omie terasa lebih tulus dibanding Pak
Bismo yang lebih banyak sinis-nya (memang musuhan di
milis nasional-list) hehehe ...

Mbak Omie Lubis,
sebuah lagu sering membangkitkan kenangan dan
kerinduan. Pada saya misalnya: Bed of Roses-nya Bon
Jovi. Melodi-nya menyentuh walau kata-katanya tidak
terlalu saya perhatikan. Sudah lama saya ingin menulis
sebuah cer-pen dengan inspirasi dari lagu ini. 

Barangkali ada anggota milis Mediacare yang bisa
memberikan lirik lengkapnya lagu si gondrong ini? (apa
sekarang masih gondrong ya?). Ada yang bisa bantu?
Ito Uthe Regina barangkali? Atau Lady Asther? Atau
dari yang lain yang sudi berteman dengan saya.  

--- ati gustiati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
indeed, ini pertama kali saya menyukai tulisan Sato
ini, ternyata anda berbakat juga menulis cerpen,
akhir2ini saya banyak melihat kritikan tajam menghunus
ke arahmu ito sato, saya tunggu cerpen yg lain nya
ya..
 
salam'omie

BDG KUSUMO <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Nah, ini mungkin menarik bagi pengamat sastra, bukan
untuk saya yg sangat awam. Ttp dijagad maya tampaknya
kita biasa dengan kategori Sastra Eksil yang
kebanyakan made in Eropa, yang menurut saya dapat
dikatakan bersifat dan bersikap lebih ke kiri liberal,
sesuai dengan keprihatinan dan kepemihakannya. Kita
kenal H. Setiawan, JJ Kusni, Sobron Aidit, Heri Latief
dll.

Ternyata ini mungkin ada "a rising star" dari kawasan
AS yang udaranya hangat dan mulai dimukimi lagi oleh
los Hispanos, yang saya kira cerpennya punya keunikan
sendiri. Entahlah apa ia pelanjut realismenya E. 
Hemingway dan T. Williams, atau apa, karena saya cukup
lama terputus dari mengkonsumsi sastra Amerika.
Mungkin dapat dikatakan sbg Sastra Ex-patriate, atau
Sastra Self-Exiled? Kalau ada realismenya, entah yang
hedonistik dekat dengan the affluent view atau
sekali-kali ingat pada kaum Have-Nots dan merenung
pikiran Al Gore?

Eniwei, menulis cerpen dan Greek Mythology sekait
kecantikan Aphrodite menurut saya jauh lebih nyaman
dibaca tinimbang upaya sia-sia "memerangi" Bung Karno
dan Chavez. Juga karena kedekatan geografis ada
baiknya kalau Grand Cherokee nya dibanting stir
crossing the border, down the Mexico way, membuat
studi sosial  di  Bolivia dan Venezuela sebagai bahan
bagi penulisan cerpen dan mungkin juga cerpan, cerita
panjang alias novel, atau novelette.

Hasta La Vista, senor Sato!
Bismo DG

  ----- Original Message ----- 
  From: Sato Sakaki 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, March 22, 2007 4:07 AM
  Subject: [nasional-list] Sato Sakaki: ROUTE I-40
WEST


  ROUTE I-40 WEST
  Oleh: Sato Sakaki

  (buat ito-itoku di Rura Silindung sana)

  BRILLIANT DISGUISE, entah siapa tadi yang memilih
lagu
  itu, mungkin aku secara tak sengaja. Beatnya cepat,
  enak dinikmati dari sound system 6 speakers dalam
  mobil yang lagi meluncur dengan kecepatan tinggi, di
  jalan lurus dan mulus, 100 mil dari perbatasan
  negarabagian Texas - New Mexico, 600 mil dari
  Flagstaff, Arizona.

  I saw you last night
  Out on the edge of town
  I wanna read your mind
  To know just what I've got in
  This new thing I've found ....

  Aku melihat ke speedometer. 85 mil per-jam dan
  bergerak mendekati 90, sementara lagu dengan tempo
  cepat itu terus mengalir deras bagai memacu jip
Laredo
  kami yang melesat seperti pesawat jet.

  So tell me what I see
  When I look in your eyes
  Is that you baby
  Or just a brilliant disguise ....

  Aku melirik padanya yang berada di depan stir. Dari
  samping wajahnya sungguh cantik dengan hidung, mulut
  dan dagu sempurna, mengarah tampang Jennifer
Connelly,
  wajah kaukasian yang mempesona. Dengan blus tipis
  tanpa lengan membungkus dada yang berombak, dengan
  kaki indah yang mengintip dari beach sarong yang dia
  kenakan. Di mobil dengan sunroof terbuka. Amboi.
  Apakah dia sepenuhnya milikku?

  "Angie dear, we are too fast", aku mengingatkan
pelan
  dengan nada membujuk. Aku tak begitu khawatir kalau
  dia bukannya sedang marah. Tadi kulihat rambu batas
  kecepatan 75 mil. Lima sampai sepuluh mil di atas
  limit mudah-mudahan masih belum dianggap speeding
oleh
  Texas troopers yang biasanya memonitor dengan radar.
  Dia diam, SUV kami terus melaju kencang.

  Jalan antar negarabagian yang disebut ROUTE I-40
WEST
  itu membentang lurus dengan aspal beton hot mix yang
  keras mulus, dua jalur satu arah, tiga atau empat
  jalur jika melintasi perkotaan. Arah yang berlawanan
  dibatasi median jalan yang ditumbuhi rumput dan
  semak-semak perdu. Grand Cherokee kami melesat di
  jalur kiri. Di jalur kanan konvoi truk-truk
gandengan
  eighteen wheelers, yang satu persatu kami lewati. Di
  seberang sana, ke arah yang berlawanan juga
  susul-menyusul truk-truk delapan-belas roda itu.
Nama
  perusahaan angkutannya tercantum di dinding truk
  dengan bermacam gaya dan bentuk huruf.

  Atlas Van Lines, MAYFLOWER, MCT, Henderson Trucking,
  MSM Transportation, All Star, ROADWAY, AD Transport
  Express, CTI, WEST COAST, Werner Enterprise, North
  America, SWIFT, Concord Trans, LANDSTAR.

  Untuk beberapa saat tidak ada truk gandengan, hanya
  semak-semak mesquite, gundukan pinus belukar pendek
  dan rumput jelagah di kiri kanan yang berlarian
cepat.
  Langit abu-abu dengan awan tipis. Deretan kincir
angin
  pembangkit listrik di lereng dan puncak bukit di
  kejauhan. Rumah-rumah pertanian yang terpencar
dengan
  mobil dan traktor parkir disampingnya, kandang sapi,
  tebaran sapi yang sedang merumput, terkadang kuda.

  Jembatan semanggi. Lalu papan-papan billboard: iklan
  kamera, baterai, rokok, truk, stasiun radio, kawasan
  wisata, reservasi Indian.

  Lalu billboard yang mengajak singgah: Lodging,
Holiday
  Inn, Quality Inn, Ramada Inn, Economy Inn, Budget
Inn,
  Days Inn.

  Lalu billboard lagi. FOOD and GAS Exit, CITGO,
  Hardee's, Dunkin' Donats, McDonald's, Wendy's, KFC.

  Jembatan semanggi lagi.

  Angeline masih terus tancap gas dan Bruce
Springsteen
  terus berteriak dari sound system. Berulang-ulang,
  distel dari iPOD-nya.

  I heard somebody call your name
  From underneath our willow
  I saw something tucked in shame
  Underneath your pillow

  Well I've tried so hard baby
  But I just can't see
  What a woman like you
  Is doing with me

  So tell me who I see
  When I look in your eyes
  Is that you baby
  Or just a brilliant disguise ...

  Aku melihat lagi ke luar jendela. Papan penunjuk
arah,
  jembatan semanggi lagi, SPEED LIMIT 45. Amarillo,
  Texas Exit. Dua tiga mobil di depan menyingkir ke
  jalur kanan sewaktu kami mendekat. Empat lagi
  menyingkir satu persatu. Beberapa lagi menyusul
  menyingkir.

  "Angie, kita terlalu cepat. Ini Texas. Polisi Texas
  tidak suka orang dari NorthEast Coast. Mereka lihat
  license tag kita." Aku berusaha lembut membujuk.
  Tetapi perempuan manja, cepat marah dan suka ngambek
  itu tetap saja tidak peduli. Begitulah dia kalau
lagi
  tersinggung. Tapi apa yang dapat kulakukan?
Bertengkar
  di mobil yang lagi dikebut? Bisa makin berbahaya
lagi.

  Dan Mr. Springsteen masih berteriak dengan suara
parau
  diiringi drum yang berdentam-dentam dengan beat
cepat
  berpacu:

  Now you play the loving woman
  I'll play the faithful man
  But just don't look too close
  Into the palm of my hand ...

  Billboard lagi. REST AREA - 3 miles.

  "Angie, kita stop dulu di Rest Area, aku kebelet
  pipis. Nanti gantian aku yang nyetir. Kasihan kamu
  sudah capek." Ndak. Ucapanku seperti tenggelam di
  bawah teriakan parau the Boss yang makin membuat
  gundah perasaan itu ....

  We stood at the altar
  The gypsy swore our future was right
  But come the wee wee hours
  Well maybe baby the gypsy lied

  So when you look at me
  You better look hard and look twice
  Is that me baby
  Or just a brilliant disguise ...

  Jarum speedometer tidak turun malah mendekati 90.
Aku 
  sudah menduga Rest Area tempat istirahat para
  pengelana dan tempat para sopir truk memicingkan
mata
  barang satu-dua jam itu akan dilewati dengan
kecepatan
  tinggi. Dan ternyata benar, dan suara Bruce
  Springsteen yang tidak terlalu merdu itu terus juga
  menggelegar. SPEED LIMIT 75 TRUCK 65.

  Tonight our bed is cold
  I'm lost in the darkness of our love
  God have mercy on the man
  Who doubts what he's sure of ...

  Lalu musik berhenti dan tak lama berulang lagi dari
  awal .....

  I hold you in my arms
  As the band plays
  What are those words whispered baby
  Just as you turn away

  This new thing I've found
  So tell me what I see
  When I look in your eyes
  Is that you baby
  Or just a brilliant disguise ....

  Kembali aku menoleh ke samping menyidik wajahnya.
Dia
  marah karena tadi aku mengungkapkan perasaanku. Aku
  mungkin tidak akan bisa bertahan dengan hubungan
kami
  yang seperti ini selamanya. Aku ingin memiliki dia
  sepenuhnya, dengan ikatan yang pasti.

  "Bukankah engkau mendapatkan dariku apa yang didapat
  dari seorang isteri?"
  "Aku juga ingin kita punya anak, Angie, anak kita,
  buah cinta kita, anakmu dan anakku.'
  "Aku belum siap untuk itu", katanya ketus. Dan aku
  menyergap dengan tuduhan yang kemudian aku sesali.
  Dia mendelik terbelalak, menatap mataku keras lalu
  membalik, masuk ke mobil, tak berbicara lagi.

  Aku memang sudah melihat tanda-tanda ketegangan.
Sejak
  aku pulang enam pekan yang lalu. Angie kelihatannya
  curiga. Atau firasat wanita? Dia tentunya melihat
  foto-foto di Jakarta dan Medan yang kukirim lewat
  email. Barangkali dia melihat gaya provokatif
bere-ku
  Rini yang seperti sengaja terus-terusan bergelayut
di
  lenganku. "Supaya yang di sana marah, tulang
(paman),
  supaya kalian berkelahi", katanya cekikikan dan
semua
  yang mendengar ketawa heboh. Atau paribanku Cece,
yang
  punya keelokan dan garis tubuh yang bisa bikin resah
  perempuan manapun kalau intuisi mereka membisikkan
  sesuatu, atau adik-adik sepupuku dan gadis-gadis
lain
  ito-itoku yang diundang kakak-kakak-ku atau mungkin
  juga ibuku.

  Tapi barangkali sumbernya bukan hanya Angie. Mungkin
  aku juga yang tak percaya diri sepanjang menyangkut
  Angie.

  Dengan tinggiku yang sepuluh senti lebih tinggi dari
  dia, kami adalah pasangan yang serasi. Dan sebagai
  lulusan sebuah perguruan tinggi teknik bergengsi,
  dengan posisi dan gaji di perusahaan pabrik pesawat
  yang berkilau di AS bahkan di dunia, ditambah
  kepribadian yang kumiliki tidak ada perempuan yang
  menolak berteman dengan aku. Bukankah aku terbukti
  berhasil mendapatkan Angie yang begitu cantik dengan
  bentuk tubuh demikian indah, memenangkan cintanya?

  Tetapi ..... apakah rasa ketertarikan dan rasa cinta
  itu abadi? Apakah tidak akan sirna pada satu saat?
  Apakah dia pada suatu hari tidak akan bertemu dengan
  orang yang dia rasa lebih baik segalanya dari aku?
Dia
  masih 24 tahun. Aku sepuluh tahun lebih tua. Dia
  ceriah terbuka pada semua orang, aku tertutup.

  Now look at me baby
  Struggling to do everything right
  And then it all falls apart
  When out go the lights
  I'm just a lonely pilgrim ....

  Tapi aku berpikir lebih jauh. Seandainyapun dia
  menjadi isteriku apakah aku akan dapat
  mempertahankannya sebagai milikku, kalau hatinya
  berpaling dari aku? Kalau memang dia tidak merasa
  cinta lagi?

  Now you play the loving woman
  I'll play the faithful man
  But just don't look too close
  Into the palm of my hand

  We stood at the altar
  The gypsy swore our future was right
  But come the wee wee hours
  Well maybe baby the gypsy lied

  So when you look at me
  You better look hard and look twice
  Is that me baby
  Or just a brilliant disguise

  Barisan truk gandengan lagi. J.B. Hunt, Interstate
  Dist.& Co, Knight Transportation, Werner Enterprise,
  Bison Transport, New Century, Landspan, Marten,
  Conley, MS Carrier.

  Billboards: Exit 138, Lodging Ramada Inn, Holiday
  Inn, Indian Reservation, Navajo Trading Post.

  ...... FOOD AND GAS ... Angie mengurangi kecepatan.
  Rupanya jarum penunjuk isi tangki sudah turun
  mendekati garis merah di atas huruf E. Dia berbelok
ke
  exit meninggalkan interstate masuk ke area pompa
  bensin lengkap dengan mini mart, restoran,
kafetaria,
  bengkel dan kios-kios cenderamata ...

  EXXON, 10% ethanol. Regular Unleaded 2.79, Reg. Plus
  Unleaded 2.83, Supreme Unleaded 2.93. Makin naik
juga.

  "Angie, aku ke kamar kecil." Dia masih diam,
  mengeluarkan kartu-kredit-nya di samping pompa self
  service. Aku membuka pintu, keluar ke mini mart
  menanyakan letak restroom.

  Keluar dari restroom kulihat Angie sudah memarkir
  mobil di depan mini mart, kuambil dua mangkok kertas
  dari samping coffee maker, menuang kopi untukku dan
  decaff untuk Angie. Kuberikan padanya saat dia
keluar
  dari WC wanita.

  "Angie, aku yang nyetir ya?", kataku sesudah
membayar
  dan melangkah keluar mini mart. Dia memberikan
  rangkaian kunci dimana tergantung kunci mobil.

  Beberapa saat kami duduk berdiam diri di mobil. Aku
di
  depan stir dan ganti Angie di passenger seat. Aku
  menghirup kopi-ku, Angie masih memegang mangkoknya,
  tidak minum. "It's not because I don't want to",
  katanya hampir tak terdengar. Lalu tangan kirinya
  meraih tanganku. Kulihat airmatanya menetes. "I love
  you", katanya.

  Aku menatap wajahnya, mencoba menyelami jauh ke
lubuk
  hatinya. Ya, Angie minta waktu bukan karena dia
tidak
  mau, dia hanya khawatir kariernya yang lagi menanjak
  akan terganggu. Dia senang dengan lingkungan dan
  suasana tempat dia sekarang bekerja sebagai reporter
  televisi. Disayangi para boss dan teman-teman. Dan
dia
  juga ingin menikmati lebih lama masa gadis-nya, masa
  dimana dia bebas lepas tidak terikat apapun, dimana
  semua yang berharap masih boleh berharap, dimana
  prospek masa depan yang jauh lebih cerah bisa saja
  tiba-tiba terbuka secara tak terduga-duga. Ya, kami
  harus menunggu. Aku harus menunggu sampai Angie
siap,
  atau barangkali saja berpaling dari aku.

  Tak lama kamipun kembali meluncur di interstate, ke
  arah barat. Destination: Albuquerque, lalu
berikutnya
  Flagstaff Arizona dimana kami akan menginap, 8 hours
  away. Lalu kami akan ke utara, Grand Canyon, lalu
Las
  Vegas.

  Lagu Bruce Springsteen yang sama kembali mengalun.
  "Ganti lagunya Angie?", sekilas aku menoleh
tersenyum,
  badai telah berlalu, dan Jeep Grand Cherokee yang
  handal itu berlari membelah kawasan utara Texas yang
  disebut Panhandle. Amarillo sudah lama kami lewati.
  Kuambil jalur kanan dengan kecepatan sedikit di atas
  65 mil per jam, pindah ke jalur kiri untuk melewati
  sebuah trailer yang bergerak lambat, lalu beralih
lagi
  ke jalur kanan. Sebentar kulihat dia mengutak-atik
  iPOD, mencari stasiun radio terdekat dan sebentar
  kemudian mengalun suara merdu melengking, mengalun
  tinggi. Sarah Brightman.

  Perjalanan kami masih sekitar delapan jam lagi,
namun
  panorama alam Texas yang terbentang luas memasuki
  negarabagian New Mexico yang makin kering dan tandus
  kini terlihat sangat indah, ohh alangkah indahnya.
  What A Wonderful World.

  I see trees of green, red roses too
  I see them bloom, for me and you
  And I think to myself, what a wonderful world

  I see skies of blue and clouds of white
  The bright blessed day, the dark sacred night
  And I think to myself, what a wonderful world

  The colours of the rainbow, so pretty in the sky
  Are also on the faces of people going by
  I see friends shakin' hands, sayin' "How do you do?"
  They're really saying "I love you"

  I hear babies cryin', I watch them grow
  They'll learn much more than I'll ever know
  And I think to myself, what a wonderful world
  Yes, I think to myself, what a wonderful world

  Oh yeah

  ROUTE I-40 WEST
  Oklahoma City - Amarillo - Albuquerque - Flagstaff
  October 2006

  Sato Sakaki
  Los Angeles, California


 
____________________________________________________________________________________
Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
http://autos.yahoo.com/new_cars.html 

Kirim email ke