Tengkyu Raden Ayu,
  Saya sudah beberapa kali mengungkapkan fakta ini, tapi kayaknya pada bebal 
bin buntu. Agak-agak kurang, lah..
   
  Debbie

radenayu asli <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Saya heran, mengapa kita begitu alergi terhadap
Israel?!!!Saya rasa Gus Dur adalah pemimpin kita yang
paling arif ketika beberapa tahun lalu ia menyatakan
akan buka hubungan dagang dengan Israel. Itu sudah
tepat! Kenapa kita tidak membuka hubungan diplomatik,
sementara Mesir yang pernah berperang dengan Israel
mempunyai hubungan diplomatik, begitu juga Yordania
dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.

Mendengar dari beberapa kawan Nasrani, kalau ada fihak
yang harus membenci Israel adalah kaum Nasrani, sebab
Israel yang menyalibkan Nabi Isa. Sementara Palestina
sendiri adalah negara sekular. Kelompok garis keras
dalam gerakan kemerdekaan Palestina, George Habbash
adalah seorang Kristiani, Dubes Palestina untuk PBB
Dr. Terzi juga Kristiani, isteri pejuang Palestina
Yasser Arafat adalah perempuan Kristen.

Lalu...lalu..lalu, kita seperti katak dalam tempurung.
Tidak melihat kenyataan-kenyataan itu seperti beberapa
negara Timur Tengah. Jadi kita berpikiran sempit. Jadi
kalau ada Dubes Israel berkunjung ke negeri kita,
memangnya apa yang merugikan kita? 

Salam kebangsaan,

RA

--- debbie sumual <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> So what Bapak Satrio? Tujuan Anda berepot-repot
> search di Wikipedia itu apa? Dengan judul imel Anda:
> Dubes Israel di Indonesia, itu kan stupido sekali..
> Udah jelas dia Dubes AS. Emang hebat provokator.
> 
> Di Amerika, puluhan juta warganya memeluk
> Judaisme, sama seperti Kristen, Islam, Kabalah, dan
> aneka ragam sekte. Kok kayaknya Judaisme itu sesuatu
> yg aneh sampai Anda harus menuliskannya dengan huruf
> tebal? Dan banyak warga Amrik yg dwi-warganegara,
> jadi tolong well-informed dikit.
> 
> Dan seperti kata Pak Mod, tidak semua keturunan
> Yahudi berasal dari Israel. Wah, gaul dong, Pak!
> Bisa aja dari Eropa Timur, Iran (Iran, nih!),
> Mediterania atau Eropa lainnya macam Belanda atau
> Belgia. Nah, itu di wikipedia disebutkan bahwa
> orangtuanya keturunan Polandia. Heran deh, kalau
> denger Yahudi, langsung dipikirnya orang Israel
> *geleng2 kepala*
> 
> Soal komentar Dewi Fortuna Anwar, ya sah2 aja.
> Emang bener kali, ya udah. Gini ya Mas... negara
> mana sih yang paling hebat korupsinya? Indonesia,
> kan? Jadi ya kalo Wolfowitz kurang gagah dalam
> memerangi korupsi, ya gimana orang negaranya gak
> korup. KITA NEEHHH.... Orang kita yang punya
> masalah, kok menuntut orang lain yg memerangi. Gila
> kali yee...
> 
> Debbie
> 
> radityo djadjoeri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sepertinya antara subyek dan data dari
> wikipedia kok nggak nyambung ya?
> Perihal "dual citizenship", siapa saja yang lahir
> di AS, walau orang tuanya bukan WN AS, otomatis dia
> jadi WN AS.
> Contohnya seperti Bu Wita (putrinya Pak Soedarpo
> Sastrosatomo), Nela (putri pak Taufik
> Abdullah/istrinya Cholid mantan wartawan Tempo) dan
> ribuan orang Indonesia lainnya.
> 
> Kalau tak salah ada batasan umur hingga 17 tahun
> untuk memilih salah satu kewarga negaraan. Kebetulan
> Paul Wolfowitz memilih jadi WN AS, bukan Israel.
> Saya sendiri kurang yakin kalau orang tua Paul -
> walau Yahudi - adalah asal Israel. Siapa tahu
> imigran dari negara lain (misal Eropa Timur) yang
> langsung ke AS? Kalau dinalar, ada yang janggal/ Itu
> kalau melihat dia kelahiran tahun 1943 di Ithaca.
> Israel berdiri tahun berapa coba?
> 
> Atau barangkali Mas Satrio yang memasukkan
> data-data Paul tersebut ke wikipedia? Seperti halnya
> data "prestasi" Anda yang juga dimasukkan ke situs
> itu? Kalau bukan Anda, pasti orang iseng.....
> 
> 
> 
> Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> 
> Dari milis ismes (mungkin penting juga buat para
> jurnalis):
> 
> Rekans,
> 
> Selama ini selalu muncul pro dan kontra ttg masalah
> hubungan Indonesia - Israel.
> Ternyata... pada tahun 80an seorang warga Israel
> menjadi Dubes di Indonesia.
> Dan ... menarik juga disimak komentar Prof. Dr. Dewi
> Fortuna Anwar ... 
> 
> Perhatikan data-data di bawah ini:
> 
> Paul Dundes Wolfowitz (b. December 22, 1943) is an
> American academic and political figure. He is
> currently the President of the World Bank. A former
> aide to Democratic Senator Henry M. Jackson in the
> 1970s, Wolfowitz also served in the U.S. Defense
> Department, as Director of Policy Planning and
> Assistant Secretary of State for East Asian and
> Pacific Affairs at the U.S. State Department, as
> U.S. Ambassador to Indonesia, and as Deputy
> Secretary of Defense in the Administration of George
> W. Bush. Wolfowitz has dual citizenship in both the
> US and Israel.
> 
> Born: December 22, 1943 Ithaca, New York, USA 
> Residence: Chevy Chase, Maryland 
> Office: 10th President of the World Bank 
> Term: 1 June 2005 – Predecessor James Wolfensohn 
> Religion: Judaism 
> Salary: $302,470 USD 
> Children: Sara, David, Rachel 
> Spouse: Clare Selgin Wolfowitz (1968-2002) 
> Website: http://www.worldban k.org/
> 
> From 1986-89 Wolfowitz was the U.S. Ambassador to
> the Republic of Indonesia while General Suharto was
> president. 
> 
> Former foreign policy adviser Dewi Fortuna Anwar
> told ABC News that Ambassador Wolfowitz "was
> extremely able and very much admired and well-liked
> on a personal level, but he never intervened to push
> human rights or stand up to corruption."
> 
> SUMBER: http://en.wikipedia .org/wiki/
> Paul_Wolfowitz 


         

Kirim email ke