Susahnya orang2 seperti itu yang menduduki tempat2 yang berpengaruh.  Dan tentu 
saja mereka yang merasa begitu berkuasa (siapa tidak 'giddy' dengan perasaan 
penuh kuasa melihat bahwa dia bisa menggerakan masa?), tidak akan mau 
melepaskan kekuasaannya tsb. 

Dan juga wanita2 yang berada didalam kerangkeng itu, yang dari kecil diajarkan 
bahwa mereka tidak bisa berpiki utk. diri sendiri, selalu harus ada seorang 
laki2, betapapun muda umurnya maupun bodoh orangnya, walinya itu berkuasa atas 
diri dia -- mereka tidak tahu bahwa mereka sama haknya dengan pria.

Tetapi jika ada yang bersuara, maka bukan hanya di protes, melainkan diancam 
dibunuh.  Lihat saja nasib Ayaan Hirsi Ali  Dia diancam dibunuh hanya karena 
dia ingin melepaskan wanita2 muslimin di Eropa dari belenggu ini.

Kalau sempat, bacalah buku2-nya, The Caged Virgin, dan Infidel.  

salam,

amartien

ati gustiati <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                  
masalahnya mereka ini membaca kitab yg ditulis ribuan tahun yg lalu dimana isi 
nya sarat dengan kehidupan era zahiliyah dimana kekejaman atau pelecehan2 
terhadap kaum wanita masih di anggap syah, dimana kedudukan para wanita tak 
lebih dari seorang budak yg bisa dilecehkan oleh para lelaki yg menganggap 
dirinya seorang Imam, seorang kaum yg layak di mata Allah, hanya sayangnya 
hingga hari ini ya hingga hari ini ketika kebudayaan ribuan thn yg lalu itu 
seharusnya sudah punah ternyata masih saja belum bergeser dari evolusi 
kebudayaan manusia, Islam selaras dengan artinya adalah "ketenangan"  peaceful 
religion, are we ?
  Bagaiamana kita bisa meng claim Islam adalah peaceful religion bila tindakan2 
kita tidak mencerminkan perdamaian ? bila yg kita munculkan dalam sikap kita 
adalah permusuhan, kebencian, pelecehan terhadap wanita ? sebagian muslim telah 
berhasil mencapai ketenangan hidup (peaceful) karena mereka telah bergeser dari 
belengu kebudayaan yg  menjerat mereka ribuan tahun yg lalu, mereka hidup dalam 
konsep ber Tuhan dan bermasyrakat sesuai dengan misi Islam yaitu Peaceful 
Religion.
   
  Bagi mereka kelompok yg masih hidup dalam era  zahiliyah tentunya akan cukup 
sulit utk berpikir secara logik karena benak mereka memang sudah kadung di 
penjarakan oleh kebodohan2 dan kezoliman2 yg terjadi di abad zahiliyah, inilah 
kelompok yg akhirnya dengan leluasa memporak poranda misi Islam karena misi 
mereka adalah menghancurkan kehidupan bukan mendamaikan kehidupan .
   
  Bagiamana dunia bisa mengatasi kelompok ini ? kita semua sudah menyaksikan 
bagiamana panggung dunia sudah porak poranda mengadu domba manusia dengan 
segala keangkuhan nya yg bodoh.
   
  salam
  omie

amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Ahli mengenai keluarga di Arab Saudi mengutip apa yang dikatakan oleh nabi:

"meskipun seorang isteri menjilat nanah dan darah yang keluar dari hidung 
suaminya, dia masih tetap saja belum patuh terhadap semua hak2 suaminya".

Ahli2 seperti inilah yang menjadi tantangan bagi  muslimin yang menghendaki 
kehidupan modern di abad ke 21 (dimana semua orang diakui mempunyai hak2 yang 
sama).

Sulit untuk mengubah pandangan seseorang jika pandangan tsb. berdasarkan ayat2 
agama yang dianggap datang langsung dari Tuhan.

Sulit karena di agama Islam tidak ada kebebasan berpikir.

Sulit karena di Islam banyak mulah2 atau ahli2 agama seperti ini beserta dengan 
pengikut2-nya  yang bukan saja tidak toleran melainkan ganas sekali terhadap 
orang2 yang berbeda pendapat dg. mereka.

Bagaimana muslimin bisa maju jika 50% dari muslimin diperlakukan seperti ini????


  http://memritv.org/Transcript.asp?P1=1447
   
  5/9/2007   Clip No. 1447
   
  Saudi Expert on Family Affairs Dr. Ghazi Al-Shimari Explains Wife Beating in 
Islam and States: If a Wife Licks Pus and Blood Coming Out of Her Husband's 
Nose - She Still Would Not Have Observed All His Rights <!--[if 
!vml]--><!--[endif]-->
  Following are excerpts from an interview with Dr. Ghazi Al-Shimari, a Saudi 
expert on family affairs, which aired on Iqra TV on May 9, 2007.
  Ghazi Al-Shimari: Beating is undoubtedly one of the methods to reform 
[wives]. However, it should be preceded by admonishment. The husband should 
remind his wife of the will of Allah. He should say: "Wife, if you pray your 
five daily prayers, maintain your chastity, and obey your husband – you will 
enter Paradise." He should tell her to be like the woman about whom the Prophet 
said: "Any woman whose husband is pleased with her when she dies enters 
Paradise."
  [...]
  If this doesn't work, he should move to the phrase of "abandonment,"  which 
refers to sleeping in separate beds. Abandonment could mean that he would sleep 
in a separate room, wouldn't talk to her, and so on. If abandonment doesn't 
work, we move to beating, but as the religious scholars have said, beating in 
this case is not the kind that draws blood or breaks teeth. They said it is 
similar to beating with the edge of his garment or a toothpick. But as you 
said, some people misunderstood this, and so, many poor women had their legs 
broken.
  Interviewer: Of their heads.
  Ghazi Al-Shimari: Yes. According to a hadith, Umm Zar' said to 'Aisha: "My 
husband is the epitomy of stupidity and impotence. He is afflicted with every 
possible defect. Either he wounds me, or breaks my bones, or both." This poor 
woman said that her husband was a stupid idiot, and that on top of that, he 
didn't even know how to have sex. But "when he talks to me, he  wounds me, 
breaks my [bones], or both."
  Interviewer: Someone like that reads the verse as "bite them," instead of 
"admonish them."
  Ghazi Al-Shimari: Nice. So when some people understood the beatings this way, 
the women of the Quraysh tribe went to the Prophet to complain. They said: "Oh, 
Prophet of Allah, the men have begun beating us." So the Prophet decided: 
"Don't beat the women who serve Allah." Then Omar came and said: "Oh Prophet of 
Allah, the women have become insolent. We cannot take it anymore. You said not 
to beat women who serve Allah, so what should we do with them?" So the Prophet 
approved [beatings], but said that those who beat "are not the best among you."
  [...]
  The Prophet said: "If I were to order anybody to bow before anyone, I would 
order the wife to  bow before her husband." The husband's rights are very 
great. Therefore, according to a reliable Hadith, a woman said: "Oh Prophet of 
Allah, I will not marry before you tell me what my husband's rights from me 
are." The Prophet said: "Do you really want to know?" She said: "Yes." He said: 
"If pus or blood comes out of your husband's nose and you lick is up, you still 
will not have observed all his rights." The rights of the husband are great, 
and you must observe them.

 
        

---------------------------------
Give spam the boot. Take control with tough spam protection
in the all-new Yahoo! Mail Beta. 
     
                       

Reply via email to